Kamis, 27 Desember 2012

malam yang begitu lelah sekali suda hampir 6 hari aku harus jauh dengan orang yang aku cintai. lebih baik aku pulang kerumah badan ini rasanya mau remuk , berjalan lah seorang laki -laki dengan lulai dan mobil umum , sesampai dirumah dia langsung memberikan sesuatuh buat anak  anak dia  dalam penak dan pikirannya sebenarnya apa yang aku cari di dunia ini , sampai berapa malam aku harus jauh dari anak dan istriku yang sedang sakit , aku tak tau harus bagaimana dengan istro ku ini sudah lama harus terbaring di kamar tidaurnya, hari ini istriku tak mau makan padahal aku telah membelikan sebukus nasi buat dia ada apa ini malam kenapa cuaca malam ini sepi sekali , kenapa hati ku terasa sedih sekali dan kenapa anak aku minta tidur dengan aku , entahlah mudah -mudah han tak terjadi apa -apa ini malam, sehabis sholat aku barikan badan ini yang sudah remuk sekali , lalu aku pun tertidur saat tengang malam anakku yang tidur denga aku terbangun dia teriak ibu -ibu , karna aku masi ngatuk aku biarkan anak itu pindah kekamar istriku yang sedang sakit, satu jama lama nya aku terbangun karena anak ku teriak kencang sekali ibu-ibu membuat aku terbangun dari tidur ku, saat aku liat dai sedang menangis di kamar istriku yang sedang sakit waktu itu jam 4 pagi lalu aku bangun dan berkata kepada anak ku , kamu kenapa sayang kenapa kamu membangun kan ibu kamu yang sedang sakit , dan terus menagis lalu aku pegang istriku ternyatah dia sudah tak ada , aku langsung binggu dan dia lalu aku berteriak keumah kakak istri aku , maka bangun llah semua orang di rumah , aku hanya dia tak banyak bicarah , yang aku pikirkan apakah aku mimpih malam ini ataukah memang sudah takdir istriku harus pergi tampa pesan apapun , lalu aku serakan semua nya kepda allah swt inikah yang di namakan takdir perjalana hidup ku dan anak -anakku , dai yang pergi begitu cepat sekali karena dai harus melawan kangker yang ganas di dalam tubuhnya , 
apakah ini ujian yang selalu datang terus menerus , apakah ini dosa yang pernah aku perbuat wkt dulu , aku pun terus menyalahkan diri ini , tapi aku sadar ini adalah kehendaknya , jika dia sudah datang tak ada satu pun yang dapat menjegahnya , aku pasrah dan berdoa , dalam otak ku semua pasti akan kembali ke pemiliknya , dia adalah seorang istri yang teramat ku cintai tapi masi ada yang lebih mencintai dia ya itu allah swt , 


kau  yang  teridanh dalam hidup ku ini 
kau yang memberikan suatuh tentang hidup
kau yang memebrikan sebuah cinta dan keihklas dalam hidup ini 
kau kau hanya kau lah istri yang soleha 
maaaf kan aku yang tak bisa membuat mu bahagia 
 . Read More..
Read More..

