Kamis, 16 Desember 2010

Selamat Jalan Ulama Penegak Syariah dan Khilafah

Selamat Jalan Ulama Penegak Syariah dan Khilafah

khabarislam.wordpress.com. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Telah berpulang ke rahmatullah Al-Habib Ahmad Vadak Pimpinan Pondok Pesantren Al-Khairat Bekasi Timur pada pukul 22.00 WIB di rumah istri keempatnya Rabu (28/1) di Yogyakarta setelah sehari sebelumnya penyakit darah tingginya naik di usianya yang ke 74 tahun.
Jenazah beliaupun pada Kamis (29/1) sore ba’da Ashar nanti insya Allah akan dishalatkan di Masjid Al-Khairat oleh ribuan kaum Muslim dan akan dimakamkan di pekarangan masjid tersebut sambil menunggu sanak famili yang belum datang. Tampak ratusan santri dan warga sekitar sedang mendo’akannya sebelum beliau dimandikan di rumahnya yang berdekatan dengan ponpes Al-Khairat.
Bukan hanya keluarga dan santrinya saja yang berduka atas kematian Beliau. Kaum Muslim yang mengetahui sepakterjangnya dalam memperjuangkan tegakknya syariah juga sangat kehilangan Beliau. Karena dengan wafatnya Beliau berarti kaum Muslim kembali kehilangan seorang pejuang syariah dan khilafah.
“Sejak muda Habib Ahmad sangat aktif mengikuti berbagai pergerakan Islam. Sehingga Beliau mengetahui perkembangan Islam dari dulu hingga sekarang ini.” ujar seorang aktivis Hizbut Tahrir Junaidi yang hadir dalam pemakamannya kepada Media Umat. Lebih lanjut Junaidi menuturkan pengalamannya enam bulan yang lalu pertama kali kontak dengan Habib Ahmad. Menurutnya, walau demikian Habib Ahmad terperanjat ketika mengetahui apa yang diemban oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Karena selama Habib berkecimpung di dunia pergerakan baru kali ini menemukan pemahaman Islam yang utuh dan ideologis. Beliau sangat setuju dengan pemikiran dan hukum Islam yang diadopsi oleh HTI.
Sehingga ketika Junaidi memberikan kitab ta’rif “Mengenal Hizbut Tahrir” beliau sangat antusias. Serta mempersilakan HTI Bekasi Timur menggunakan lantai dua rumahnya untuk secara rutin seminggu sekali menjadi tempat pengajian dan diskusi keislaman dengan beliau, anak-anaknya dan para guru pesantren yang diasuhnya terkait dengan perpolitikan di Indonesia dan dunia.
Pada acara Liqa Tokoh dan Ulama Peduli Syariah di Kranggan Bekasi, Nopember 2008 lalu, beliau menyatakan akan mengerahkan segala kemampuannya untuk memperjuangkan Islam melalui HTI. Beliau pun dengan penuh semangat berorasi di tengah-tengah 40 ribu massa yang menuntut SBY dan penguasa negeri-negeri Muslim lainnya mengerahkan tentara melawan kebiadaban Israel, pada Ahad (4/1) di Monas Jakarta dalam acara aksi damai Ganyang Israel. “Meskipun sudah uzur, dalam aksi tersebut Beliau turut long march dari Monas ke Bundaran Hotel Indonesia dan kembali ke Monas terkadang dengan dipapah oleh saya” tandasnya.
Junaidi pun menuturkan lebih lanjut bahwa beliau hanya berhenti sejenak selama tiga kali. Ketika melihat anak kecil begitu semangat berjalan, beliau berkata “saya tidak mau kalah sama anak kecil, ayo jalan lagi!”.
Beliau begitu marah ketika di depan rumahnya dipasang bendera salah satu parpol peserta pemilu. Beliau pun meminta kepada Junaidi untuk memberinya bendera yang digunakan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam berperang (ar-rayah) dan bendera putih dalam damai (al-liwa’). Beliau pun mengganti bendera parpol tersebut dengan al-liwa’ dan ar-rayah.
Hal itu membuktikan bahwa beliau yang sudah tua ini memiliki semangat yang sangat tinggi. “Ini yang membuat saya salut dengan perjuangan beliau” tandasnya. Junaidi pun berharap dengan diceritakannya perjuangan beliau bisa memberikan inspirasi kepada yang muda untuk lebih semangat lagi dalam berjuang menegakkan syariah dan khilafah.
Yaa Allah ampunilah segala dosanya dan terimalah ‘amal shalihnya dan jadikanlah keluarga dan santrinya sebagai penerus Beliau. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. (mediaumat.com, jokoprasetyo)
Mendo’akan Habib Ahmad sebelum dimandikan (di rumahnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.