Minggu, 30 Januari 2011

TAKUT KEPADA ALLAH

Demi Allah, meskipun seandainya Dia tidak menciptakan surga dan neraka, aku akan tetap berharap dan takut kepadaNya. Aku takut bukan karena ancaman siksaNya dan aku taat bukan karena janji surgaNya.

Wahai saudaraku, tunduklah engkau kepada Allah demi mencari rindhaNya. Taatlah kepada Allah dengan melaksanakan perintahNya. Takutlah kepada Allah dengan menjauhi semua laranganNya, Bersabarlah dalam menerima takdirNya. Menangis dan bertaubatlah engkau dihadapanNya, Rendahkan dirimu dengan tetesan air mata, sebab mata menangis karena Allah kelak tidak akan tersentuh api neraka, KarenaNya, menangislah mengharap ridha dan ampunanNya Tangisan yang benar-benar membawa manfaat bagimu.

Wahai saudaraku, mengapa engkau mempertahankan dirimu sediri? Mengapa engkau mempertahankan kepandaianmu sehingga engkau menjadi sombong di hadapanNya. Mengapa melaksanakan sesuatu yang bukan perintahNya, Bahkan engkau suka bergaul dan bekerja sama dengan musuh-musuh Allah, musuh-musuh Allah adalah syetan yang terkutuk.

Wahai saudaraku, mengapa jika takdir, keputusan , dan kepastian Allah yang datang kepadamu, membuatmu tidak sabar? Bahkan engkau berusaha menolak, berusaha lari menghindari kehendakNya, Wahai saudaraku, biasakanlah dirimu mengingat Allah dan teguhkanlah hatimu di hadapanNya, Buktikan rasa berserah diri karena hal itu lebih pantas untuk engkau lakukan.

jika engkau merasa tenteram dalam menghadapi berbagai macam kebaikan di hadapanNya, maka teguhkanlah hatimu kepadaNya, Sebab sesuatu yang telah di anugerahkanNya kepadamu itu tidak akan terulang kembali. Bila Allah memilih hambaNya untuk menjadi baik, maka Dia menginginkan hambaNya dekat kepadaNya.

Wahai saudaraku, takutlah kepada Allah sebab hal itu merupakan satu sifat orang mukmin, karena dengan takut kepadaNyaakan mendorongmu untuk meningkatkan amal ibadah. Akan timbul perasaan dalam jiwamu karena merasa selalu di awasi oleh Allah selalu, tentu engkau tidak akan berani berbuat sekehendak nafsumu, Takut kepada Allah itulah sikap yang mendorong orang bersikap zuhud, sebab akan merasa bahwa segala tingkah lakunya itu selalu dalam pengawasanNya.

Ibnu Qudama Al Muqaddasi menerangkan bahwa takut kepada Allah itu mendorong orang untuk mempraktekkan ilmu serta mendorong seseorang untuk melakukan amal kebaikan, karena dengan ilmu dan amal, maka orang bisa mendekati dirinya kepada Allah swt.

Yang di namakan takwa bukanlah takut terhadap siksaNya. Namun selalu merasa diawasi segala perbuatannya yang baik maupun yang buruk, sehingga seseorang menahan diri untuk berbuat durhaka, dosa, maksiat kepada Allah.
Dan takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang beriman.
( QS, Al Imran 175 )
 Mereka takut kepada Allah yang berkuasa atas mereka
( QS, An Nahl 50 )

Syeh Abu Zakaria Al Anshari menerangkan bahwa takut kepada Allah adalah sumber takwa, sedang takwa adalah ibadah.
Ilmu yang bermanfaat, yang dapat membuat seseorang takut kepada Allah adalah ilmu yang menjelaskan tentang asma'dan sifat-sifat Allah. Inilah yang wajib kita imani, karena ilmu itu mendorong seseorang untuk mengenal Allah dan sifat-sifatNya. orang yang takut kepada Allah adalah yang telah bermakrifat kepadaNya dan mengenal dirinya sediri.
sebagaimana sabda nabi;  Aku adalah orang yang paling dikenal dengan Allah dari pada kamu semua, dan aku ( Rasulullah ) orang yang paling takut kepada Allah.


Orang yang takut kepada Allah dengan sepenuh hatinya, tentu akan bertambah besar ketaatanNya, Ia selalu menjauhkan dirinya dari perbuatan yang tidak diridhaiNya, Demikianlah orang yang takut kepada Allah , ia selalu berdzikir kepadaNya dan tidak berbicara tentang sesuatu yang tidak bermanfaat. Orang yang takut kepada Allah akan mendapatkan kedudukan terhormat di hari Kiamat nanti, sebagaimana firman Allah swt;  Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap tuhanya maka ia ada dua surga ( QS, Ar Rahman 46 )
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhan nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya( QS, An Nazi'at 40-41 )
dalam hadis diterangkan;  Tidak masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah,
                                            sehingga air susu itu kembali ke tempatnya , dan ia tidak akan 
                                            berkumpul bersama debu dan asap neraka jahanam
                                            di jalan Allah ( HR, Tirmidzi )
Wahai saudaraku, takutlah kepada Allah itu memang sangat penting, Adanya rasa takut, maka engkau akan memperbanyak amal ibadah yang diridhaiNya, engkau akan mampu mencegah perbuatan maksiat, pada hari Kiamat kelak engkau akan mendapatkan balasan dari pada apa yang telah engkau lakukan.
Allah swt berfirman;  ( Apakah kamu wahai orang musyrik yang lebih beruntung ) atau kaukah orang yang beribadah di waktu -waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang dia takut kepada (siksa)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya, ( QS, Az Zumar 9 )


Dalam surat lain diterangkan; katakanlah,'' Sesungguhnya aku takut akan adzab hari yang besar (hari kiamat ) jika aku mendurhakai Tuhanku ( QS, Al An' am 15 )