Minggu, 18 Desember 2011

Ketika Belahan Hatiku Wafat


ImageTelah datang surat ke email saya, ketika seorang ayah mulia mengabarkan kedua putra kesayangannya yang wafat.. maka kutulis surat ini untuknya dan untuk semua orang tua yang ditinggal wafat oleh putra atau putri tercintanya..
Limpahan Puji Bagi Sang Matahari Kelembutan yang selalu bersinar cerah tak mengenal redup dan terbenam, Limpahan Shalawat dan Salam atas Nabi dan Imam Tunggal kami Sayyidina Muhammad saw yang memimpin seluruh manusia di hari kiamat kelak, Maha Suci Allah, Maha Raja Yang Menegakkan Kerajaan Alam dengan segala keindahan dan kemegahan,
ImageMaha Suci Allah Yang Maha Menghamparkan Bumi dengan segala isi dan keajaibannya, ditebarkannya seluruh benda, bebatuan, hewan, tumbuhan, yg setiap satu dari makhluk makhluk itu kesemuanya dirangkai Nya dari trilyunan sel dan molekul yg masing masing sel itu bekerja bagai para pekerja yg tak mengenal lelah dalam tugasnya, milyaran sel yg menjadi rangkaian mata, milyaran sel yg menjadi rangkaian telinga, milyaran sel yg merekam penglihatan, pendengaran, pertumbuhan rambut, pertumbuhan tubuh dan tugas tugas lainnya,
Maha Suci Allah, Yang Menciptakan Adam as dari segenggam tanah lumpur.. maka ditumbuhkan Nya tubuh Adam as dengan segala kesempurnaan sebagai mesin yg paling sempurna di Bumi, Maha Suci Allah Yang Maha Menghembuskan Ruh ke tubuh Adam as, dan lalu Dia swt Menyimpan milyaran sel manusia penduduk bumi didalam Sulbi Adam as.. Lalu seluruh sel itu masing masing menanti Pengaturan Sang Maha Raja untuk berpindah pindah dari sulbi ke sulbi.. setiap dari mereka hidup dan menunggu saat dan ketentuan Sang Pemilik Kehidupan, Maha Suci Allah, Yang Maha Hidup dan Maha Tunggal Menciptakan Kehidupan dan meminjamkannya pada ciptaan ciptaan Nya di Alam,
ImageTiada satupun dari yg hidup dimuka bumi ini hidup dengan keinginannya, mereka hidup tanpa didahului keinginan mereka untuk hidup.., mereka hidup karena telah didahului keinginan Yang Maha Memiliki Kehidupan.., Lalu trilyunan sel hidup itu berpisah…, sebagian wafat sebelum mencapai kehidupan alam rahim, karena onani, mimpi junub atau sebab lainnya, lalu sebagian lainnya pun menanti di Pintu Gerbang Alam Rahim untuk menunggu keputusan, ternyata hanya satu sel saja yg diizinkan untuk menghuni Alam Rahim, maka milyaran Sel hidup itu tunduk patuh pada Kehendak Sang Penciptanya, untuk wafat dalam Samudera Ketentuan Nya, kejadian seperti ini terjadi setiap kejap di permukaan Bumi.., maka hiduplah sang Sel Tunggal di Alam Rahim dalam Bimbingan Kesempurnaan Nya swt, maka sel itu ditumbuhkan Nya menjadi segumpal darah, dan lalu ditumbuhkan Nya menjadi segumpal daging, lalu ditumbuhkan Nya menjadi anggota tubuh yg sempurna..
ImageBayi itu hidup dalam Bimbingan Tunggal Kasih Sayang Nya yang Maha Sempurna sebelum ia disentuh dan dikenal oleh Ibunya, Dialah Maha Tunggal Mengasuh Kita sebelum kita dikenal oleh ayah dan bunda, dia pula Yang Maha Mengasuh kita sejak sel kita masih menempati tubuh Adam as,
Setelah proses penciptaan Nya sempurna, maka ia titipkan sebagian Kasih Sayang Nya pada ayah dan ibu, dipenuhi Nya sanubari keduanya dengan kasih sayang.. Maka Luluslah sang Bayi untuk hidup bertugas ke Alam Dunia, dengan berjuta bayi lainnya yg tak dikehendaki Nya untuk menginjak kehidupan Bumi Milik Nya, cukuplah mereka hanya sampai alam rahim dan lalu kembali pada Cahaya Ketentuan Nya. Lalu Rangkaian milyaran sel ini hidup saling mengisi antara ayah ibu dan anak.., ayah harus bertanggungjawab dengan amanat yg dititipkan Nya, demikian pula Ibu, dan sang anak harus pula bertanggungjawab atas kasih sayang ayah bundanya, Mereka diberi Nya izin tinggal di Bumi Nya, makan dan minum dari seluruh ciptaan Nya, bersenang senang menikmati keindahan Ciptaan Nya dan mengambil manfaat dari apa saja yg kesemua itu adalah Milik Nya, dicipta Nya Matahari sebagai penerang dan dijadikan Nya Bumi berputar agar siang dan malam membuat manusia tak bosan dan jemu melewati kehidupan dan agar mereka mengerti hitungan tahun dan masa,
Ditumbuhkan Nya tetumbuhan dari permukaan Bumi dengan berjuta jenis.., ada yg menjadi Buah2an beragam rasa, sayuran, pohon yg rindang dan bunga bunga yg Indah, hewan hewan ternak, serangga, burung burung, sebagai makanan, bahan rumah, penghibur, dan bermacam macam manfaat bagi para keturunan Adam as yg menghuni Bumi Nya, dan tak satupun dari segalanya itu hidup dan Lahir dimuka bumi dari keinginan mereka sendiri, sebagian dari mereka diberi Nya izin tinggal sesaat, lalu berpindah ke alam barzakh, adapula yg diizinkan Nya tinggal di Bumi Nya sehari, sebulan setahun, bahkan seratus tahun.. masing masing tinggal di bumi dan saling mendahului satu sama lain untuk mencapai Barzakh, yg ditinggal akan kehilangan dan sedih pada yg meninggalkan, demikianlah Bumi Mencatat memori historinya setiap detik sejak turunnya Adam as hingga hari akhir kelak, perpisahan telah terjadi sejak semua trilyunan sel itu berkumpul di sulbi Adam as, ada kelompok yg terdahulu, meninggalkan sel2 saudaranya untuk menghuni alam rahim Siti Hawa, lalu milyaran sel dari kelompok pertama itu menanti di gerbang Alam Rahim Hawa, ternyata hanya dua dari mereka yg ditentukan menghuninya, dan sisanya wafat dalam Kewibawaan Takdir Nya, menjadi pendahulu ke alam barzakh… lalu berangkatlah kelompok kedua, milyaran sel itupun meninggalkan sulbi Adam as menuju Rahim Siti Hawa, maka hanya dua sel saja yg diizinkan menghuninya, maka perpisahan pun terjadi, demikian dan demikian setiap kejap perpisahan terjadi di alam sulbi, di alam rahim, di alam dunia, di alam Barzakh dan di hari kiamat.. masing masing saling mendahului satu sama lain.
Tiadalah kehidupan terkecuali pasti menemui kematian, tiadalah perkumpulan terkecuali menemui perpisahan, dan kesemua yg ada diatas tanah, akan kembali ke tanah.., sebesar apapun dan semewah apapun gedung dan perumahan.., tetap akan mengalami kehancuran, tidak beda antara kaya dan miskin, pejabat dan budak, tua dan muda, lelaki dan wanita, terhormat mulia atau penjahat keji, kesemuanya sama akan kembali kedalam bumi sebagai bangkai yg menjadi santapan hewan didasar bumi, ini semua merupakan Lambang Bahwa Dia Lah Yang Maha tunggal menguasai Keabadian dan kehidupan..,
Ah.. wahai saudaraku, tenanglah.. anda akan menyusul putra putra anda dalam waktu cepat atau lambat, namun pasti..Kedua putra anda tak akan kemana mana, hanya berpindah kamar yg hanya dipisahkan satu pintu yg pasti akan terbuka pd waktunya nanti. Bersyukurlah atas nikmat itu, keduanya sedang bermain puas dalam kelembutan yg Tunggal, mereka tak sedih berpisah dengan kedua orang tuanya, percayalah.. mereka dalam kesenangan.., kebahagiaan..,
Dalam suatu hari Rasul saw kedatangan sepasang suami istri yg mengadukan kematian putri mereka, kalau putrinya bisa hidup lagi maka mereka akan masuk islam, maka Rasul saw minta ditunjukkan dimana putri kecil itu dimakamkan, lalu Rasul saw memanggilnya, “Wahai Fulanah binti Fulan, bangkitlah dengan izin Allah..”, maka bangkitlah sang bocah dari kuburnya, lalu Rasul saw bertanya : “Maukah kau kembali kepada kedua orang tuamu atau kembali ke alam kubur?”, maka si bocah menjawab : “aku ingin kembali ke alam kubur..!”, Rasul saw menjawab : “ini kedua ayah dan ibumu yg memintaku menghidupkanmu, mereka tak tahan berpisah denganmu, mereka akan mencurahkan kasih sayangnya padamu..??”, maka bocah itu menjawab : “aku telah menemukan kasih sayang yg sangat lembut dan lebih indah dari kasih sayang ayah ibuku, membuatku lupa pada kasih sayang kedua orang tuaku, aku ingin kembali kepada Tuhanku Yang Maha Lembut”. maka anak itupun diizinkan kembali wafat oleh Rasul saw, kembali kepada Allah…, Samudera Kasih Sayang Yang Maha Tunggal Menciptakan Kasih sayang dan kerinduan, lalu menebarkannya di sanubari trilyunan keturunan Adam as.
Rasul saw menjelaskan, bahwa ketika hari kiamat, saat setiap huruf yg kita ucapkan dipertanggungjawabkan, saat setiap manusia harus bertanggungjawab atas setiap nafasnya dan setiap debu yg diinjaknya, maka mereka harus menemui seleksi terakhir… seleksi pertama adalah seleksi memasuki alam rahim, seleksi kedua adalah memasuki alam dunia, seleksi ketiga adalah memasuki alam barzakh, dan seleksi terakhir adalah Pengadilan Agung untuk memisahkan mereka ke surga atau neraka.
Allah berfirman : “HARI DIMANA PARA PENDOSA ITU BERHASRAT KALAU BISA SELAMAT DARI AZAB DENGAN MENUKAR AZAB ITU DENGAN ANAK ANAKNYA, DAN DENGAN SUAMI ATAU ISTRINYA, DAN DENGAN KELOMPOKNYA YG (padahal dahulu dimasa hidupnya) SELALU MENOLONGNYA, ATAU MENUKAR DENGAN SELURUH PENDUDUK BUMI HINGGA BISA BEBAS DAN SELAMAT, SUNGGUH TIDAK..!, (tak akan bisa mereka menukarnya) SUNGGUH AZAB NERAKA ITU KELAK BERGEJOLAK DAN BERGEMURUH, (api dahsyat) YANG MENCERAI BERAIKAN TULANG RUSUK DAN SENDI, MEMANGGIL NAMA NAMA MEREKA YG BERPALING (dari perintah Allah) DAN MENOLAK…….”. (QS Al Ma’arij 12-17). dan saat seperti itulah ada sekelompok anak anak yg bermain main di Gerbang Sorga, mereka tak mau masuk kedalam sorga sebelum kedua ayah dan ibu mereka dibebaskan Allah swt, dan Allah swt memerintahkan anak anak itu memanggil nama nama ayah bunda mereka untuk segera memasuki sorga Nya, Istana Keabadian, Istana Kemewahan Yang Abadi..
Wahai Saudaraku, Putra kesayanganku pun wafat dalam usia dua tahun, ia tenggelam dan ditemukan telah mengambang di kolam tanpa nyawa, sedangkan aku sedang dalam tugas dakwah diluar kota, kuingat terakhir kali tangan mungilnya melambai gembira setelah ice cream kuberikan padanya agar ia izinkan aku pergi, kutinggalkan ia dengan kerinduan, aku mengemban tugas dakwah sang Nabi saw, saat aku kembali, aku menemukannya terbujur kaku tanpa nyawa, beberapa hari kemudian aku bermimpi melihatnya sedang bermain di taman yg indah bersama ayahku yg telah wafat, aku hanya berlinang airmata.. mengingat saat namaku mungkin dipanggil oleh Api Neraka untuk menebus dosa.. saat itu putra kesayanganku memanggil manggil namaku dan aku selamat, meninggalkan Kejaran Neraka,memeluk Putra kesayanganku dan menggendongnya menuju Sorga Keabadian.. bila kuingat ini maka aku bersyukur atas kematian anakku..
Demi Allah Yang telah mewafatkan kedua anak anda, kedua putra anda akan berlarian memanggil manggil anda dan ibunya.. anda akan memeluk mereka dan mereka akan berteriak gembira, menyambut anda dan istri anda.. dan menggenggam tangan anda dan istri anda pada Istana Keabadian.. kejadian ini sangat indah walau hanya dikhayalkan.. Namun kejadian ini akan datang dan pasti karena Merupakan Janji dari Yang Maha Memberi dan Mencabut Kehidupan..
Maha Suci Allah.. Sujud syukurku atas Mu…
(wassalam) Read More..

