Rabu, 19 Januari 2011

Taubat ( IMAN AL GHOZALI, DARI BUKU MEMPERTAJAM MATA BATHI DAN INDRA KEENAM. ..KITAB MA''RIFAT TERLARIS)

Ketahuilah orang -orang salafus sufi ( ulama sufi di jaman dahulu) , mudah meraih karomah, mudah memberdayakan mata batinnya untuk memandang keajaiban.
yang mana orang-orang awam ( manusia umum ) tidak mampu melakukannya . Hal ini tersebut karena mereka - para sufi - memiliki ilmu . dengan ilmunya , mereka melakukan riyadha-riyadha ( latihan -latihan dalam beribadah. Sehingga jarak antara dirinya dengan Allah sangat dekat sekali. jika tegak berdiri shalat , maka hatnya seolah-ilah berdialong langsung dengan tuhannya. Setiap keinginannya ( yang baik ) hampir semuanya di kabulkan oleh Allah.

Untuk mencapai puncak Ma' rifat dan manjadikan mata batin awas dalam memandang segala yang gaib , maka tahapan awal yang harus di tempuh adalah taubat.
Sesungguhnya setiap saat, manusia berbuat dosa, baik kecil maupun besar, baik disadari atau tidak.
Dosa-dosa itu ibarat debu yang menempel pada mata hati. Apabila di biarkan akan menjadi kerap dan hati sama sekali tertutup, maka mata hati menjadi gelap, Pikiran- pikiran kotor dan jahat memenuhinya setiap saat.

Sedangkan untuk dapat memberdayakan mata batin dalam memandang keajaiban, di perlukan hati yang bersih, Hati ibarat cermin , jika tertutup debu, maka tak akan mampu menampakkan bayangan.jika cermin bersih , bayangan akan tampak jelas, jika hati bersih , maka mata batin dapat menmbus keajaiban -keajaiban . inilah yang di sebut karomah.

Langkah pertama sekali yang harus di tempuh sebagai riyadha ( latihan ruhani ) adalah taubat, dalam pandangan sufi , yang menyebabkan manusia jauh dari Allah adalah karena dia berbuat dosa, Dosa mengotori hati, sehinga hati berkerak, tidak bisa melihat keajaiban -keajaiban yang datang dari Allah. para nabi menerimah wahyu karena hati mereka bersih dari dosa, sedangkan manusia, jika bersih dari dosa, tidak ada hijab ( pembatas ) antara dirinya dengan sang Khalig, Ia mudah menerimah ilham.

jika kita bertekad untuk membuka hijab dan ingin memiliki daya ketajaman mata batin, maka tindakan pertama yang harus dilakukan adalah membersikan dirinya dari segala macam dosa dengan jalan bertaubat.

Syarat seseorang bisa menempuh jalan taubat ialah ia harus mengetahui atau menyadari tentang berbahayanya dosa. Ia harus sadar bahwa dosa merupakan dinding penyekat antara hambah dengan Allah. Sahl bin Abdillah At Tasturi berkata, '' Taubat adalah menggantikan perbuatan -perbuatan tercelah dengan perbuatan terpuji. yang demikian itu tidak akan sempurna kecuali jika Ia menyendiri, diam , dan makan makanan yang halal , '' menyendiri dan diam maksudnya ialah merenungi dosa-dosa yang pernah di lakukan.

Mengapa harus mendahulukan taubat? Ibarat seseorang yang hendak memasuki istana dan ingin bertemu raja. Mana mungkin ia bisa menginjakkan kaki kedalamnya untuk membersihkan diri , ketika telah bersih dari kotoran, barulah diperbolehkan memasuki istana sang raja,

Taubat merupakan pintu pertama yang harus di lewati. tahapan ini adalah merupakan perubahan dan pertanda kehidupan baru. karena taubat sebagai batas antara kehidupan yang gelap dengan terang. Taubat mengandung makna ' kembali ' jika semula atau , seseorang yang bertaubat berarti dia kembali ke jalan yang benar setelah hidup di jalan yang salah.