Wahai saudaraku, orang yang sempurna dalam kemanusiaan nya adalah orang-orang yang berusaha dan beramal bukan untuk apa pun, kecuali hanya karena Allah swt, janganlah engkau butakan mata hatimu dan jangan engkau kotori pikiranmu, sehingga apa yang engkau miliki hanya bayangan , perhatikan ucapan orang makrifat kepada Allah,''Sangatlah celaka bagi orang -orang yang tertutup, yaitu orang-orang yang tidak beramal, karena sesungguhnya mereka telah tertutup''


Engkau memakan sesuatu yang haram dengan tiada sadar hal demikian itu karena sifat jahat yang menyelimutimu.Hal itu merupakan ajakan hawa nafsu dan syahwatmu, Ingatlah, kebiasaan  buruk itu akan menghancurkan akalmu dan engkau senantiasa menjauhkan diri dari Allah swt.


para nabi mempunyai syawat dan kesenangan seperti halnya kita , Itu manusiawi, Namun mereka dapat mengimbangi nafsunya itu dengan mencari ridha Allah bukankah Nabi Adam pernah lupa karena dipengeruhi oleh nafsunya sediri, Ia kemudian meninggalkan surga,
Sebagai firman Allah'; maka Ia lupa dan tidak kami beri padanya kemauan yang kuat ( QS, Thaha115


Adam menyesal dan bertaubat kepada Allah, maka perbuatan nya yang terakhir itu terpuji, para nabi adalah manusia-manusia yang sabar, oleh karena itu bersabarlah engkau dan jadikanlah mereka sebagai teladan dalam tingkah lakumu.


Wahai saudaraku, bersabarlah terhadap hantaman hawa nafsu, karena hantaman itu akan mendapat balasan dari dalam dirimu sendiri, Bahkan mampu menaklukan dan merapasnya serta mengambil alih kekuasaan dan tipu dayanya. wahai saudaraku berjuanglah di jalan Allah, Sesungguhnya engkau tidak akan pernah menganiaya orang kalau hatimu itu suci, setiap orang tak punya kebenaran kecuali setelah mendapatkan perintah syara,'' jika perintah itu ada maka jihadmu itu termasuk ibadah.


Wahai saudaraku, orang berakal, orang terpuji , dan orang yang benar-benar luhur budinya, tidak akan pernah makan dan minum sediri, Tetapi mereka selalu mengutamakan orang lain, mereka selalu mengutamakan perintah Allah dari pada kepentingan dirinya sediri, Selain itu mereka selalu mengajak manusia untuk taat kepada Allah swt. dan memberitahukan apa yang terjadi di akherat nanti.

Wahai saudaraku, kemulian ini berlaku untuk semua orang . dan semua saja yang mampu menguasai dan memenangkan hawa nafsu syetan, dan hawa nafsu syahwan, Ya Allah muliakanlah kami dan anugerahkan kami sejalan menurut kehendakmu dalam segala hal,


Ya tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka.




Read More..

QANA'AH ( PUAS DENGAN YANG DITERIMAH)

Wahai saudaraku, mengertikah engkau apakah yang dimaksud dengan qana'ah ialah merasa puas atas pemberian yang sudah diterimanya, puas dengan memperbanyak bersyukur dan menghindar dari sifat rakus, Itulah yang disebut qana'ah. Berhentinya keinginan terhadap apa yang sudah diberikan kepadamu,dan tidak ada lagi keinginan untuk memintah tambahan lagi, maka itulah sikap orang arif 
( ma'rifat ).


Hendaknya engkau yakit bahwa qanaah adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap muslim, sebab dengan qana'ah hatimu menjadi tenang. Bahkan sifat itu merupakan modal yang tak bisa habis dalam kondisi apa pun.
Rasulullah saw bersabda;  qana'ah itu adalah harta yang tak akan hilang dan simpanan yang tak akan lenyap. ( HR. At Thabarani )


Syekh Abu Zakaria Al-Anshari berkata;''qana'ah itu adalah merasa cukup dengan apa yang sudah di terimah dan memenuhikepentingannya, baik berupa makanan, minuman , pakaian , atau yang lainnya.
Abu Sulaiman Darani berkata,''Qana'ah merupakan sifat yang didambakan oleh kaum sufi, karena dengan sifat itu, mereka berharap bisa terhindar dari bahaya hawa nafsunya, Dimana hawa nafsu itu selalu mengejar dan mendambahkan kesenangan duniawi, keinginan nafsu terhadap duniawi tidak akan pernah berhenti, bahkan membawah manusia menjadi sibuk dengan urusan duniawi yang tak berarti, jika manusia telah tenggelam dalam kesibukan duniawi, maka cenderung lupa untuk mempersiapkan bekal buat kehidupan akhirat, Dan tentunya lupa pula ia kepada TuhanNya.

Walai saudaraku, sifat qana'ah dapat mendidikmu untuk pandai bersyukur, Artinya, dengan sifat qanq'ah itu engkau akan senantiasa mensyukuri kenikmatan Allah yang telah diberikan kepadamu, jika manusia banyak bersyukur, tentu akan memiliki gairah dalam beribadah.
Nabi saw bersabda; jadilah kamu orang wara' pasti kamu menjadi orang yang banyak beribadah, dan jadilah kamu orang yang qana'ah pasti kamu menjadi orang yang banyak bersyukur.
( HR,Bukhari dari Abu Hurairah )


Abu Bakar Al Maghribi berpendapat,''orang yang berakal ialah yang dapat mengatur urusan dunianya dengan sikap qana'ah dan urusan akhirat dengan keinginan yang menggelora;urusan agamanya dengan ilmu dan ijtihad.


Muhammad bin Tirmizi,''Qana'ah adalah jiwa merasa lapang dengan rezeki yang diberikan Allah kepadanya dan menghilangkan rasa tamak terhadap yang tidak tercapai,''


Wahai saudaraku, engkau tidak dilarang mencari rezeki, juga tidak disuru bermalas-malasan dan berpangku tangan, Namun ketahuilah bahwa Allah menyuruhmu berikhtiar, bekerja, karena manusia hidup di dunia ini untuk beribadah kepada Allah , Bekerja merupakan amal ibadah, Engkau harus yakit dalam bekerja ada kalah ada menang, Kalah dalam menghadapi rayuan dan menang dalam melawan ajakan syetan, Karenanya , bekerjalah dengan tekun dan bersungguh-sungguh Hati-hatilah terhadap tipu daya nafsumu dan tipu daya syetanmu agar tidak terjerumus mengais rezeki haram.