Kelezatan Cinta Kepada Allah SWT dan Rasul-Nya

Limpahan puji kehadirat Allah swt yang Maha berhak atas kesempurnaan yang mulia, Maha Suci Allah yang dengan mengikuti Sang Nabi terangkatlah derajat kita kepada puncak kehidupan yang abadi, Maha Suci Allah, Nama Yang Maha Agung, Maha Berwibawa dengan kewibawaan yang Abadi, Maha Terang benderang Menerangi jiwa dengan kemuliaan khusyu, menerangi sanubari dengan ketenangan dan sakinah, menenangkan hari-hari mereka didalam kenikmatan yang melebihi seluruh kenikmatan, Kenikmatan khusyu dan rindu kehadirat Allah, yang bila telah bangkit dari sanubari bagaikan matahari yang terbit, maka sirnalah seluruh kenikmatan dan segala kesedihan, tenggelam dalam keasyikan pada Nama Allah swt..
Inilah (wahai) hadirin-hadirat surga bagi mukminin-mukminat sebelum mereka mengenal surga, Akan tetapi kita lihat bagaimana para Sahabat radhiyallahu’anhum dan para pengikutnya, dan para Shalihin dan Muqarrabien, mereka menginginkan kebersamaan selalu dengan mausia yang paling dekat kepada Allah (yaitu) Sayyidina Muhammad saw, karena apa?, Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw, mereka merasakan puncak kekhusyuan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw dan mereka tidak merasakan kelezatan hidup melebihi saat saat mereka bersama Rasulullah saw.
Oleh sebab itu sering kita dengar riwayat semacam Sayyidina Tsauban ra yang merasa tidak lagi menginginkan kenikmatan surga kecuali yang diinginkan adalah bersama Sang Nabi, Seperti hal hal semacam ini karena apa? Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw.., Kelezatan apa?, Tentunya kelezatan dekat kepada Allah.., kelezatan khusyu.., kelezatan tuma’ninah.., ketika mereka memandang wajah Sang Nabi dan ketika mereka bersama Nabi Muhammad saw, Sebagaimana dijelaskan didalam Majmu’zawaid dan Musnad Imam Ahmad berkata Sayyidina Abu Hurairah “Yaa Rasulullah idza ra’ynaka raqqat quluubina..!”, Wahai Rasulullah jika kami melihat wajahmu kami terangkat pada puncak kekhusyuan.., Banyak diantara kita memandang benda, memandang gunung, memandang laut, maka terangkat (muncul) tuma’ninah dan khusyu dalam jiwa semakin ingat kepada Allah dan demikian dan lebih dan lebih memandang Nabi Muhammad saw yang menjadi lambang rahmat ilahi..,
Datanglah seseorang bertanya kepada Sang Nabi “yaa Rasulullah kapan datangnya hari kiamat?” (kita bertanya) siapa orang ini? Al Imam Ibn Hajar Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan orang yang bertanya ini orang yang membuang air kecil di Masjid Nabawi. Orang yang boleh dikatakan sangat kurang ajar dan minim pemahamannya dan juga imannya, dia bertanya “kapan hari kiamat?” Rasul menjawab dengan pertanyaan “bukan kapan yang mestinya kau ketahui, apa yang kau siapkan? jangan bicarakan kapan hari kiamat karena yang diperlukan adalah persiapanmu, apa yang kau persiapkan?” ia berkata “La syai..! Tidak ada apa-apa yang kusiapkan. Maksudnya apa? Ia beramal hal yang fardhu dan memperbanyak hal yang sunnah semampunya tapi tidak punya satu amal yang ia andalkan terkecuali Mahabbatullah awa Rasul. Yang ku andalkan cinta kepada Allah dan RasulNya Muhammad saw, ini yang menjadi andalanku yang lain tidak ku andalkan walaupun akau beramal. “La syai” disini bukan berarti tidak beramal, beramal tetapi dia tidak mengandalkannya. Yang ia andalkan cintanya kepada Allah dan Rasul, maka Rasul menjawab “engkau bersama dengan orang yang engkau cintai” dijawab kabul dari cintanya kepada Allah dan Rasul diijabah langsung oleh Rasul saw. Barangkali kalau amalan lainnya belum tentu diijabah oleh Allah, tetapi cinta kepada Sang Nabi langsung dijawab oleh Rasul “anta ma a man ahbabta..!” engkau bersama dengan orang yang kau cintai.
Karena cinta ini (wahai) hadirin-hadirat adalah kiblatnya jiwa, kemana jiwa itu mengarah pasti kepada orang atau siapapun yang ia cintai. Walaupun ia menghadap kiblat tetap jiwanya akan mengarah kepada yang ia cintai, walaupun ia bersujud kepada Allah jiwanya akan bersama dengan orang yang ia cintai. Beruntung orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul. Maka berkata Sayyidina Anas ibn Malik ra “kami tidak pernah gembira dalam suatu kegembiraan selain mendengar kabar : kau akan bersama dengan orang yang kau cintai. Kabar (inilah) yang sangat menggembirakan kami, janji dari Sang Nabi dan beliau ra Sayyidina Anas berkata “dan aku mencintai Rasulullah, aku mencintai Nabi Muhammad saw, Abu Bakar, dan Umar dan aku berharap akan bersama mereka walaupun aku tidak mampu beramal sedahsyat amal mereka. Ucapan Anas Ibn Malik yang dicantumkan didalam Shahih Bukhari ini diakui tentunya dan dibenarkan oleh seluruh Muhaddits dan ulama Ahlussunnah wal jamaah bahwa kecintaan kepada seseorang akan mengantarkannya bersama kelak di Yaumil Qiyamah. Hadits ini merujuk pada satu makna : beruntung mereka yang mencintai Nabi Muhammad saw, beruntung mereka dengan keberuntungan dunia dan akhirat mereka yang mencintai Sayyidina Muhammad saw, yang mencintai Rasulullah saw, Sungguh mereka akan bersama Sang Nabi, yang mencintai para shalihin mereka akan bersama dengan orang yang mereka cintai.
Hadirin-hadirat , lihat arah jiwamu, palingkan kepada makhluk yang dicintai Allah, apakah shalihin, apakah syuhada, terutama Nabi mulia yang paling dicintai Allah (yaitu) Nabi Muhammad saw. Disifatkan didalam taurat tentang kemuliaan Sang Nabi dari sifat-sifat beliau diriwayatkan didalam Shahih Bukhari “wala yadfa’ussayyi’atu bissayyi’ah” Rasul saw itu tidak membalas kejahatan dengan kejahatan akan tetapi beliau saw memaafkan dan mengampuni. Inilah budi pekerti manusia yang paling mulia, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, bahkan semakin jahat musuhnya semakin lembut beliau bahkan dan semakin keras keinginan Beliau mendoakan mereka dan mengajak kepada keluhuran, “walakin ya’fu wayaghfir”, Beliau memaafkan dan mengampuni, Manusia yang paling pemaaf adalah Nabi Muhammad saw oleh sebab itu dipuji oleh Allah “fainnakala’ala khuluqin adhim”, “walan yaqbidhahullah hatta yuqiima bihilmillatal ‘auja” Allah tidak akan mencabut ruh Sang Nabi sampai ia meluruskan agama yang telah disesat dan diselewengkan, sampai mereka mengucapkan dan meyakini Laailaahaillallah, sampai jiwa mereka terang benderang dengan Laailaahaillallah, sampai mereka tidak mengakui ada tuhan lain selain Allah. Terbukalah dengan kebangkitan Sang Nabi, terbuka mata yang buta menjadi melihat, telinga yang tuli menjadi mendengar, jiwa yang tertutup menjadi terbuka dengan cahaya hidayah. Bukan berarti orang-orang itu buta tetapi buta matanya dari hal yang mulia disisi Allah, ia melihat tapi tidak mau melihat apa-apa yang dimuliakan Allah, ia mendengar tapi telinganya berat mendengar hal-hal yang mulia disisi Allah, dan jiwa yang tertutup akan terbuka dan terbit dengan cahaya kebahagiaan dan kemuliaan dengan kebangkitan Nabi Muhammad saw.
Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, demikian agungnya sifat Sang Nabi dan tentunya kita barangkali malu medengar sifat mulia Sang Nabi ini yang belum mampu kita ikuti, paling tidak kita memahami inilah sosok idola, inilah manusia yang indah yang paling pantas aku cintai Sayyidina Muhammad saw. Allah munculkan sifat-sifat mulia pada Sang Nabi agar dicintai oleh ummatnya saw, dan kemuliaan ini terwariskan pada jiwa para sahabat ra pewaris risalah Nabawiyah yang pertama dan kemudian dilanjutkan oleh para penerus risalah dari zaman ke zaman.
Ketika Rasul saw bersabda “orang yang memanjangkan celananya atau sarungnya maka Allah tidak akan memandangnya kelak di hari kiamat”. Mereka yg memanjangkan celananya atau sarungnya di bawah mata kaki tidak akan dilihat oleh Allah dihari kiamat. Ini sebagian saudara kita salah paham menganggap hal seperti ini tidak boleh maka mereka mungkin selalu menggulung celananya karena takut tidak dilihat oleh Allah, bukan ini maksudnya, karena hadits riwayat Shahih Bukhari ini diteruskan dan masih ada terusannya, Abu Bakar Asshiddiq ra memanjangkan salah satu dari pakaiannya kebawah seraya berkata “Yaa Rasulullah aku memakai pakaian seperti ini apakah Allah tidak melihatku nanti dihari kiamat?”. Tidakdilihat disini adalah tidak dihormati oleh Allah, yaitu dihina oleh Allah, Maka berkata Rasul saw : “sungguh kau berbuat seperti itu bukan karena kesombongan”, Jadi yang dilarang itu memanjangkan celana atau sarung karena sombong, Ini hampir tidak ada dimasa sekarang karena dizaman dulu orang bisa membedakan atara orang miskin dengan orang kaya raya dengan melihat celananya atau sarungnya yang dipanjangkan, Kalau orang kaya raya pasti ciri khasnya untuk membanggakan dirinya dia panjangkan celana atau sarungnya karena itu tanda ia selalu naik kereta tidak pernah berjalan kaki, tapi kalau para budak dan para fuqara pasti celananya dipendekkan karena selalu berjalan diatas debu, Ini zaman dahulu, zaman sekarang hal seperti ini hampir tidak pernah terjadi orang memanjangkan celananya karena tanda kesombongan, dan itu bukan simbol kesombongan lagi, bukan simbol orang miskin bukan simbol orang kaya, Oleh sebab itu sebagian saudara kita yang salah paham akan pertanyaan seperti ini selalu ditanyakan kepada saya lewat email atau website kesempatan ini saya menjawab,
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah sampailah kita dimalam mulia ini di hari pertama bulan Dzulhijjah, malam-malam agung seperti ini mengingatkan kita kepada peristiwa Hujjatul Wada’, dimana Rasul saw keluar dari Madinatul Munawwarah pada tanggal 25 Dzulqa’dah tahun 11 Hijriah dalam pendapat lain tahun 10 Hijriah keluarlah beliau bersama para sahabat untuk melakukan Haji dan Haji itu disebut Hujjatul Wada (Haji perpisahan) karena itu haji yang pertama dan haji yang terakhir. Rasul saw keluar pada hari sabtu 25 Dzulqa’dah untuk menuju medan haram, dan beliau saw sampai di Makkah Almukarramah dan melakukan fardhu Haji dan kemudian dimedan Arafah beliau berkhutbah didekat Jabalul Rahmah didengar oleh sedemikian banyak para sahabat diriwayatkan jumlah mereka 60 ribu dari para sahabat yang hadir pada hari itu dan Rasul berbicara tanpa pengeras suara akan tetapi yang paling depan dan paling belakang sama jelasnya mendengar suara beliau saw.