Setiap Hambah Allah wajib bertaubat atas dosanya, Banyak dalil yang menerangkan betapa orang yang mau bertaubat, ia akan beruntung, Keberuntungan itu karena dengan mudahnya ia dapat menempuh menuju Ma' rifatllah, misalnya dapat dijumpai dalam Alqur'an 
Dan bertaubat kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung,( QS. An Nur 31 ) 
Sahabat nabi saw, yang bernama Anas bin Malik ra. berkata, 
''Aku pernah mendengar Rasulullah saw, bersabda: 
Seorang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa, dan jika Allah mencintai seorang hambah pasti dosa tidak akan membahayakannya ( HR, AL Hakim,At Turmudzi dari Abu Said Al Khudri ra. )
kemudian beliau membaca ayat: 
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang -orang yang suci. ( QS Al Baqarah 222).
Tiba-tiba seorang sahabat bertanya , ''Wahai Rasul , apa tanda taubat?'' Maka Beliau saw, menjawab , ''Menyesal ,'' 
 Anas bin Malik ra, juga pernah mengabarkan, bahwa Rasulullah saw, bersabda, '' Tidak ada sesuatuh yang lebih dicintai Allah melebihi seorang pemuda yang bertaubat,''
Di sebutkan dalam ayat 222 surat Al Baqarah,''orang-orang yang suci''yang di maksudkan adalah hambah Allah yang telah bertaubat, menyesal dan tidak mengulangi perbuatan buruknya maka inilah yang di maksud sebagai orang -orang suci.
Seorang ulama salaf berkata, '' Taubat adalah awal tempat pendakian orang-orang yang mendaki ( menempuh jalan sufi ) dan merupakan magam pertama bagi sufi pemula. Hakikat taubat menurut arti bahasa adalah ' kembali ' kata taba berarti kembali, maka taubat maknanya juga kembali.artinya kembali dari sesuatu yang dicela dalam syariat menuju sesuatu yang di puji dalam syariat .''
Arti taubat ( taubat ) yang lain, menurut ulama sufi ialah penyesalan diri terhadap segala perilaku jahat yang telah dilakukannya. menurut Ibnu Qayyim. Taubat ialah kembalinya seorang hambah kepada Allah. menjauhkan diri dari jalan yang dibenci Allah menuju jalan yang lurus,'' sedangkan menurut al- katabadzi, taubat itu mempunyai tiga katagori, pertama, meninggalkan segala kemaksiatan dan berbuat baik secara terus menerus , kedua, keluar dari kejahatan dan memasukkan kebaikan karena takut murka Allah , ketiga , secara kontinu bertaubat walaupun tidak berbuat dosa.
Syarat yang paling pertama sekali dalam pertaubatan ialah seseorang menyesal dari perbuatan dosa masa lalu, kemudian azam ( niat / tekad ) yang kuat. sedangkan penyesalan itu tidak akan muncul dalam hati seorang jika ia tidak menyadari akan kesalahannya, jika ia telah menyadari betapa masa lalu telah berbuat jahat, maka barulah muncul niat.
penyesalan merupakan kesedihan, rasa sakit dalam hati,kerisauan dan rasa cemas. Hal itu di rasakan ketika seseorang menarik kembali ingatannya kepada masa lalu. Tanda-tanda orang menyesal ialah, suka merenung, suka berpikir , menyendiri,menangis hingga mengeluarkan air mata.
Dosa ibarat racut yang berada di dalam madu, bagi orang yang tidak mengetahui bahwa di dalam madu ada racut, tentu akan tertarik untuk meminumnya, ketika meminum akan merasakan kenikmatannya. Tetapi kenikmatan itu tidak akan berlangsung lama. yang muncul kemudian adalah rasa sakit dan penderitaan, rontoknya rambut dan lumpuhnya anggota badan.

Tidak bisa diingkari , perbuatan dosa memang menyenangkan namun tidak berlangsung lama.yang tersisa dari perbuatan jahat itu adalah penderitaan jiwa, Derita jiwa yang terus menerus itu akan bisa berakhir jika tidak di sebuhkan dengan taubat.

Oleh karna itu sebuah hadis mengatakan,'' duduk-duduklah ( berkawanlah ) bersama orang-orang ahli taubat, sesungguhnya mereka lebih halus hatinya.''