Wahai saudaraku, Islam mengharapkan engkau menjadi manusia cerdas Mampu menggunakan akal pikiranmu, Islam tidak ingin pemeluknya bodoh, oleh karena itu jangan seperti orang awam yang menganggap Islam memundurkan akal pikiran manusia dalam bekerja , padahal orang islam harus cerdas dan harus bekerja, sebab bekerja merupakan ibadah, Islam tidak menyukai orang muslim menjadi pemalas.


Agapan yang demikian itu salah besar, mereka menyangkah bahwa yang disebut qana'ah itu adalah menerima apa saja yang ada, sehingga mereka tidak berusaha dan berikhtiar lagi , padahal agama menyuruh manusia agar bekerja keras mencari keutamaan Ilahi. agar bisa bershodaqah,berinfaq, bisa membangun masjid, membangun pondok-pondok pesantren, dan membangun majlis-majlis ta'lim dan lain -lain, agar umat manusia tidak terbelakang Ingat sejarah perjuangan Nabi dan sahabatnya, mereka berusaha dan bekerja mencari rezeki , Bahkan mereka bersifat dermawan terhadap sesamanya meskipun harta yang didapatnya cukup bagi keluarganya saja.Wahai manusia sesungguhnya agama menyuruh umatnya untuk qana'ah ( qana'ah hati bukan qana'ah /usaha )


Wahai saudaraku, makna qana'ah itu amat luas, Qana'ah menyuruh manusia agar benar-benar percayah terhadap'kekuasaan' yang melebihi kekuasaan manusia. Qana'ah menyuruh manusia untuk bersabar menerimah ketentuan Allah swt, jika ketentuan itu menyenangkan, maka Allah tetap menyuruhnya untuk menerimahnya karena itulah cobaan dariNya.

Dalam keadaan demikian, manusia masih tetap disuru untuk berikthiar dan berdaya upaya sekuat tenaganya, Selama nyawa dikandung badan, engkau wajib berusaha mencari rezeki , Engkau bekerja bukan berati minta tambahan yang telah engkau terima, dan bukan berarti merasa tidak cukup dari apa yang telah engkau terima, melainkan engkau bekerja sebab masih hidup, Inilah yang dimaksud dengan qana'ah.


Jelaslah bagimu sekarang, bahwa orang-orang yang mengatakan bahwa sifat qana'ah dapat melemahkan hati dan pikiran itu salah. Qana'ah merupakan modal yang tidak pernah hilang Qana'ah bisa membangkitkan kesungguhan hidup, Qana'ah tidak mengenal takut dan gentar, tidak mengenal ragu dan bimbang
Allah swt berfirman; Tiada sesuatu yang melata di bumi , malaikan di tangan Allah rezkuNya (QS,Hud 6 )
Rasulullah saw barsabda;  Kekayaan itu bukan banyaknya harta benda, tetapi Kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati.( HR. Bukhari dan Muslim )
Rasulullah saw bersabda;  Sungguh beruntung orang yang masuk islam dan rezekinya cukup dengan apa -apa yang diberikan Allah kepadanya. (  HR, Muslim )


Dalam riwayat lain diterangkan bahwa Hakim bin Hizam ra, berkata,' Aku memohon kepada Rasulullah, kemudian beliau mengabulkan permohonanku( permintaan ), lalu aku meminta lagi , beliau juga mengabulkannya, Kemudian beliau bersabda; '''Wahai Hakim bin Hizam, harta memang indah dan manis maka barangsiapa mengmbilnya dengan lapang dada, maka ia mendapat berkah, sebaliknya, barangsiapa menerimanya dengan kerakusan , maka harta itu tidak akan memberi berkah, kepadanya, bagaikan orang makan yang tak pernah merasa kenyang, tangan  
 di atas itu lebih baik daripada tangan yang berada dibawah'' Kemudian Hakim bin Hazim berkata,''Ya Rasulullah, demi Allah yang telah mengutus engkau dengan haq aku tidak akan menerima apapun dari seseorang sepeninggalmu sampai akhir hayatku,''
Tangan yang diatas itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah, dahulukanlah dalam bersedekah kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu, sebaik-baik sedekah itu adalah yang masih ada kekayaan, Dan Barangsiapa yang sopan, maka Allah akan memlihara kesopananya, Dan barangsiapa yang mencukupkan dengan kekayaannya yang ada maka Allah akan mencukupkannya.
( HR,Bukhari dan Muslim )


Wahai saudaraku, islam mendidik umatnya untuk bersifat qana'ah dan tidak rakus, Islam menyuruh umatnya untuk maju dengan kemajuan itu akan bisa memberikan sesuatu kepada sesamanya, bukan meminta-minta, sebab tiada kekayaan yang dihasilkan tanpa disertai dengan ikhtiar atau usaha, tak menjadi orang berilmu bila ia tidak menuntut ilmu.


perhatikan kisah Maryam, tatkala hendak melahirkan Nabi isa a.s  ditengah-tengah padang pasir, di diperintahkan oleh Allah untuk menggapai dahan pohon kurma agar buahnya tersebut jatuh, kalau Allah menyuruh qana'ah dengan hanya menunggu tanpa berusaha tentu Siti Maryam selamanya akan merasa haus dan lapar.
Allah swt berfirman;  Wahai orang-orang beriman, apabila kalian disuruh untuk menunaikan pada hari jum'at, maka segeralah kamu untuk mengingat Allah, dan tinggalkan jual beli , yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui, Apabila telah menunaikan shalat. maka bertebaranlah kamu semua di atas bumi, dan carilah anugerah Allah sebanyak-banyaknya agar supaya kamu semua beruntung,( QS, Al. Jumu'ah 9-10 )


Ketahuilah wahai saudaraku, bahwasanya Allah menyuruhmu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya dengan syarat harus dilakukan setelah shalat, Carilah kehidupan kembali sambil mengingat Allah sebanyak-banyaknya dalam melakukan segala pekerjaan agar kamu mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat.
Allah swt berfirman;  Ya tuhan kami , berilah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa api neraka.
Read More..