Dari salah satu ucapan beliau saw bersabda dalam khutbahnya “wahai hadirin aku merasa barangkali aku tidak berjumpa lagi dengan kalian dihaji yang akan datang, saksikan aku sudah menyampaikan risalah ini”. Demikian hadirin-hadirat kejadian Hujjatul Wada dan Rasul saw kembali dari medan haji ini dan setelah beliau kembali tidak lama beliaupun berziarah ke makam Baqi’, Beberapa bulan kemudian adalah Rabiul awwal dari bulan wafatnya Rasulullah saw saw, Beliau berziarah ke Baqi menziarahi Ahlul Badr, Demikian dijelaskan didalam Sirrah Ibn Hisyam beliau saw mendatangi kuburan Baqi lantas mengucapkan salam kepada syuhada Badr, saudara-saudar beliau saw yang telah berjuang hingga wafat membela perjuangan Allah dan RasulNya di perang Badr Al Kubra.
Beliau saw mengucapkan salam di pemakaman Badr lantas disaat itu ada salah seorang sahabat yg melihat Sang Nabi menangis dan menagis dalam doanya dimedan Baqi berziarah kepada sahabatnya yaitu Ahlul badr dan setelah itu Rasul berpaling kepada nya seraya berkata “wahai engkau, telah dipilihkan kepadaku dua pilihan untuk memilih hidup kekal dimuka bumi sampai hari kiamat dan juga surga kelak atau aku dalam surga dan bertemu Allah dan aku memilih surga dan berjumpa dengan Allah. Maka berkatalah sahabat itu “Yaa Rasulullah pilihlah yang pertama agar kau kekal didunia ini” Rasul berkata “aku memilih yang kedua…”, Sekembalinya beliau dari ziarah mulailah beliau ditimpa sakit yang membawa wafatnya. Tanggal 1 Rabiul awwal mulailah sakit beliau saw dan pada tanggal 12 Rabiul awwal beliau pun mangkat dan wafat disaksikan oleh para sahabat. Kejadian ini setelah Hujjatul Wada, Hujjatul Wada bulan Dzulhijjah lantas bulan Muharram dan Safar lalu Rabiul awwal wafatnya Nabi Muhammad saw.
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, wafatlah Sang Nabi dan meninggalkan kemuliaan dan warisan agung pada kita, diteruskan oleh para khalifah-khalifah mulia dari mulai Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra, Sayyidina Umar bin Khattab ra, Sayyidina Utsman bin Affan ra, Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw dan para pembesar sahabat yang terus membawakan kemuliaan Alqur’an, kemuliaan sunnah dan kemuliaan syariatul Mutaharah (Syariah yg suci), sampai masa-masa wafat merekapun tetap tersaksikan padanya cinta mereka kepada Allah dan Rasul, Ketika dimasa wafatnya Sayyidina Umar ibn Khattab ra diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika beliau sudah ditaruh diatas tipan maka berkatalah Ibn Abbas ra untuk menenangkan Sayyidina Umar yang sedang menghadapi sakarah “wahai Umar kau telah menjadi sahabat Rasulullah, kau telah berbakti kepada Rasul dengan sebaik-baiknya bakti dan beliau pun wafat dalam keadaan ridha kepadamu wahai Umar, lantas kaupun bersahabat dengan Abu Bakar Asshiddiq kau telah berbakti kepadanya sebagai khalifah sampai iapun wafat dalam keadaan ridha kepadamu wahai Umar, dan kini engkau dihadapan sakarah kami sahabat-sahabat mu telah ridha atas apa yang engkau perbuat wahai Umar dan kami ridha kepadamu dan kau wafat dalam keadaan ridha dari kami”. Maka berkata Sayyidina Umar bin Khattab “kalau seandainya keridhaan Rasul itu adalah anugerah Allah kepadaku, demikian pula keridhaan Abu Bakar Asshiddiq itu adalah anugerah Allah kepadaku, tapi kalian?” kata Umar bin Khattab.
Maksudnya apa? Karena mereka masih hidup dan Umar bin Khattab tidak menyaksikan keridhoan mereka saat mereka wafat. Yang kutakutkan diantara kalian ada yang mempunyai hak atasku, seandainya aku memiliki gunung emas akan aku bagi-bagikan agar tidak ada satupun yang tidak ridha kepadaku sehingga aku tidak bertemu dengan azabnya Allah. Demikian hebatnya wafatnya para Khulafaur Rasyidin, hadirin-hadirat demikian wafatnya Sayyidina Utsman bin Affan ra yang beliau ini dimusuhi oleh sebagian orang sehingga beliau diblokir rumah beliau untuk tidak bisa beliau keluar dari rumah, tidak pula bisa mendapatkan kiriman makanan dan minuman. Maka berkata sahabat lainnya “wahai khalifah keluarkan pasukanmu untuk menyingkirkan orang-orang ini yang menghalangimu dari pada makanan dan minuman dan menghalangimu untuk masuk kemasjid, Utsman bin Affan berkata “aku tidak akan menumpahkan darah muslimin hanya karena satu manusia bernama Utsman bin Affan, biarkan mereka apa yang mereka perbuat, sampai orang – orang diluar tidak sabar akhirnya Utsman bin Affan ra wafat sebagai syahid ketika Ia membaca Al Qur’an nul karim dan Ia pun wafat dalam keadaan ditusuk.
Demikian pula wafatnya sayyidina Ali bin Abi Thalib ra , demikian hadirin hadirat para pembela Rasul dan para pembela risalah, sampailah kita dimalam ini menikmati hasil perjuangan mereka, hasil dari pada perjuangan mereka adalah Al Quran yang sampai kepada kita dan hadits nabawi, setiap huruf – hurufnya tercetak dengan darah dan pengorbanan mereka, hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, dimalam mulia ini kita mendengar sabda Nabi Muhammad saw untuk menenangkan jiwa kita, Rasul telah wafat, Khulafaur Rasyidin, para orang mulia telah wafat , para guru – guru kita banyak yang telah yang wafat, tinggallah kita dalam waktu yang dekat akan pula wafat dan kembali, membawa apa kita akan pergi, hadirin Sang Nabi telah bersabda, diriwayatkan dalan Sahih Bukhari ” akan kalian lihat setelah aku wafat hal hal yang tidak kalian sukai, dari fitnah, dari musibah, dari permasalahan, bersabarlah kalian sampai kalian menjumpai aku ditelaga Haudh”. Demikian sabda Nabi Muhammad menenangkan para pencintanya, menenangkan orang – orang yang selalu ingin bersama Allah, dengan mencintai Nabi Muhammad, beliau menenangkan hati mereka, kalian akan temukan apa yang tidak kalian sukai setelah aku wafat…., bersabarlah sampai kalian berjumpa denganku ditelaga Haudh”.
Kita bermunajat kepada Allah, Rabbiy pastikan semua wajah kami yang hadir dan berjumpa beliau ditelaga Haudh… Yaa Allah.. yaa Allah… 5x, Yaa Rahman yaa Rahim kami mencintai Nabi Muhammad, kami mencintai Abu Bakar Asshiddiq, kami mencintai Umar bin khatab, kami mencintai Utsman bin Affan, kami mencintai Ali bin Abi Thalib, kami mencintai Sayyidatuna Fathimah tuzahra, kami mencintai ahlul Badr, kami mencintai ahlul uhud, kami mencintai para wali Allah, namun kami tidak mampu mengejar dengan amal – amal kami sebagaimana dasyatnya amal mereka, maka Rabbiy pastikan kami bersama mereka karna cinta kami kepada mereka yaa Rabb, telah tenang jiwa kami ketika melewati musibah dan kesulitan didunia, kami mendengan kabar dari Sang Nabi : ” bersabarlah kalian sampai kalian menjumpai aku ditelaga Haudh” pastikan kami semua yang mendapatkan janji sang Nabi, Rabbiy kami bersabar sampai kami berjumpa dengan Nabi kami ditelaga Haudh, bersabar atas kerinduan, bersabar atas cinta kami, melihat wajah beliau yaa Rabb, telah Kau halangi mata kami dari memandang wajah Nabi kami, akan tetapi kami disabarkan oleh janji beliau : “bersabarlah kalian sampai kalian menjumpai aku ditelaga Haudh”
Yaa Rahman Yaa Rahim pandanglah segala buruknya amal kami, hinanya jiwa kami dari sanubari yang selalu ingkar dari semua yang Engkau ridhai, dan selalu ingin dengan hal hal yang Engkau murkai, kepada siapa kami mengadukan hati ini Rabbiy, kalau bukan kepadaMu yaa Rabb, akan tetapi dalam gelapnya jiwa dan sanubari ini ada kecintaan kepada Sayyidina Muhammad saw, dan amal amal yang saleh, maka jadikanlah titik terang ini menjadi matahari yang terang dalam jiwa kami dan jangan wafatkan kami kecuali sebagai ahlul sujud, sebagai ahlul khusyuk, sebagai ahlul taubah, sebagai ahlu qiyamulail, yaa Rahman yaa Rahim pastikan wafat kami kelak dalam puncak kemuliaan dan kesempurnaan ibadah, pastikan malam wafat kami atau siang wafat kami didalam khusnul khatimah yaa Rahman yaa Rahim pastikan kami bangkit di Yaumil qiyamah bersama orang orang yang kami cintai dan pastikan kami berjumpa dengan Nabi kami Muhammad saw.
Dan Rabbiy kami berdo’a untuk muslimin muslimat khususnya didaerah JABODETABEK yang masih terus ditimpa musibah hujan, Rabbiy Rabbiy terangkanlah permukaan alam semesta ini datangkan hujan yang membawa rahmat, dan jangan Engkau datangkan hujan yang membawa musibah, datangkanlah kemarau yang membawa rahmat dan jangan Engkau datangkan kemarau yang membawa musibah, singkirkan segala wabah penyakit, perbaiki akidah kami dan jiwa muslimin, kami mengadukannya kepada Mu yaa Rabb, dari dosa dosa kami, dari semua hajat kami, dari semua niat kami, dari semua harapan kami, kami titipkan kepada nama Mu yang Maha Agung, nama yang jika menyerunya maka terangkat jiwa kami kepada kemuliaan dan berjatuhan dosa – dosa kami.
Yaa Allahu yaa Allah… Yaa Allahu yaa Allah… Yaa Allahu yaa Allah… Yaa Allahu yaa Allah… Yaa Allahu yaa Allah… Yaa Allahu yaa Allah… Yaa Allahu yaa Allah… Yaa Allahu yaa Allah… Yaa Allahu yaa Allah… Rabbiy kami benturkan musibah yang akan datang kepada kami kepada nama Mu yang Maha Berwibawa, meruntuhkan dosa – dosa kami, meruntuhkansegala kesulitan kami, menerbitkan matahari keberkahan dalam kehidupan kami yaa Rahman yaa Rahim,
Washallallahu wasallamu ala nabiyyil ummiy, waala ali wasahbihi wasalam, tidak lupa kita do’akan tamu – tamu kita yang datang dari Kualalumpur khususnya karena mereka adalah juga para kordinator dakwah diwilayah Kualalumpur agar Allah memberikan pertolongan dan keluasan dan keberkahan dalam perjuangan ahlul sunah wal jamaah untuk terus menerus membuka keluasan dakwah Nabi Muhammad saw diwilayah Kualalumpur, dan juga atas da’I kita sekalian,
wassalmu’alikum warahmatullahi wabarakatuh. Read More..