Menurut Iman Al Ghazali, bahwa syarat penyesalan yang sempurna adalah mengembalikan pikiran kepada masa lampau yaitu ketika hari pertama ia baligh ( dewasa ) dengan umur atau dengan mimpi. Hendaknya seseorang meneliti apa yang telah di lakukannya semejak awal balighdari tahun ke tahun, dari bulan ke bulan, dari hari ke hari,dari tarik nafas ke tarik nafas. kemudian menengok, apakah perjalanannya selama ini telah diisi oleh ibadah wajib, Ataukah ibadah wajibnya ditinggalkan,berapa banyak dosa di lakukannya.
Orang yang bermaksiat, wajib memeriksa atau meneliti mulai dari permulaan baligh.terhadap pendengaran,penglihatan, lisannya, perut,tangan, kaki, kemaluan, dan anggota tubuh lainnya.kemudian menengok pada semua harinya dan jamnya. lalu memerinci kejahatan-kejahatan ( kemaksiatan ) mulai dari yang besar hingga dosa yang kecil. jika telah semuanya teringat, maka kemudian hati harus nadam ( menyesal ) dengan sedalam -dalamnya dari rasa penyesalan itulah akan timbul taubat, setiap keburukan yang pernah dilakukannya harus di ganti dengan kebaikan, Rasulullah saw bersabda , ''Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, pasti kebaikan itu menghapusnya,'' sementara itu di dalam Al Qur' an surat Hud ayat 114, Allah berfirman ,''Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus ( dosa ) perbuatan-perbuatan  buruk.''

Setiap kemaksiatan ( kejahatan dan keburukan ) itu membawah kegelapan yang akan menutupi hati dari nur kebenaran, kegelapan hati tidak dapat di lawan kecuali dengan sesuatu yang berlawanan dengan itu, Kemaksiatan harus di lawan dengan Kebaikan. oleh sebab itu dalam menempuh jalan taubat, seseorang yang menyesal harus melawan keburukannya dengan kebaikan.

Adapun kesalahan yang berhubungan dengan manusia, maka penyesalan harus diikuti dengan permintaan maaf kepadanya. kesalahan kepada sesama itu misalnya menganiaya, menyakiti hatinya, atau merusak kehormatannya . Hal ini , selain bertaubat kepada Allah , seseorang harus meminta keikhlasan hati orang yang dianiaya.

perbuatan penganiayaan tidak cukup ditebus dengan meminta maaf secara lisan, namun seorang harus berbuat baik, jika ia pernah merampas hartanya, maka dapat dihapus dengan cara mengembalikannya, jika seorang yang dianiaya itu tidak ada , boleh diberikan ahli warisnya. jika ahli warisnya tidak dijumpai, maka harta itu dikembalikan kepada Allah dalam bentuk sedekah.

Oleh sebab itu, orang yang benar-benar ingin menempuh jalan sufi, maka haruslah bertaubat. Syarat bertaubat harus menengok kebelakang, dosa apa saja kiranya yang telah diperbuatnya, Barangsiapa yang pandai memeriksa dirinya, maka ia akan terdorong azam ( niat ) untuk bertaubat.

Setelah menyadari kesalahan di masa lalu, maka harus ada niat kuat untuk meninggalkannya. Tentu saja, untuk merealisasikan niat itu memang sulit karena banyak godaan, kadang-kadang gagal ditengah jalan, Tetapi haruslah terus menerus diusahakan dengan tetap menanamkan rasa takut dan harap kepada Allah.

Kebiasaan-kebiasaan buruk ( jahat ) yang menimbulkan dosa harus Di jauhi. Seseorang harus hijrah dari sifat mebinasakan kepada sifat yang menguntungkan. Hiijrah. tidak hanya berati berpindah tempat. Namun berpindah kebiasaan juga termasuk itu, Kemudian seorang harus Uzlah, yaitu menyingkir dari pergaulan yang merusak dan penuh maksiat.

Setelah berhijrah dari keburukan kepada kebaikan, maka seseorang haruslah menanamkan azam yang kuat untuk tetap menapaki jalan kebenaran di masa-masa yang akan datang.