Sabtu, 29 Januari 2011

BEKAL BAGI ORANG BERIMAN

Dunia bagi orang beriman dijadikan sebagai bekal untuk tujuan akhirat. Sedangkan orang kafir hanya dipakai untuk bersenang-senang.
Ketahuilah wahai saudaraku, orang beriman merasa cukup dengan apa yang ada ditanggannya, selalu menyedekahkan hartanya untuk bekal di  hari kemudian, Apa saja usaha di dunia selalu dipersiapkan menurut kemampuannya, Semua kekayaan yang dimiliki dipersiapkan untuk akhirat, Tak heran jika tangannya ringan untuk mengulurkan infaq kepada anak yatim, fakir miskin, kepentingan masjid, kepentingan dakwah, dan untuk keperluan sosial, Bagi orang mukmin, sesungguhnya dunia ini bagaikan samudera yang luas, sedangkan keimanan bagaikan perahu yang sedang berlayar untuk mencapai pantai harapan.
Lukmanul Hakim pernah berwasiat kepada putranya beliau
berkata;    Wahai anakku ( kata Lukman al Hakim ) , dunia itu laksana samudera, iman bagaikan bahtera, lajunya adalah taat, dan pantainya adalah akhirat,

Wahai orang yang suka bermaksiat, sebentar lagi engkau akan tertimpa kebutaan dan kefakiran hati, oleh kerenanya segeralah engkau bertaubat, jadilah dirimu sebagai manusia yang dapat menggunakan akal sehat, jangan sekali-kali menyekutukan Allah dengan harta bendamu, janganlah hatimu terikat dengan materi duniawi, Lenyapkan sifat rakus dan batasilah khayalanmu,
Syekh Abdul Yazid Al Basthomi pernah berkata,''orangberiman yang arif ialah tidak mencari duniawi dan akhirat dari tuhannya, Tetapi yang dicarinya adalah keridhan Tuhannya.''

sekali lagi aku menyeru kepadamu, segeralah bertaubat dan kembali kepadaNya, karena Dia maha penerimah taubat dan Maha Rahman
Dan Kembalilah ( bertaubatlah ) kepada Tuhanmu
( QS,Azu Zumar 54 )
Kembali kepada Allah itu dinyatakan dalam bentuk rasa taat, tunduk dan patuh secara total, serakan jiwamu kepada Allah, kerjakan semua perintahNya dan tinggalkanlah semua larangaNya.


Wahai saudaraku, di dalam hidup ini engkau akan menjumpai pujian dan menjumpai celaan( cemoohan )
sperti halnya ada siang dan ada malam, ada musim panas ada musim penghujan, semua itu tidak terlepas dari pengawasan Allah, Tak seorangpun  dapat mendatangkan keduanya kecuali mendapat ijin dari Allah oleh karena itu, janganlah engkau merasa bangga jika mendapat pujian , dan jangan pula merasa sakit hati manakala mendapat cemoohan.

Wahai saudaraku, ilmu yang engkau miliki tidak akan bermanfaat jika tidak diamalakan, Ilmu yang tidak engkau amalkan sungguh sangat direndahkan oleh Allah, Engkau menuntut ilmu menegakkan shalat, menunaikan puasa, dan mengeluarkan zakat karena manusia( riya ) dengan harapan mereka memujimu , pujian orang memang mudah dicari, Namun ketika kematian menghampirimu maka siksa kubur akan menghimpit tulang-tulangmu hingga remuk. pada saat itu pujian yang kau dapatkan dari manusia tiada guna lagi bagimu.

Wahai orang yang  berpaling dari kebenaran, wahai orang yang menyukai barang haram, di dunia ini kamu termasuk pekerja keras, tetapi diakhirat kelak engkau dimasukan ke dalam neraka, karena ibadahmu bukan semata-mata untuk Allah swt.


Wahai saudarku, sesungguhnya Islam adalah kerangka yang dibangun di atas dasar syahadat, Karenanya, teguhkanlah Lisanmu ketika mengikrarkan kalimat, laa ilaaha illallah, dalam situasi apa pun, jika engkau punya pendirian kuat terhadap sesuatu selain Allah, berati ucapanmu itu dusta , Engkau mencoba berbohong kepada Allah, Ucapkanlah kalimat tauhid itu benar-benar dari dalam hatimu dan dalam lisanmu, kemudian , lahirmu hendaknya mengerjakan amalan-amalan sesuai dengan hukum-hukum Allah. Sibukkanlah hatimu dengan mengingatNya, Barang siapa yang mengingat Allah, tentu ia menjadi rendah diri di hadapan Allah,
Artinya, engkau telah menghamba, Dan justru Allah memuliakanmu

Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa api neraka.
 
















Read More..

MERAIH DUA KEBAHAGIAAN SEKALIGUS

Wahai sudaraku jika engkau mendahulukan urusan akhiratmu daripada urusan duniawi, maka pasti engkau akan mendapatkan kebahagiaan kedua-duanya. Namun jika engkau mendahulukan urusan duniawi, maka engkau akan rugi bahkan siksa menantimu.

jika kehidupan akherat lebih engkau utamakan , maka semua urusan duniamu akan menjadi baik, engkau akan hidup lebih menyenangkan. jika engkau memetingkan kehidupan dunia, maka dirimu akan tersiksa, engkau merasa tidak tenang, menjadi rakus, dengki dan tidak pernah merasa puas, kelak di akherat engkau pun diancam dengan siksa yang sangat pedih.

Wahai saudaraku, perhatikanlah apa yang kusampaikan ini! Mengapa engkau sibuk dengan sesuatu yang tidak diperintahkan kepadamu untuk melakukannya? jika engkau tidak rakus terhadap duniawi , tentu Allah memberi pertolongan dan memberi anugerah kepadamu, jika engkau memungut sesuatu dari dunia , maka sama halnya engkau menyia-nyiakan barokah yang ada di sana.