Fitnah Terhadap Ulama Serta Bantahan Dari Habib Munzir Bin Fuad Almusawa

PERTANYAAN DARI SESEORANG DI FORUM MAJELIS RASULULLAH
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Segala Puja & Puji Bagi Allah SWT & Semoga Sholawat serta salam tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga dgn Nur beliau, terlimpahkan Hidayah, Inayah & Taufiqnya kepada kita sekalian.
Sebelumnya saya ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada Habib yang telah meluangkan waktu, tenaga maupun pikirannya.
Semoga Allah SWT, memberikan kemudahan, kelancaran, kesehatan agar Habib dapat beristiqomah dalam membawa bendera Kalimat LAAILAAHAILLALLAH, dibawah naungan Panji Rasulullah SAW.
Habib, saya mendapatkan berita dalam bentuk selembaran dakwah dengan nama MIMBAR DAKWAH (Asuhan : H. Muhammad Abduh SH ).
dari isi mimbar tsb beliau mempublikasikan materi yang bertitle : FATWA ULAMA JOMBANG DALAM BERBAGAI IBADAH / AMALAN.
Tujuan dari materi tsb yakni : AGAR FATWA TSB BISA DIKETAHUI / TERSOSIALISASIKAN KEPADA SELURUH UMMAT.
Tgl dipublikasikan : 1 Romadhan 1423 H ( + 1 tahun yang lalu )
Yang menjadi pertanyaan saya adalah :
1. Apakah benar bahwa Fatwa ini memang merupakan dari Ulama-ulama Jombang ?
2. Bagaimanakah status hukum forum tsb : Apakah legal / Illegal ?
3. Bagaimanakah sikap kita dalam menyikapai Fatwa tsb ?
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Endang S.
Campz/Penggilingan
JAWABAN DARI HABIB MUNZIR BIN FUAD ALMUSAW
Wa’alaikum warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda dg kesejahteraan,

Saudaraku yg kumuliakan,

1. Saya ragu jika para penulis itu adalah ulama, karena jelas sekali kedangkalan mereka dalam syariah.

2. Saya ragu pula bahwa mereka adalah kelompok aswaja.

3. Telah saya jawab mengenai risalah itu beberapa bulan yg lalu, berikut jawaban saya :
Dari Munzir Almusawa :
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, wasshalaatu wassalaamu alaa sayyidilmursalin, wa alihi wa shahbihi ajmain wa ba’du.
Telah disampaikan kepada saya mengenai lembaran ini, pertama kali yg muncul dalam hati saya adalah :

1. lembaran ini bermaksud memecah belah muslimin, membawa fitnah untuk merisaukan masyarakat awam.

2. saya tak percaya bahwa lembaran ini ditulis oleh para kyai, karena terlalu dangkal sekali dan menunjukkan kebodohan dan awam terhadap ilmu syariah, barangkali lembaran ini hanya ditulis oleh para pemuda yg iseng belaka, namun saya akan coba jelaskan satu persatu Insya Allah.

