Minggu, 12 Desember 2010

Kisah wanita solehah Siti Masyitoh RA

Kisah wanita solehah Siti Masyitoh RA

Ketika itu Nabi Musa AS yang masih bayi dimasukkan oleh ibunya ke dalam peti dan kemudian dihanyutkan ke sungai Nil, agar selamat dari pembantaian raja Fir’aun. Yang membuat peti adalah Hizqil suami Masyitoh. Maka dengan ketentuan Allah peti yang berisi bayi Musa itu ditemukan oleh Siti Asiah isteri Fir’aun yang sudah beriman kepada Allah secara diam-diam. Atas izin suaminya Asiah memelihara dan mengasuh Nabi Musa sampai dewasa.
Hizqil memiliki isteri solehah dan bekerja sebagai tukang sisir puteri raja Fir’aun. Karena profesinya itu ia sering dipanggil dengan panggilan “Masyitoh”. Dia senantiasa taat terhadap Kitab Taurat yang diajarkan oleh Nabi Musa AS. Pada suatu ketika Masyitoh sedang menyisir rambut puteri raja, tanpa disadari sisirnya terjatuh, maka sepontan Masyitoh menyebut nama ALLAH. Dan terdengarlah ucapan itu oleh sang puteri seraya berkata “Jangan sebut nama itu, sebut saja nama ayahku, kalau tidak aku adukan kepada ayahku”. Masyitoh menjawab “Tidak… Tuhanku hanyalah ALLAH, dan Dia Tuhan ayahmu juga”. Maka diadukanlah Masyitoh kepada Fir’aun.
Ketika berhadapan dengan Masyitoh, Fir’aun bertanya “Siapakah Tuhanmu?”… “Tuhanku hanyalah ALLAH yang Maha Satu” jawab Masyitoh tegas. Maka Fir’aun murka dan mengancam akan melemparkan Masyitoh ke dalam minyak mendidih. Namun Masyitoh tetap dalam pendiriannya dengan berkata “Saya hanya takut kepada ALLAH. Dan tidak ada tuhan selain ALLAH”. Akhirnya Fir’aun memerintahkan pengawalnya membuat belangga (sejenis kuali raksasa), dan kemudian diisi dengan minyak mendidih.
Maka dilemparlah Masyitoh beserta anak-anaknya ke dalam minyak itu. Dan kini tinggal anaknya yang masih bayi. Sehingga karena kasihan Masyitohpun ragu. Maka dengan kehendak ALLAH bayi itu dapat berbicara : “Sabarlah wahai ibuku, sesungguhnya kita dalam pihak yang benar”. Akhirnya hilanglah keraguan Masyitoh, dengan penuh gembira dan ikhlas karena ALLAH sambil membaca “Bismillahi Tawakkaltu ‘alAllah WAllahu Akbar”, Siti Masyitoh dan bayinya terjun ke dalam minyak mendidih. Akhirnya tulang-tulang Masyitoh dan anak-anaknya dikuburkan di suatu tempat atas permintaan Masyitoh sendiri yang dikabulkan oleh Fir’aun. Hingga saat ini kuburan Masyitoh tetap harum semerbak, bahkan Nabi Muhammad SAW sempat menciumnya ketika perjalanan Isro’ dan Mi’roj.
ﻴﺎﺍﻴﻬﺎ ﺍﻟﺬ ﻴﻦ ﺍﻤﻨﻭﺍ ﺍﺘﻖ ﺍﷲ ﺤﻖ ﺘﻘﺘﻪ ﻭﻻ ﺘﻤﻭﺘﻦ ﺍﻻ ﻭﺍﻨﺘﻡ ﻤﺴﻠﻤﻮﻦ
“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah mati melainkan dalam keadaan Islam.” (QS. Ali Imron : 102)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.