Wahai saudaraku, seharusnya engkau beramal untuk dunia dan akherta, maka terimalah dunia sebagai bekal menumpang jangalah memungut sesukamu. Orang yang bodoh itu , perhatiannya selalu tertuju kepada duniawi, sedangkan orang arif perhatiannya senantiasa tertuju kepada Allah.kepada akherta jika engkau memungut duniawi dengan hawa nafsumu, maka perhatikanlah, siapa penguasa birahi? Karena hal itu tidak akan menguntungkan dirimu, Lawanlah hawa nafsu dan didiklah ia agar berada di sisi Allah yang haq.

Wahai saudaraku, jangalah engkau merasa berputus asa dari RarhmatNya, jangan pula engkau mengerjakan kedurhakaan yang menyebabkan engkau berdosa, Sucikanlah pakaianmu dari najis, dan sucikanlah jiwamu dengan taubat dan ikhlas.

Syara' mengajar lahir, tauhid dan ma'rifat mengajar batin, Alangkah jauh perbedaan antara kata mereka dengan kata kita, kamu katakan itu haram tapi kamu berbuat dosa, serta kamu katakan halal tapi kamu tak melakukannya, Sungguhkamu berada dalam kerugian yang sangat besar, Nabu saw, bersabda;
  Celaka bagi orang bodoh (sekali) dan bagi orang yang berilmu ( tujuh kali )

Satu kebinasaan orang yan bodoh karena ia tidak mau belajar, Tujuh kali kebinasaan ulama
( orang berilmu) karena ia nyia-nyiakan ilmunya, Ulama tetapi tidak mengamalkan  ilmunya, maka lenyaplah barokah ilmunya itu. sedangkan jika berilmu lalu beramal dan memperbaiki cara menyintai Allah, maka jika cintanya bersih pasti hal itu semakin mendekatkannya kepada Allah.
dengan demikian ilmu dapat menyebabkan kemuliaan di depat makhluk dan kebahagian di depat Allah.

Wahai saudaraku, Allah itu bisa diingat dalam hati, namun kebathilan terletak pada nafsu, jagalah hatimu hingga mendekat kepada Allah yang maha Qadim , Azali dan Abadi.

Wahai orang munafik, kalian adalah penghamba perut, makana,pakaian, kendaraan , atau pengusaanmu, hati orang-orang yang benar itu menjauh dari makhluk untuk menuju kepada pencipta, Ulama yang mengamalkan ilmunya, itu penganti para salaf, mereka memimpin untuk kekebangkitan islam dalam syariat dan dan membentengin dari kehancuran di hari kiamat nanti, mereka berkumpul dengan para nabi, mereka dianugerahkan pahala dari Allah swt, Allah telah membuat contoh orang-orang berilmu yang tidak mau mengamalkan ilmunya, itu seperti himar, Allah  swt berfirman;
                             Seperti keledai yang membawah kitab-kitab tebal ( QS, jum'ah 5 )

Asfar itu adalah kitab-kitab yang tebal, Mana bisa berguna keledai memikul kitab-kitab tebal, dia tidak bisa menghasilkan apapun kecuali lelah.

Siapa yang bertambah ilmunya, seharusnya bertambah pula amaliahnya dan harus bertambah takut kepada Allah swt,

  Read More..

Jumat, 28 Januari 2011

JIWA ORANG BERIMAN ITU SENANTIASA BERSIH

Wahai Saudaraku, berpaling dari Allah ketika engkau menemui takdirNya bisa mematikan agamamu, mematikan keimananmu, mematikan tawakalmu dan rasa ikhlasmu kepada Allah.


Hati orang beriman tidak bisa diketahui, mengapa dan bagaiman. Bahkan orang beriman ketika itu hatinya berkata''Ya'' Semua jiwa saling meronta dan kontra. Maka barangsiapa yang hendak mensucikan jiwanya maka seharusnya ia bersungguh-sungguh dan bermujahadah menekan diri sampai ke atas keburukannya.

Ketahui, semua keburukan selalu bertempat pada keburukan, Semua kerusakan selalu bertempat dalam kerusakan , jika engkau tekun dan tenang, semua yang terdapat dalam jiwa menjadi baik,  sebab proses terjadinya kebaikan di dalam jiwa itu ialah menjauhi semua perbuatan maksiat, Rasa berserah diri dan ketenangan jiwa adalah suatu proses terjadinya suatu kebaikan dan ketaatan kepada Tuhan, itulah sebabnya, jiwa yang berserah diri dan tenang akan mendapat penggilan dari Allah swt.


       Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu, dengan hati yang puas lagi diridhaiNya, 
       maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaku, dan masuklah kedalam surgaku
       ( QS, Al Fajr 27-30 )

       Keadaan jiwa yang bersih merupakan takwa, Sedangkan maksiat adalah kotoran jiwa, Ia harus  dibersihkan agar jiwa menjadi lebih baik dan sehat, Untuk membuktikannya, maka cobalah perhatikan bagaimana Nabi Ibrahim alaihis salam dalam membebeskan jiwa dan nafsu.

      Ketika Nabi Ibrahim diikat dan hendak dibakar, ia sama sekali tidak takut, sama sekali tidak panik dan tidak mencemaskan nasibnya,  Hatinya tenang karena disadarkan kepada Allah, Rasa berserah diri kepada Allah begitu kuat dan sempurna , Karenanya , ketika api dibakar , 
Allah berfirman;
       Wahai api jadi dinginlah kamu dan jadi keselamatanlah bagi Ibrahin. ( QS, Al Anbiya' 69)


         Nyatalah bahwa pertolongan Allah itu akan datang kepada orang yang jiwanya bersih, sepenuhnya bergantung kepadaNYa tenang , tidak takut, pasrah dan punya keyakinan kuat.
         Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa hisab
         ( QS, Az. Zumar 10 )


Wahai saudaraku, bersama pertolongan dan penghargaanNya, hendaknya engkau bersabar kepadaNya, Tegaklah berdiri bersamaNya . jangan engkau melupakanNya, sebab setelah mati engkau akan dibangkinkan lagi , jalan satu-satunya yang harus ditempu untuk bekal menghadap kepadaNya adalah taubat dan bertakwa.


