Kamis, 27 Januari 2011

SALING MENASIHATI DALAM KEBAIKAN

Wahai saudaraku, tahukah engkau orang yang jernih dan suci jiwanya? Mereka adalah orang yang ingatannya semata -mata tertujuh kepada Tuhannya. Karena senantiasa mengingat Tuhannya, sehingga ia lupakan dunia.

Bila engkau tenggelam dalam urusan duniawi, bila engkau lupa terhadap akhirat, bila engkau tidak punya rasa malu kepada Tuhanmu, maka dengarlah nasihat saudaramu sesama iman. Terhadap saudara sesama iman janganlah bersilang pandang dan berselisih, sebab orang beriman jika menasihati saudarahnya seperti halnya menasihati dirinya sendiri. Nasihatnya tulus ikhlas demi kebaikan .

Orang beriman itu menjadi cermin bagi orang beriman lainnya.

Ketahuilah bahwa orang beriman itu suka sekali memberi nasihat yang benar dan baik kepada sesama orang beriman. Ia pandai membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Hati nya suci karena Allah menuntut dan membimbingnya,Oleh karenanya, setiap kata -kata yang dinasihatkan senantiasa mengandung hikmah teramat dalam.

Sesungguhnya, aku ( Abdul Qadir ) adalah penasihat bagimu, Aku tidak membutuhkan balasan kebaikan apa pun dari amalanku ini, karena aku menyadari bahwa akhiratku kudapatkan dari Allah, Aku sama sekali tidak mengejar duniapun, Dan aku juga bukan menghamba akhirat, Tetapi ketahuilah, aku senantiasa menghambakan diri hanya kepada Allah. Karena Dia adalah Dzat yang maha Kekal dan Abadi.

Wahai saudaraku, tanggalkanlah sifat ujubmu di hadapan Allah, sifat ujub ialah merasa benar dan hebat, jangan pula engkau ujub kepada makhlukmu. Engkau harus menyadari bahwa dirimu mempunyai sifat yang manusiawi. Agar sifat manusiawi tidak menguasi dirimu, maka hendaknya engkau merendahkan jiwamu. Ingatlah, sesungguhnya kejadianmu itu hanyalah berasal dari nuthfah, yaitu campuran yang asalnya dari sulbi ayahmu dan taraib ibumu: air hina dan menjijikan , pada akhirnya engkau pun mati dan menjadi bangkai yang busuk. Menjadi santapan cacing-cacing tanah, Mengapa engkau harus menyombongkan diri dan merasa diri lebih hebat? janganlah sekali-kali menjadi manusia yang rakus dan menghambakan diri kepada nafsu,
Nabi Saw, bersabda:  Lebih berat siksa Allah bagi hambaNya yang mencari sesuatu yang tidak dibagikan untuknya.

Wahai saudaraku, bukankah engkau makhluk Allah yang lemah? Engkau hanya melihat orang lain beruntung, maka benarlah ulama berkata,'''Barangsiapa yang tidak melihat orang beruntung maka dia tidak beruntung,''

Engkau melihat orang beruntung tetapi sayangnya, hanya melihatnya dengan mata kepala saja, bukan mata hati, padahal mata hati itu lebih tajam dari pada pandangan mata. Hanya dengan bashira, melihat dengan mata hati, engkau akan dapat menemukan hakikat kebenaran,
Allah swt , berfirman: Maka Sesungguhnya mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah mata yang di dalam dada, ( QS.Al Hajj 46 )

Sifat rakus merebut duniawi dari tangan orang lain, menjual agama dengan nilai yang sedikit, menukar yang kekal dengan yang fana, ketika imanmu menyusut, maka perbaikilah kehidupan mu hingga engkau benar-benar tidak membutuhkan orang lain.

Apabila iman di dada telah sempurna, maka mendekatlah engkau dan serahkan dirimu secara total kepada Allah Azza Wajalla, Bebaskan hatimu dari segala duniawi, bebeskan hatimu dari harta benda, dan terhadap apa saja yang kamu lihat, Serahkan apa saja yang ada pada genggamanmu untuk keperluan sanakdan suadara, jadilah engkau sebagai orang yang seakan-akan berhadapan dengan malaikan maut telah mencabut nyawamu, seakan-akan bumi mengaga hendak menelanmu, seperti gelombang dahsyat menyedotmu kedalam lautan dan menenggelamkannya , Barangsiapa yang telah sampai pada kemauan ini, pasti hukum sebab akibat tidak berpengaruh, karena keberadaan itu hanya menurut pandangan lahiriah saja: bukan menurut alam batin.

Wahai saudaraku, jika engkau mampu melepaskan diri dari himpitan duniawi, maka lakukanlah, jika tidak , maka bergegaslah mengadu kepada Allah, Bergantunglah di bahwa rahmatNya hingga himpitan duniawi itu longgar bagimu, Sehingga himpitan dunia itu bisa terlepas dan hatimu menjadi bebas.

Ingatlah wahai saudaraku, Ingatlah sesungguhnya Allah ituMaha kuasa atas segala sesuatu, Masukilah pintuhNya..Mohonlah KapadaNya agar Dia membersihkan hatimu dari sesuatu yang mengotorinya, Sesuatu itu penuhilah hatimu dengan iman , Ma' ri'fat, ilmu dan berkarya, Mohonlah kepadaNya agar engkau mendapatkan keteguhan hati dan ketenangan jiwa untuk bertaqarub, Agar Dia menyibukkan organ tubuhmu dengan ketaatan kepadaNya, Carilah semua itu dariNya , jangan engkau mencari selain dari pada Nya.

Ketahuilah bahwa gerakan lisan yang tidak disertai dengan gerak hati, tidak akan mampu mengantarmu sampai kepada Allah. Karena sesungguhnya perjalanan yang engkau tempuh adalah perjalanan hati Kedekatanmu denganNya juga kedekatan hati , Amalan hanyalah berfungsi untuk memelihara tubuhmu dari syariat, agar tawadhu ( rendah diri ) dalam beribadah.

Barangsiapa yang menjadikan lisanya ( lidahnya ) sebagai tolak ukur, maka sungguh ia tidak mempunyai ukuran, Barang siapa menampakkan amal kebaikannya kepada manusia , maka sesungguhNya ia tidak dianggap beramal , oleh seba itu  usahakanlah beramal dengan cara sembunyi-sembunyi, janganlah engkau lakukan dengan terang-terangan, kecuali amalan wajib, ini merupakan pondasi , maka tiada guna engkau melakukan ibadah jika pondasi keimananmu tidaklah kokoh.

Dasar amal itu adalah tauhid dan ikhlas, Barangsiapa tidak punya tauhid maka dia tidak punya ikhlas, Dan ia dianggap tidak lah beramal, oleh karena itu amalan hendaknya dilandasi dengan tauhid dan ikhlas, selanjutnya letakkanlah amalanmu itu dengan kekuatan keimanan ; bukan kekuatan musyrik dan munafik , orang yang mengesakan Allah adalah orang yang mengangkat kemampuan amalanya semaksimal mungkin, sedangkan munafik tidak demikian , ya Allah , jauhkanlah kami dan orang munafik meliputi segala perbuatan .
Ya tuhan kami , berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat, dan selamatkanlah kami dari siksa api neraka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.