Taubat yang di sebut di atas adalah taubat kaum awwam yaitu taubat dari kesalahan atau dari maksiat Inilah taubat yang paling dasar, pelakunya dituntut untuk memenuhi persyaratan minimal seperti tersebut di atas.

Pada tingkatan berikutnya( tingkatan kedua ). taubat bermakna kembali dari jalan yang baik menuju kejalan yang lebih baik ,Taubat dalam tingkatan ini disebut inabah, Taubat semacam ini biasa di lakukan oleh kaum Muqarrabin, Sebagai diisyaratkan dalam Al Qur' an :
Dan di katakan kepada mereka , 'Inilah yang telah dijanjikan kepada setiap orang yang selalu kembali kepada Tuhan dan senantiasa memlihara fitra dan amal perbuatannya, yang takut kepada Tuhan yang maha pemurah, dalam keadaan menyendiri dan datang kepada dia dengan bertaubat.
( QS. Qaf 32-33 )

Taubat pada tingkatan ini akan senantiasa menimbulkan upaya untuk meningkatkan kwlitas ibadah seseorang menuju pada tingkatan yang akhir, yaitu kesempurnaan , Orang yang telah bertaubat pada tataran ini mempunyai keyakinan bahwa ibadah yang dilakukan selama ini jauh dari sempurna dan selalu berkurang dalam beribadah dianggapnya sebagai suatuh kesalahan terha-dap Allah swt.

orang yang bertaubat dalam tingkatan kedua ini mempunyai semangat hidup yang berapi-api Ia senantiasa ingin hari esok lebih baik daripada hari ini, Ketika selesai shalat, maka hatinya justru tidak tenang karena merasa shalatnya kurang sempurna, Ia merasa berdosa kepada Allah karena tidak mampu memenuhi kewajibannya, Oleh karna itu, ia terus menerus meningkatan mutu shalatnya, Semakin lama semakin sempurna.

Taubat tngkatan pertama dan kedua itu barulah dalam rangka melawan nafsu. Dimana melawan nafsu demi membebaskan diri dari maksiat, baik yang dhahir maupun maksiat bathin. perjuangan taubat semacam ini, belum tentu bisa diselesaikan , Artinya seseorang belum tentu lulus dari memenuhi kesempurnaan taubat, Karena kemaksiatan batin baru bisa dihilangkan ketika seseorang berada dalam maqam zuhud.
Sedangkan taubat dalam tingkatan ketiga, disebut aubah, yang bermakna kembali yang terbaik menuju Allah , Taubat ini disebut juga taubatur rasul karena lazim dilakukan oleh para nabi. Dalam taubat semacam ini seseorang dimotivasi bukan karena apa pun ( tidak karena takut neraka atau mengharap surga ), namun semata karena kecintaan / kepatuhannya kepada Allah .Seseorang yang mampu menjalani taubat semacam ini, sudah, sudah barang tentu ia mencapai maqam wara,

Taubat baru dapat dianggap sebagai penghapus dosa jika memenuhi beberapa persyaratan, antara lain sebagai berikut:
a, Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan 
b,Meninggalkan perbuatan maksiat tersebut .
c,Bertekad sepenuh hati untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat tersebut.

Ketiga syarat jika menyangkut dosa seorang hambah terhadap Allah, jika maksiat ( kejahatan ) itu terhadap sesama manusia selain syarat di atas, di tambah lagi dengan :
d,Jika maksiat tersebut berkaitan dengan harta, maka diharuskan mengembalikan harta tersebut kepada pemiliknya, jika pemiliknya tidak ada, maka kepada ahli warisnya, dan jika ahli warisnya tidak di jumpai, dikembalikan kepada Allah dengan memberikan kepada sabilillah, jika maksiat tersebut menyakut kehormatan seseorang, maka orang bertaubat harus meminta maaf.

Apa bila taubat ini di lakukan dengan sungguh-sungguh dan memenuhi syarat-syaratnya, maka seseorang akan kembali menjadi fitra : kembali menjadi suci sebagaimana ketika ia baru di lahirkan .
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.