         Didalam tubuh anak Adam ( manusia ) ada segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh badannya,  
         dan apabila segumpal daging itu buruk, maka buruklah seluruh badanya, ingatlah daging tersebut adalah
         hati.


Jiwa yang baik ibarat permata dalam tambang dan harta yang tersimpan dalam lemari, Adapun jiwa yang baik dikarenakan adanya rasa tawakal dan takwa kepada Allah.


Ya Allah, aku memohon agar Engkau menyusikan hatiku dengan bertaubat kepadamu, Bersihkanlah hati kami dari keburukan dan gantikanlah dengan ma'rifat kepadamu, Sibukkanlah diriku untuk selalu mengingatMu; Siang dan malam , pertemukan kami dengan orang-orang shahih terdahulu, Berilah kami rejeki sebagaimana Engkau memberi hamba-hambaMu yang shalih itu.


Wahai saudaraku, hendaknya engkau menjadi manusia yang senantiasa mengabdi kepadaNya.Sehingga dirimu termasuk golongan orang shalih. jika kamu menghendaki adanya kebenaran Allah, maka sibukkanlah dirimu dalam beramal taat kepadaNya. Bersabarlah, ikhlas dan ridhalah terhadap apa saja yang dilakukan Allah kepadamu.


Hendaknya engkau zuhud di dunia, Ambil bagian yang engkau peroleh di dunia ini dengan takwa dan wara' Kemudian carilah akhirat dengan beramal untuk kehidupan sesudah mati, Serakanlah jiwamu kepadaNya. Bertaatlah kepadaNya, Nasehati dirimu sediri sebelum engkau menasihati orang lain. Bimbinglah jiwamu sebelum engkau membimbing orang lain. Sebab engkau memang berkewajiban membimbing orang lain. Namun bagaimana mungkin engkau mampu melakukannya dengan baik sedangkan dirimu sediri masih buruk, Bagaimana engkau bisa membimbing orang buta, sedangkan dirimu sediri masih belum mampu melihat.

Tiada guna lisanmu mengajak kebaikan kepada orang lain, jika hatimu masih bersarang kotoran jiwa dan syirik. Bagaiamana mungkin orang bisa mengikuti ucapan dan jejakmu jika dalam jiwamu masih noda dan kesalahan.


Takutlah kepada Allah, dan jangan takut selainNya, karena takut selain Allah merupakan perbuatan syirik, yang tidak bisa diampuni dosanya Allah menciptakanmu agar kamu selalu mengabdi kepadaNya secara menyeluruh dan hanya tunduk kepadaNya saja.


janganlah kamu menjadi orang munafik, yaitu orang yang tidak jujur dan tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam hati dan ucapannya, Kamu jangan bicara apabila dalam hatimu ada kotoran, obatilah hatimu yang sakit itu sebelum kamu mengobati hati orang lain. 
jangan menjadi orang yang selalu bertentangan antara lahir dan batin, yaitu lisannya bersyukur tetapi hatinya berpaling dari yang Haq, Memang begitulah kebanyakan orang seperti yang sudah dinyatakan dalam firmanNya;
         Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
        (QS, An Nisa'142 )


Orang munafiq itu adalah yang selalu ingkar kepada Allah, mereka selalu berbuat kejelekan, perkataannya selalu bertentangan dengan apa yang ada di dalam hatinya, mereka menipu Allah, lisannya bersyukur namun hatinya berpaling dan mengingkari kebenaran yang ada dalam hatinya, Mereka mengaku hamba Allah, tetapi mereka juga menyekutukanNya, Orang -orang munafiq itu kelak akan disiksa oleh Allah dalam neraka sebagai balasannya


Orang mukmin adalah orang yang tidak menuruti kemauan dan ajakan hawa nafsu, dan tidak mengikuti bujukan atau rayuan syetan, Dia hidup di dunia ini ialah untuk mencari bekal kehidupan di akherat, Oleh sebab itu, ia selalu pergunakan waktunya mengabdi dan beribadah kepada Allah swt.
Allah swt berfirman;
                              Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah 
                             ( beribadah kepada Allah ) dengan memurnikan ketaatan mereka.
                             kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus 
                             ( jauh dari syirik ) QS, Al Bayyinah 5 )


jangan engkau menyekutukan Allah dengan makhluk -makhlukNya , dan Esakanlah Dia karena Dialah yang telah menciptakan makhluk selurunya.
Allah swt berfirman;
                               Dan tidak ada sesuatu pun melaikan pada sisikulah khasanah 
                              nya ( segala sesuatu itu sumber dari Allah )
                              ( QS, Al Hijr 21 )


Wahai saudaraku, peliharalah ketakwaan dan syariat agama 
Siapkanlah dirimu untuk menekan kehendak hawa nafsu, syahwat kemauan syetan dan kejahatan lain.


Misimu adalah memelihara takwa, memelihara hukum-hukum agama, memerangi hawa nafsu syetan yang jahat , Itulah utama tujuan utama sebagai seorang mukmin. Misi seorang mukmin adalah perjuangan, yaitu membebaskan jiwa dari penyakit yang berbahaya, yang berupa penyakit syirik dan ajakan hawa nafsu, SesungguhNya Allah maha Kuasa atas semua manusia, dan Allah telah berfirman kepada para Nabi dan RasulNya, yang telah menerimah ajaran dari tuhan, Dan apabila para Nabi dan Rasul itu di tarik kembali kehadiratNya, maka tumbuhlah di atas bumi manusia-manusia pengganti, yang selalu membersihkan hatinya dari dosa dan noda, Meraka menyampaikan kabar gembira bagi siapa saja yang taat dan mengabdi kepadaNya. Dan disampaikan pula kabar ancaman kepada siapa saja yang berpaling dari ketentuan -ketentuanNya, mereka itu adalah para Ulama yang menjadi pengganti Nabi dan Rasul.
 Rasulullah saw bersabda;
                                          para ulama adalah pewaris para Nabi
                                          ( HR, Ibnu Majah )
Dalam hadis lain disebutkan ;
                                          para ulama adalah sebagai lampu di atas permukaan bumi
                                          ini, dan sebagai pengganti para Nabi-Nabi, dan juga sebagai 
                                          warisku dan pewaris para Nabi-Nabi 
                                          ( HR, Ibnu ' Adli dari Sayyidina Ali, r,a ) 


Wahai saudaraku, hendaknya dirimu menjadi orang yang mampu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah keburukan agar engaku menjadi orang beruntung, jadilah dirimu sebagai umat terbaik, yang dilahirkan untuk manusia yang selalu beramar makruf dan nahi munkar.