FATWA ULAMA JOMBANG DALAM BERBAGAI IBADAH / AMALAN
“Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-NYA dan melanggar ketentuan – ketentuan-NYA, niscaya Allah memasukannya kedalam api neraka sedang ia kekal didalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan”. [QS an-nisa;14]
Pembaca yang mulia Dibawah ini kami kutipkan berbagai fatwa tersebut.
BEBERAPA FATWA ULAMA NU JOMBANG
Bismillahirrahmanirrahim
Kami Ulama dari Nahdatul Ulama di Jombang, Jawa Timur, setelah bermusyawarah dalam masalah peribadatan umat Islam yang selama ini dianggap sebagai ibadah, amalan yang tidak sesuai dengan syariat Islam, setelah mengkaji ulang beberapa kali dan mengkaji ulang hadits-hadits, pendapat para Imam, telah mengambil keputusan untuk menghimbau, sekali lagi sifatnya menghimbau kepada kaum muslimin diseluruh Indonesia khususnya kaum nahdhiyyin, agar merubah secara bertahap amalan yang selama ini kurang sesuai dengan syariat Islam, agar mengikuti fatwa kami sebagai berikut :
DALAM HAL SHOLAT
1. Agar meninggalkan kebiasaan membaca Usholi dengan suara keras. Karena niat itu pakerjaan hati, cukup dalam hati saja.
JAWAB
Hal ini merupakan ijtihad Imam Syafii Rahimahullah, barangkali anda belum mengenal siapa imam syafii, Imam Syafii adalah murid Imam Malik rahimahullah, beliau sudah hafidh alqur’an sebelum usia baligh, dan ia sudah melewati derajat Al Hafidh dimasa mudanya, yaitu telah hafal 100 ribu hadits dg sanad dan matan, dan beliau telah pula melewati derajat Alhujjah dimasa dewasanya, yaitu hafal 300 ribu hadits dg sanad dan matan, dan beliau kemudian terus memperdalam Syariah dan hadits hingga menjadi imam, dan murid beliau sendiri yaitu Imam Hanbali (Ahmad bin Hanbal) hafal 1 Juta hadits dg sanad dan matan, dan murid Imam syafii banyak yg sudah menjadi Muhaddits dan Imam pula, ratusan para Muhaddits dan Imam yg bermadzhabkan syafii, diantaranya Alhafidh Al Muhaddits Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthi, Imam Al Hafidh AL Muhaddits Syarafuddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Annawawi, dan imam imam lainnya, maka sangkalan anda batil karena anda hanya menyangkal tanpa ilmu, bukan seorang mujtahid, apalagi Muhaddits, mengenai penggunaan lafadh itu sudah muncul dalam kalangan Imam Madzhab, maka yg bermadzhabkan syafii boleh menggunakannya, dan tak satupun dalil atau ucapan para Imam dan muhadditsin yg mengharamkannya, lalu bagaimana anda mengharamkannya?
2. Ba’da shalat, imam tidak perlu baca wirid, dzikir dengan suara keras, cukup dalam hati, dan imam ba’da shalat tidak perlu memimpin do’a bersama dengan jama’ah. Imam dan jama’ah berdo’a sendiri- sendiri dalam hati.
JAWAB
Rasulullah saw bila selesai dari shalatnya berucap Astaghfirullah 3X lalu berdoa Allahumma antassalam, wa minkassalaam….dst” (Shahih muslim hadits no.591,592)
Kudengar Rasulullah saw bila selesai shalat membaca : Laa ilaaha illallahu wahdahu Laa syariikalah, lahulmulku wa lahulhamdu…dst dan membaca Allahumma Laa Maani’a limaa a’thaiyt, wala mu’thiy…dst” (shahih Muslim hadits no.593)
Hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits no.808, dan masih banyak puluhan hadits shahih yg menjelaskan bahwa Rasul saw berdzikir selepas shalat dengan suara keras, sahabat mendengarnya dan mengikutinya, hal ini sudah dijalankan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum, lalu tabi’in dan para Imam dan Muhadditsin tak ada yg menentangnya.
Mengenai doa bersama sama Demi Allah tak ada yg mengharamkannya, tidak pada Alqur’an, tidak pada hadits shahih, tidak Qaul sahabat, tidak pula pendapat Imam Madzhab, para sahabat mendengar Rasul saw berdoa, bahkan Rasul saw mengabarkan bahwa orang yg mendoakan orang lain maka malaikat mengaminkannya (Shahih Muslim).
3. Jama’ah ba’da shalat, tidak perlu mencium tangan imam, cukup bersalaman saja.

JAWAB
Kebiasaan mencium tangan merupakan kebiasaan baik sebagai tanda penghormatan, hal ini telah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah saw, sebagaimana diriwayatkan bahwa Ibn Abbas ra setelah wafatnya Rasul saw beliau berguru pada Zeyd bin Tsabit ra, maka Ibn Abbas ra disuatu hari menuntun tunggangan Zeyd bin tsabit ra, maka berkata Zeyd ra : “jangan kau berbuat itu”, maka berkata Ibn Abbas ra : “beginilah kita diperintah utk menghormati ulama ulama kitai”.
Maka turunlah Zeyd bin tsabit ra dari tunggangannya seraya mencium tangan Ibn Abbas ra dan berkata : “Beginilah kita diperintah memuliakan keluarga Rasulullah saw”.
(Faidhul Qadir oleh Al hafidh Al Imam Abdurra’uf Almanaawiy Juz 2 hal 22), (Is’aful Mubtha’ oleh Imam Al Hafidh Al Muhaddits Imam Assuyuthi ).
Anda lihat kalimat : “beginilah kita diperintah..”, kiranya siapa yg memerintah mereka?, siapa yg mengajari mereka?, mereka tak punya guru selain Muhammad Rasulullah saw.
Riwayat lain adalah ketika Ka’b bin malik ra gembira karena taubatnya diterima Allah swt, ia datang kepada Rasul saw dan mencium tangan dan juga kedua paha beliau saw (Fathul Baari Al masyhur oleh Imam Al Hafidh Al Muhaddits Ibn Hajar Al Atsqalaniy juz 8 hal 122)
Riwayat lain : “Kami mendekat pada Nabi saw dan mencium tangan nabi saw” (Sunan Imam Al Baihaqi Alkubra hadits no.13362)
Riwayat lain : “Berkata Tamiim ra bahwa Mencium tangan adalah sunnah”. (Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits no.13363)
Demikian Rasul saw tak melarang cium tangan, demikian para sahabat radhiyallahu’anhum melakukannya.
Bahkan beberapa riwayat pada shahih Bukhari bahwa para sahabat menciumi tangan Rasul saw, dan Imam Nawawi dalam syarah Nawawi ala shahih Muslim dan Imam Ibn Hajar al asqalaniy dalam Fathul Baari bisyarah shahih Bukhari menjelaskan bahwa cium tangan para shalihin adalah hal yg baik dan telah diajarkan dimasa Rasul saw, dan hal itu sunnah, karena para sahabat melakukannya pada Rasul saw, dan para sahabat melakukannya dg sahabat lain, dan para tabiin melakukannya pada sahabat, bahkan Imam Muslim berkata pada Imam Bukhari : Izinkan aku mencium kedua kakimu wahai Raja Ahli hadits.. (rujuk tadzkiratul huffadh dan siyar a’lamunnubala)
4. Dalam shalat subuh, imam tidak perlu membaca do’a qunut, kecuali bila ada suatu bahaya terhadap kehidupan umat Islam secara keseluruhan.

5. Do’a qunut boleh dibaca disetiap shalat, bila ada keperluan yang bersifat darurat, tidak hanya dalam shalat subuh.
JAWAB
Berikhtilaf para Imam Madzhab mengenai pembacaan doa qunut, dan Imam Syafii berpendapat bahwa Qunut itu diwaktu setiap subuh, dan Imam Hanbali dan Imam Malik berpendapat Qunut adalah setiap waktu shalat.
Namun satu hal.. tidak ada yg mengharamkan Qunut dibaca setiap subuh, bahkan para Mufassirin menjelaskan tak ada qunut kecuali saat shalat subuh, sebagaimana diriwayatkan pada tafsir Imam Attabari Juz 2 hal 566, dan ini merupakan Ijtihad para Imam yg mengeluarkan pendapat dg beribu pertimbangan, dg keluasan ilmu syariah yg mendalam, dan telah diakui pula oleh puluhan Imam dan ratusan Huffadhulhadits dan Muhadditsin setelah mereka, maka menyangkal dan mengharamkan hal ini adalah kesesatan yg nyata.
6. Shalat Rawatib / shalat sunah qobliah / ba’diah adalah sebagai berikut : Qobla subuh, qobla dan ba’da dhuhur, shalat ashar tidak ada rawatib, ba’da magrib dan ba’da shalat isya.
JAWAB
Banyak riwayat lain mengenai rawatib Qabliyah asar bahwa Rasul saw shalat Rawatib Qabliyah Asar dan tak pernah meninggalkannya (Shahih Imam Ibn Khuzaimah hadits no.1114, 1118, Shahih Ibn hibban hadits no.2452, Mustadrak ala shahihain hadits no.1173, Sunan Attirmidziy hadits no.429 dan masih terdapat belasan riwayat hadits shahih mengenai shalat Qabliyah Asar diantaranya diriwayatkan pada Shahih Ibn Hibban, Shahih Muslim dll.
DALAM SHALAT JUM’AT
1. Sebelum khotib naik mimbar, tidak ada adzan dan tidak ada shalat sunat qobla jum’at

