Minggu, 23 Januari 2011

Riyadha Untuk Menguasi Nafsu

Dan hendaklah setiap diri ( seseorang ) memperhatikan apa yang dia ajukan hari esok, Yakni apa yang dia kerjakan untuk Kiamat. ( QS. Al Hasyr 18 )
 
Al- Hujjatul Syeh Iman Al Ghazali berpesan; ketahuilah wahai manusia, sesungguhnya nafsu yang selalu memerintahkan kejahatan ( nafsu amarah ) adalah lebih jahat dan lebih gencar memusuhimu dari pada iblis, Setan bisa menjadi kuat menguasaimu hanya dengan pertolongan hawa nafsu dan kesenangan-kesenanganya. untuk itu jangan sampai nafsu menipumu dengan angan-angan kosong dan tipu daya, Karena di antara ciri khas nafsu adalah merasa aman, lengah, santai, lampat, dan malas, jadi semua ajakannya adalah batil dan segala sesuatu yang timbul darinya adalah tipu daya belaka, jika engkau puas dengannya dan mengikuti perintahnya, engkau tentu celaka, jika engkau lengah menelitinya, engkau akan tenggelam, jika engkau lemah untuk melawannya dan mengikuti saja kesenanganya, tentu dia akan membimbingmu ke neraka, nafsu tempat simpanan kekayaan iblis dan tempat berlindung setiap kejahatan yang tidak akan mengetahui nafsu itu kecuali tuhan yang menciptakannya, maka hendaknya engkau takut ke pada Allah, Sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
jika seorang berpikir tentang umurnya yang telah berlalu dalam mencari akherat, maka pemikiran ini dapat membersihkan hati. Dapat mempertajam mata batin dan indra keenamnya, Rasulullah saw, bersabda, ''Berpikir satu jam lebih baik dari pada beribadah setahun,''
 
Bagi orang-orang berakal hendaknya segera bertaubat dari dosa-dosa yang telah lalu. kemudian bertafakur ( berpikir ) terhadap hal-hal yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah. mwmikirkan apa kiranya yang dapat menyelamatkan kelak di kampun akhirat.karena itu hendaknya memupus anga-angan kosong, Seharusnya pula ia segera bertaubat dan ingat kepada Allah, meninggalkan larangan-laranganNya, berusaha menjadi orang yang sabar dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsunya. Karena nafsu itu ibarat berhala, maka barangsiapa mengabdi kepada nafsunya, berarti dia telah mengabdi kepada berhala. Barangsiapa mengabdi kepada Allah dengan ikhlas, maka dialah orang yang mau mengalahkan hawa nafsunya.
sesungguhnya telah banyak dicontohkan oleh para sahabat dan ulama salafus sufi, bagaimana mereka mengekang hawa nafsunya. Seperti halnya Malik bin Dinar, yang dikenal kaya itu, suatu ketika nafsunya sangat ingin merasakan buah tin. Namun akhirnya Malik Bin Dinar mencegahnya.
 
Diceritakan bahwa suatu hari Malik Bin Dinar berjalan di pasar Basrah, Ia melihat pedagang yang menjual buah tin, Kebetulan saat itu ia tidak membawah uang. Karena sangat ingin merasakan buah tin, maka dicopotlah sandalnya untuk ditukar dengan buah tin,''Bolehkah aku menukar sandal ini dengan beberapa buah tin yang kau jual?''kata Malik Bin Dinar kepada pedagang buah tin. Namun pedagang menolak, ''Sandalmu tidaklah cukup untuk ditukar dengan sebuah tin,''Malik Bin Dinar pun berlalu meninggalkan pedagang tersebut.
Sepeninggal Malik Bin Dinar, seorang kawan pedagang berbisik,'' Apakah engkau tidak tahu, siapa orang yang menukar sandalnya dengan buah tin tadi?,''pedagang tin penasaran,''Siapakah dia?,''jawab temannya,''Sesungguhnya dia adalah Malik Bin Dinar, orang terkaya di Baghdad,''Maka pedagang tin tersebut mengisi buah tin senampan penuh lalu menyuruh pegawainya untuk menyusul Malik Bin Dinar. Kata pedagang kepada pelayannya,''Seandainya Malik Bin Dinar mau menerimah buah tin ini, tentu engkau akan merdeka sebagai budak seketika. maka susullah dia dan berikan buah tin ini!,''
Budak ( pelayan ) tersebut berlari menyusul Malik Bin Dinar,''Terimahlah buah tin ini dariku!''ujar sang budak , Namun Malik Bin Dinar menolak. Ia telah mampu menahan nafsunya untuk merasakan buah tin. Kata budak membujuk,''Terimahlah karena di dalamnya mengandung kemerdekaanku sebagai budak,''jawab Malik Bin Dinar,''Tidak Aku telah mengekang hawa nafsuku dari buah tin, Kalau di dalamnya terdapat kemerdekaanmu, maka di dalamnya pun mengandung siksa bagiku. Aku bersumpah tidak akan menjual agama dengan tin dan aku tidak akan memakan buah itu sampai Kiamat,''
 
Diceritakan pula, menjelang kematiannya, Malik Bin Dinar menderita sakit, Sesungguhnya saat itu dia sangat ingin merasakan semangkuk mau dan susu untuk dicampur dengan roti panas. Seorang pelayan kemudian membawahkannya, namun Malik Bin Dinar mengekang nafsunya untuk merasakan makana itu, Bahkan ia menyingkirkannya, seraya berkata,''Wahai nafsu, engkau telah sabar selama tiga puluh tahun dan umurmu sekarang tinggal sesaat saja,'' Dia membuang mangkuk dan menahan keinginanya hingga meninggal dunia.
Ali bin Abu Thalib berkata,''Aku dan nafsu ibarat seorang penggembala dengan kambingnya, Setiap dia mengumpulkan kambing-kambing dari suatu arah, maka berpencarlah mereka dari arah yang lain, Barangsiapa yang membunuh nafsunya, dia akan dibungkus dengan kafan rahmat dan di kubur dalam bumi kemuliaan. Dan barangsiapa yang membunuh hatinya, maka dia akan mati dalam kafan laknat dan dikubur dalam bumi siksa.''
 
Yahya bin Muadz berpesan, ''perangilan nafsu dengan ketaatan kepada Allah dan riyadha, Riyadha adalah meninggalkan tidur, sedikin bicara, bertahan dari gangguan manusia, dan sedikit makan, Dari sedikit tidur , keinginan-keinginan hati manjadi baik, dari sedikit bicara akan selamat dari bahaya , dari kesabaran menghadapi gangguan manusia akan mencapai kemuliaan tinggi dan dari sedikit makan akan lenyap kesenangan nafsu,''
 
Daptlah disimpulkan bahwa jika seseorang banyak makan banyak tidur, maka ia akan dikuasai hawa nafsunya, dan gelaplah mata hatinya serta tumpul otaknya dalam bertafakur, oleh sebab itu, semaksimal mungkin seseorang harus melemahkan hawa nafsunya agar mendapatkan cahaya Ilahi.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.