Wahai saudaraku, peliharalah diri dan keluargamu dari ancaman siksa neraka , Tugasmu adalah menjaga agar terhindar dari keburukan dan kesesatan, Bersyukurlah engkau kepadaNya yang telah memberimu berbagai macam nikmat , dan perhatikanlah kekuasaNya yang meliputi nikmat-nikmat itu.
Allah berfirman;
                         Dan apa saja nikmat yang ada padamu maka itu datangnya adalah dari Allah swt,
                         ( QS, An Nahi 53 )

Wahai saudaraku, mengapa engkau tidak mensyukuri nikmat Allah? Mengapa engkau berpaling dari nikmat itu? Engkau justru melihat datangnya nikmat bukan dari Allah. Kadang-kadang merasa bahwa apa yang engkau terimah itu bukan dariNya. Namun suatu ketika engkau menghadapNya dan melihat kesombongan dirimu sediri, kadang-kadang engkau meminta pertolonganNya dengan cara menentangNya.

Wahai saudaraku, manusia yang berakal, Mengapakah engkau merasa perluh terjaga dari kemaksiatan, keguncangan jiwa, ketakutan yang membawah peringatan bagimu? padahal Allah melihatMu dan Dia tahu setiap apa yang terlintas dalam hatimu, Sadari bahwa kebesaran jiwa menjadi runtuh karena keguncangan jiwa, karena kecerdasan berpikir, karena perlintasan hati dalam kesunyianNya, Keruntuhan kebenaran itu tampak jelas dari kedipan mata, Mengapa engkau tidak percayah pada dirimu sendiri? Mengapa engkau ragu terhadap Tuhan mu? Lalu dirimu duduk atau tidur di depan pintu orang kaya, dengan maksud mendapatkan rezeki darinya, Mengapa hatimu ragu dan tidak tenang terhadap takdir Allah yang maha Rahman.

Wahai hamba Allah, ikutilah tuntunan yang Haq dari Allah swt, Bertaubatlah kamu kepadaNya secara lahir batin, Taubat itu adalah pusat perputaran hati, Buangalah jauh-jauh perbuatan maksiatmu, gantilah dengan bertaubat yang ikhlas kepadaNya,

Cinta Allah itu sebagai hakikat bukan arti kias, Hati adalah tempat berma'rifat kepada Allah, tempat menyaksikan kesempurnaan sifat asma-asma Allah , Hati adalah pusat timbul nya suatu amalan untuk mensucikan anggota tubuh dengan mengerjakan syari'at . Bahtera hati yang tidak terdapat rasa tawakal dan ma'rifat kepada Allah , maka hati itu akan tenggelam dalam lautan yang penuh dengan gelombang yang besar, terombang ambingkan dengan keadaan lautan yang bagimu luas.

Adapun hati yang tenang adalah hati yang bertawakdan mengenal Allah karena tawakkal dan mengenal Allah atau marifat itu adalah bahtera hati, yang hendak mengantarkan kepada suatu tujuan akhir yang sarat dengan kebahagiaan dan kenikmatan, jika hati sudah tenggelam dikarenakan bahteranya sudah rusak maka tidak ada tempat bagi hati, kemudian hati itu selalu gundah goncang, tidak* tenang dan tidak percayah akan kekuasaan Allah swt.

Tapi jika hati telah mengendarai bahtera tawakkal serta mari'fat kepada Allah swt , maka hati telah sampai ketengah samudera dengan penuh hidayah dari Allah swt, di situlah dia bisa menemukan untaian firman Allah;
                                 Allah yang menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku,
                                  ( QS, As Syuara' 78 )
maka Allah telah menunjukan kepadanya dari suatu tempat lainnya, akhirnya dia berhenti dan berdiri tegak pada kebenaran yang Haq, Dan apabila di sebut nama Allah , maka tampaklah olehnya kebesaran Allah swt, serta terbukalah kegelapan baginya dengan cahaya iman.

Wahai saudaraku, jika engkau sakit, terimahlah dengan lapang dada dan sabar, Beriktiarlah mencari penyembuhan ( obat ) Bila obat telah didapat, terimalah dengan rasa syukur , jika engkau bisa berbuat demikian , hidupmu dalam segalah hal akan dimudahkan Allah.

Wahai saudaraku, dunia itu suatu saat akan lenyap, karena itu janganlah engkau menjadikan dunia sebagai tempat kesenangan yang kekal , Setelah lenyapnya dunia masih ada lagi perjalanan panjang , yaitu alam akherat.

Wahai saudaraku, apakah selisih umurmu pada hari ini sudah cukup buat mempersiapkan diri untuk akherat?karenanya , marilah kita mempersiapkan diri menghadapi malaikan maut.

Wahai orang -orang pendusta yang celaka, engkau mengatakan cinta kepada Allahswt, namun ketika datang cobaan -cobaan kepada mu ternyata kamu lari, Seakan -akan dalam dirimu tidak ada rasa cinta padaNya, Yang disebut hamba Allah itu adalah orang-orang yang menunjukkan ikhtiar apabila cobaan Allah datang kepadanya, lalu dia tetap bertahan dan mempertahankan cintanya kepada Allah swt.

Ada seorang sahabat datang kepada Rasulullah saw, kemudian berkata,''Ya Rasulullah , sesungguhnya saya sangat mencintaimu ,'' Rasulullah kemudian bersabda;
         Masuklah dunia kefakiran
kemudian ada sahabat lain yang bertanya kepada Rasulullah saw,''Sesungguhnya saya sangat mencintai Allah swt''Lalu Rasulullah bersabda;
        Terimahlah datangnya cobaan,
Cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasulullah itu ada pertaliannya dengan kefakiran dan cobaan , kalau manusia dalam keadaan fakir maka dia terhindar dari penyakit berbahaya.
                     Read More..