JAWAB
Diriwayatkan bahwa ketika jamaah jumat semakin banyak di Madinah maka Khalifah Utsman bin Affan ra menambahkan adzan jumat dg dua adzan (shahih Bukhari hadits no.870,871,874), maka menggunakan dua adzan ini merupakan sunnah hukumnya, karena Rasul saw telah bersabda : “Berpeganglah kalian pada sunnahku dan sunnah khulafa’urrasyidin para pembawa petunjuk (shahih Ibn Hibbah, Mustadrak ala shahihain). Maka tidak sepantasnya kita muslimin menghapuskan hal hal yg telah dilakukan oleh para sahabat, karena sungguh mereka jauh lebih mengerti mana yg baik dijalankan dan mana yg tak perlu dijalankan, pengingkaran atas perbuatan sahabat berarti menganggap diri kita lebih mengetahui syariah dari mereka, dan hal ini merupakan pengingkaran atas hadits Rasul saw yg memerintahkan kita berpegang pada sunnah beliau dan sunnah khulafa’urrasyidin, maka pengingkaran atas hal ini merupakan kesesatan dan kebodohan yg nyata.
Mengenai shalat dua rakaat sebelum jum’at hal itu adalah sunnah, sebagaimana teriwayatkan dari belasan hadits shahih yg menjelaskan bahwa Rasul saw melakukan shalat sunnah qabliyyah dhuhur dan ba’diyah dhuhur, dan para ulama dan muhadditsin berpendapat bahwa shalat jumat adalah pengganti dhuhur, demikian para Muhadditsin dan ulama berpendapat bahwa pendapat yg kuat adalah Qabliyah jumat merupakan sunnah. (Fathul Baari Almasyhur Juz 2 hal 426)
Ketika khotib duduk diantara dua khutbah, tidak ada shalawat
JAWAB
Tidak pernah ada larangan shalawat diperbuat kapanpun dan dimanapun, shalawat boleh boleh saja dibaca kapanpun dan dimanapun, silahkan munculkan ayat alqur’an atau hadits shahih yg mengharamkannya?, lalu bagaimana terdapat pelarangan dari apa yg tidak diharamkan Allah swt?, ataukah ada syariah baru?
2. Ba’da shalat jum’at, imam tidak mempunyai kewajiban untuk memimpin do’a bagi makmum dengan suara kuat, silahkan imam dan jama’ah berdzikir, wirid dan do’a masing- masing
JAWAB
Selama hal itu baik tidak ada salahnya dilakukan, yg tak boleh dilakukan adalah hal hal yg dilarang dan diharamkan oleh Allah dan Rasul Nya, dan tak pernah ada hadits dan ayat yg mengharamkan hal ini, maka mengharamkannya merupakan pengingkaran atas syariah
3. Dalam shalat jum’at, tongkat yang selam ini dipakai oleh khotib, bukan merupakan sarana ibadah, hanya kebiasaan Khalifah Utsman, sekarang dapat ditinggalkan.
JAWAB
Perbuatan sahabat merupakan hal yg mesti kita jalankan hingga kini, termasuk diantaranya adalah penjilidan Alqur’an, sebagaimana tak satu ayat pun atau hadits yg memerintahkan Alqur’an untuk dibukukan dalam satu kitab, itu baru dilakukan dizaman Khalifah Abubakar ra, dan selesai pada masa Khalifah Utsman bin Affan ra, maka mereka yg merasa tak perlu mengikuti perbuatan Utsman bin Affan ra berarti mereka pun tak mengakui kitab Alqur’an yg ada hingga kini, karena penjilidannya baru dilakukan dimasa sahabat, satu hal yg sangat menyakitkan hati adalah kalimat : “hanya kebiasaan Khalifah Utsman”, seakan akan bagi mereka Amirulmukminin Utsman bin Affan ra itu tidak perlu dipanut, bukan seorang baginda mulia yg sangat agung disisi Allah sebagai Amirulmukminin, padahal beliau ini dimuliakan dan dicintai nabi saw.
4. Sebelum khotib naik mimbar, tidak perlu pakai pangantar dan tidak perlu membaca hadits Nabi SAW tentang jangan berkata-kata ketika khotib sedang khutbah. Tetapi sampaikanlah bersamaan dengan laporan petugas masjid tentang laporan keuangan, petugas khotib dan imam, hal ini sebagai perangkat laporan administrasi masjid bukan proses ibadah dalam shalat jum’at.
JAWAB
Baru ini ada muncul ajaran yg mengatakan bahwa kabar laporan keuangan masjid jauh lebih baik dari hadits nabi saw
DALAM SHALAT TARAWIH / WITIR / TAHAJJUD
Dalam bulan ramadhan diwajibkan shaum dan dimalam hari disunnahkan shalat tarawih, witir, yang selama ini masih ada yang berbeda pendapat karena itu perlu dikeluarkan himbauan ini.
1. Shalat tarawih, dilakukan Nabi SAW, sebanyak 8 rakaat dan 3 rakaat witir dapat dilakukan dengan cara 4-4-3.

JAWAB

Rasul saw melakukan shalat malam berjamaah dibulan ramadhan lalu meninggalkannya, dan tak memerintahkan untuk melakukannya, dari sini kita sudah mengetahui bahwa shalat sunnah tarawih adalah Bid’ah hasanah, dan baru dilakukan di masa Umar bin Khattab ra, yg mana beliau melakukannya 11 rakaat, lalu merubahnya menjadi 23 rakaat, dan tak ada satu madzhab pun yg melakukannya 11 rakaat, Masjidilharam menjalankannya 23 rakaat, dan Masjid Nabawiy Madinah hingga kini masih menjalankan madzhab Imam Malik yaitu 41 rakaat, tak ada satu madzhab pun yg melakukan 11 rakaat. (Rujuk Sunan Imam Baihaqiy Al Kubra, Fathul Baari Almasyhur, Al Umm Imam Syafii)
2. Tidak disunahkan membaca do’a bersama-sama antara rakaat.
JAWAB
Namun tak ada pula hadits yg mengharamkannya, maka tak ada hak bagi muslim manapun untuk mengharamkan hal yg tak diharamkan oleh Allah, dan berdoa boleh saja dilakukan kapanpun dan dimanapun, dan melarang orang berdoa adalah kesesatan yg nyata.
3. Tidak dibenarkan antar jama’ah membaca shalawat Nabi bersahut-sahutan
JAWAB
Allah swt memerintahkan kita bershalawat, maka melarang seseorang untuk menjalankan perintah Allah swt Kufur hukumnya.
4. Sebelum ramadhan tidak perlu shalat tasbih dan shalat nisfu sya’ban dan sedekah ruwah karena hadits tentang kedua shalat tersebut ternyata dhaif, lemah dan berbau pada hadits maudhu (palsu) karena terputus parawinya dan shalat ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan Sahabat.
JAWAB
Mengenai shalat Tasbih maka haditsnya jelas diriwayatkan pada Almustadrak ala Shahihain dan berkata Imam Hakim bahwa hadits itu shahih dg syarat Imam Muslim, dan Ibn Abbas ra melakukannya, dan para Muhadditsin meriwayatkan keutamaannya, dan Rasul saw memerintahkannya (Rujuk Fathul Baari Almasyhur, sunan Imam Tirmidzi, sunan Abi Daud, sunan Ibn Majah, Sunan Imam Baihaqi Alkubra dan banyak lagi).
Satu hal yg lucu adalah ucapan : “berbau pada hadits maudhu (palsu)”, ini baru muncul Muhaddits baru dengan ilmu hadits yg baru pula, yg mana belasan perawi hadits yg meriwayatkan hal itu namun para ulama sempalan ini mengatakan hal itu mesti dihapuskan.
5. Pada shalat witir dibulan ramadhan, tidak perlu ada do’a qunut.
JAWAB
Qunut bukan hal yg wajib, Qunut hukumnya sunnah, Qunut pada shalat witr diriwayatkan dg hadits shahih pada Shahih Ibn Khuzaimah hadits no.1095, Sunan Imam Addaarimiy hadits no.1593, Sunan Imam Baihaqy ALkubra hadits no.4402, Sunan Abu dawud hadits no.1425, dan diriwayatkan pula bahwa membaca qunut witir adalah sesudah setengah pertama ramadhan, yaitu pada setengah kedua (mulai malam 15 ramadhan) (Al Mughniy Juz 1 hal 448) tak ada madzhab manapun yg mengharamkan Qunut di subuh, di witir, bahkan hal ini merupakan sunnah dengan hujjah yg jelas, maka bila muncul pendapat yg mengharamkan Qunut maka jelas bukanlah muncul dari ucapan ulama muslimin.
DALAM UPACARA TA’ZIYAH
1. Keluarga yang mendapat musibah kematian, wajib bagi Umat Islam untuk ta’ziyah selam tiga hari berturut-turut.
JAWAB
Tidak ada satu madzhab pun yg mengatakannya wajib, hal ini sunnah muakkadah, tidak ada dalil ayat atau hadits shahih yg mengatakan takziyah 3 hari berturut turut adalah wajib.
2. Kebiasaan selama ini yang masih melakukan hari ke 7, ke 40 dan hari ke 100 supaya ditinggalkan karena tidak ada contoh dari Nabi Muhammad SAW dan tidak ada tuntunannya. Upacara itu berasal dari ajaran agama Hindu dan Budha, menjadi upacara dari kerajaan Hyang dari daratan Tiongkok yang dibawa oleh orang Hindu ketanah melayu tempo dulu.
JAWAB
Mengikuti adat kuffar selama itu membawa maslahat bagi muslimin dan tidak melanggar syariah maka itu boleh saja, sebagaimana Rasul saw pun ikut adat kaum yahudi yg berpuasa di hari 10 Muharram (asyura) karena hari itu hari selamatnya Musa as dari kejaran fir’aun, maka Rasul saw pun ikut berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa asyura (shahih Bukhari, shahih Muslim)
Demikian pula kita menggunakan lampu, kipas angin, karpet, mikrofon, speaker dll untuk perlengkapan di masjid yg kesemua itu adalah buatan orang kafir dan adat istiadat orng kafir, boleh saja kita gunakan selama itu manfaat bagi muslimin dan tidak bertentangan dg syariah, demikian pula Alqur’an yg dicetak di percetakan, dan mesin percetakan itupun buatan orang kafir, dan mencetak buku adalah adat orang kafir, juga Bedug di masjid yg juga adat sebelum islam dan banyak lagi.
Boleh boleh saja kumpul kumpul dzikir dan silaturahmi dirumah duka 7 hari, 40 hari, bahkan tiap hari pun tak apa karena tak pernah ada larangan yg mengharamkannya.
3. Dalam ta’ziyah diupayakan supaya tidak ada makan-makan, cukup air putih sekedar obat dahaga.
JAWAB
Bukankah air putih pun merupakan hidangan?, bila anda mengharamkan hidangan bagi yg takziah, lalu dalil apa yg anda miliki hingga anda memperbolehkan air minum dihidangkan?, telah sepakat Ulama bahwa hidangan di tempat rumah duka hukumnya mubah, dan yg makruh dan haram adalah membuat pesta besar besaran saat ada kematian sebagaimana dimasa jahiliyah, mereka menyembelih banyak kerbau jika ada yg wafat untuk membuat pesta dg alas an menghibur keluarga duka, dan tak ada muslimin yg membuat pesta besar besaran jika ada kematian.
4. Acara dalam ta’ziyah baca surat Al Baqarah 152-160, kemudian adakan tabligh yang mengandung isi kesabaran dalam menerima musibah tutup dengan do’a untuk sang almahrum, tinggalkan kebiasaan membaca surat yasin bersama-sama, tahlil dan kirim fadhilah, semua itu ternyata hukumnya bid’ah.
JAWAB
Aturan mana yg menentukan Al Baqarah 152 – 160 dirangkai Tabligh lalu ditutup dg doa?, anda pun mengada ada saja tanpa Nash yg jelas dari hadits shahih.
Tahlil, Yaasiin dan dzikir yg dihadiahkan pada mayyit merupakan amal amal yg dikirimkan pada mayyit, dan itu diperbolehkan oleh Rasul saw, sebagaimana diriwayatkan bahwa seorang wanita datang pd Rasul dan bertanya : “wahai rasulullah, aku bersedekah dg membebaskan budak dan pahalanya kukirimkan untuk ibuku yg telah wafat, bolehkah?, Rasul memperbolehkannya, lalu wanita itu berkata lagi : ibuku sudah wafat dan belum haji, bolehkah aku haji untuknya?, Rasul saw memperbolehkannya, lalu wanita itu berkata lagi : “wahai Rasulullah, ibuku wafat masih mempunyai hutan puasa ramadhan sebulan penuh, maka bolehkah aku berpuasa untuknya?, maka Rasul sae menjawab : Boleh (shahih Muslim)
DALAM UPACARA PENGUBURAN
1. Tinggalkan kebiasaan dalam shalat jenazah dengan mangajak jama’ah untuk mengucapkan kalimat bahwa “jenazah ini orang baik, khair khair” Hal ini tidak pernah dilakukan Rasulullah SAW, dan tidak ada hadits sebagai pembimbing.
JAWAB
Ketika lewat sebuah jenazah dihadapan Rasul saw maka para sahabat memujinya dengan kebaikan, maka Rasul saw berkata : “semestinya.. semestinya.. semestinya..”, lalu tak lama lewat pula jenazah lain, dan para sahabat mengutuknya, maka rasul saw berkata : “semestinya.. semestinya.. semestinya..”. maka berkatalah Umar bin Khattab ra mengapa beliau berucap seperti itu, maka Rasul saw menjawab : “Barangsiapa yg memuji jenazah dg kebaikan maka sepantasnya baginya sorga, dan barangsiapa yg mengutuk jenalzah dg kejahatannya maka sepantasnya baginya neraka, kalian adalah saksi Allah dimuka Bumi.., adalah saksi Allah dimuka Bumi..,
adalah saksi Allah dimuka Bumi..” (shahih Muslim hadits no.949, Shahih Bukhari hadits no.1301), lalu pula ketika dimasa Umar bin Khattab ra menjadi khalifah pun terjadi hal yg sama yaitu lewat jenazah maka orang orang memujinya, maka Amirulmukminin Umar bin Khattab ra berkata : “sepantasnya..”, lalu lewat jenazah lain dan orang orang mengumpatnya, maka Amirulmukminin Umar bin Khattab ra berkata : “sepantasnya..”. maka para sahabat bertanya dan berkata Amirulmukminin Umar bin Khattab ra : “tiadalah jenazah disaksikan 4 orang bahwa dia orang baik maka ia masuk sorga”, lalu kami bertanya : Bagaimana kalau tiga saja yg bersaksi?, beliau ra menjawab : “walaupun tiga”. Lalu kami bertanya lagi : Bagaimana kalau dua orang saja..??, maka beliau ra menjawab : “dua pun demikian”. Maka kami tak bertanya lagi”. (shahih bukhari hadits no.1302), oleh sebab itu sunnah kita mengucapkan : “khair..khair..” pada jenazah dengan Nash yg jelas dan shahih dari shahihain dll.
1.Tinggalkan kebiasaan ketika mengangkat jenazah turun naik 3 kali, sambil dibacakan fatihah.

2. Tinggalkan kebiasaan selama ini adanya bimbingan kepada mayat yang sudah dalam kubur, yang disebut dengan talqin.

3. Tinggalkan kebiasaan membangun kuburan dengan bangunan yang mewah.

4. Tinggalkan kebiasaan selama ini membaca kitabsuci Al-Qur’an (Surah Yasin) diatas kuburan, kalau ziarah kekuburan bersihkan kemudian berdo’a.
JAWAB
semua hal yg diadakan setelah Rasul saw wafat selama itu membawa manfaat bagi muslimin dan tidak bertentangan dengan syariah islam maka hal itu boleh dilakukan, demikian fatwa Imam Syafii rahimahullah yg selaras dengan hadits Rasul saw : “Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dosanya” (Shahih Muslim hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi).
Hadits ini menjelaskan makna Bid’ah hasanah dan Bid;ah dhalalah.
Dan Rasul saw bersabda : sebesar besar dosa seseorang pada muslim lainnya adalah orang yg mempermasalahkan suatu hal yg halal, lalu menjadi haram sebab ia mempermasalahkannya” (Shahih Bukhari).
Demikian beberapa fatwa yang kami simpulkan, karena masalah yang kami kemukakan diatas sangat banyak dipertanyakan dari berbagai kalangan dan terutama dari kalangan besar nahdhiyyin.
Fatwa ini datang dari berbagai ulama NU yang berkumpul di Jombang dalam suatu pengajian, sehingga oleh KH Musthofa Djalil dikumpulkan beberapa ulama untuk membahas berbagai masalah sehari-hari yang masih menjadi silang sengketa dari kalangan ummat Islam, khususnya dari kalangan nahdiyyin untuk menjadi pegangan sehingga dapat diadakan bahan pertimbangan dan jangan melakukan perubahan dengan cara yang kurang bijaksana, khawatir akan menimbulkan gejolak, lakukanlah sosialisasi fatwa ini dengan diskusi dengan jiwa kebersamaan untuk menuju kepada ibadah dan pengamalan yang benar menurut syariat Islam. Kepada saudara-saudara yang menerima fatwa ini agar memperbanyak fatwa ini dan disampaikan secara beranting kesemua ummat Islam agar secara tersosialisasi dengan cepat.
Semoga Allah SWT menuntun kita kejalan yang lurus.
Jombang, 1 Ramadhan 1423 H
1. KH Musthofa Djalil
2. KH Abdullah Siddiq
3. KH Machfhud Siddiq
4. KH Abdullah Hasim
5. KH Hasyim Bascan
6. KH A Ridwan Hambal
7. KH Fathurrahman Sujono
8. KH Kholil Anshor
9. KH Tantowi Jauhari
Notulis Pertemuan : Drs H.M Sungkono, dikutip sesuai aslinya dari bulletin mimbar
da’wah
JAWAB
apapun yg dijadikan fatwa, namun fatwa fatwa diatas adalah batil dan tidak dilandasi pemahaman yg jelas dalam syariah islamiyah, oleh sebab itu saya menilai bahwa msutahil risalah ini ditulis oleh ulama.
Wassalam.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a’lam
Read More..