Kamis, 27 Januari 2011

MA';RIFATULLAH AZZA WA JALLA

Wahai saudaraku, engkau bisa melihat Allah melali pandangan mata hatimu. janganlah engkau menjauhiNya dan jangan pula menentangNya. Ikhlaslah menerima takdirNya. engkau bisa melihat Allah melalui pengamatan terhadap makhluk ciptaanNya. 
Dia adalah Dzat pencipta, pemberi rejeki, pemula, penutup lahir dan batin Dia maha Qadim, Dia maha Kekal, dan Dia adalah Dzat yang bertindak menurut kehendakNya,
Allah berfirman;
          Dia tidak di tanya tentang apa yang diperbuatNya, dan 
          merekalah yang akan ditanyai. ( QS. Al Anbiya'23 )
Wahai saudaraku, janganlah engkau takut kepada selain Allah 
Tetapi takutlah hanya kepadaNya, jangan berharap kepada selain Allah. Namun berharaplah bersama kekuasaanNya hingga menundukkan kemauanmu.

Wahai saudaraku, hendaknya engkau berakhlak sesuai dengan ajaran Al Quran. jadilah dirimu sebagai hamba yang mampu memelihara syariat Allah swt. Tiada orang yang sampai kepada ketentuan syariat kecuali orang-orang yang shalih. Oleh karena itu janganlah sekali-kali keluar dari jalan syariat, Tiada orang yang tahu permasalahan agama kecuali mereka yang  telah menempuh jalan itu. Adapun mengenai Dzat Allah, tidak perlu engkau ketahui, yang wajib engkau ketahui hanya sifat-sifatNya, Sifat-sifat Allah itu misalnya sifat wajib , sifat muhal, dan sifat Jaiz, jadikanlah hidupmu selalu berhubungan erat dengan Rasulullah saw, dalam melaksanakan semua amalan.

Sadarilah, bahwa hamba Allah yang shalih ialah yang manjaga syariat secara konsisten dan tidak akan meninggalkan sedikit jua. sebab meninggalkan ibadah wajib sedikit saja maka ia di katakan Zindik dan bermaksiat. Hal yang demikian itu merupakan dosa besar . jadi ketentuan -ketentuan ibadah itu tidak boleh ditinggalkan oleh seorang pun dalam keadaan apa pun.

Wahai saudaraku, kerjakanlah amalan sesuai dengan hukum Allah dan apa yang terkandung di dalamnya, jangan sampai engkau keluar meninggalkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskanNya. jangan pula engkau melupakan janjiNya , perangilah nafsu syetan yang menguasai dirimu, Yakitlah bahwa pertolongan Allah pasti datang kepadamu bersama keteguhan jiwamu.
Allah berfirman;
         Sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar ( QS, Al Anfal 46 )
Dalam surat lain disebutkan'
        Maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. (QS, Al Maidah 56 )
Allah juga berfirman;
        Dan orang-orang yang berjihad ( untuk mencari keridhaan)
        benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan -jalan 
        kami. ( QS, Al Ankabut 69 )


Wahai saudaraku, janganlah engkau ke sana kemari berkeluh kesah mengadukan nasibmu 
( yang kau anggap buruk )  kepada sesama makhluk, Tetapi hendaknya engkau menjadi juru bicara Allah untuk menyurukan kepada manusia agar mereka taat mengerjakan perintahNya dan berhenti dari maksiat kepadaNya, Anjurkanlah kepada seluruh manusia agar mereka berkenan, mengamalkan ajaran kitabullah Al Qur'an dan As As Sunnah , Hormatilah dan muliakanlah Al Qur'an dan berakhlaklah , sesuai dengan ajarannya SesungguhNya Al Qur'an merupakan jembatan yang dapat engkau pergunakan untuk menujuh jalan Allah. janganlah engkau menganggap bahwa Al Qur'an itu makhluk, sebab Allah berfirman;
            Dan kalimah Allah itulah yang tinggai ( Al Qur'an ). Allah itu maha perkasa lagi maha bijaksana


Apakah engkau menolak keberadaan Al, Qur'an SesungguhNya barangsiapa menolak firman Allah, menjadikan Al, Qur'an sebagai makhluk ia telah kafir kepadaNya; Bahwa Al, Qur'an terlepas darinya
Al, Qur'an harus dibaca,didengar,dipelajari,diperhatilan dan diamalakan 
            pena itu makhluk dan yang ditulis dengan dengan pena yakni Al Quran
           itu bukan makhluk. Hati  itu adalah makhluk dan yang menjaga hati di sana yakni Allah itu   bukan makhluk.


Wahai saudaraku, jadikalah nasihat dari Al Quran sebagai landasan untuk berakhla dan beramal, buka untuk menjadikan nya sebagai bahan perdebatan, I' tikad itu kata yang selalu dilaksanakan , sedangkan amal menurut pelaksanaannya , jagalah iman dalam hatimu, bersedekahlah dengan ikhlas , dan beramallah dengan menggunakan anggota badanmu


Wahai saudaraku, sungguh tiada yang paling kusukai ketika aku melihat. kecuali masa pencarianku buat bekal kehidupan akhirat dan pencarianku kepada Allah.Aku tiada sudi mencari duniawi, sebab dunia itu penuh dengan makhluk, hawa nafsu syawat dan segala yang mendorong kepada maksiat , jika manusia berpendirian demikian , maka apa pun yang ada pada dirinya akan menjadikannya tenteram,


Anak kecil , mulanya suka bermain debu dan benda najis 
Mereka cenderung berbuat sesuatu yang dapat membahayakan dirinya sediri, Berbuat sesuka hatinya, tidak masuk akal , senang dipuji, ingin selalu mendapat perhatian , suka melanggar peraturan , Namun jika anak kecil itu mendapat didikan , akhirnya kebiasaan buruk itu satu persatu ditinggalkan, Akhirnya kerusakan -kerusakan pun berubah menjadi perilaku baik, sopan di hadapan orang tua dan guruNya.


Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, niscayah dia meninggalkan apa saja yang dilarang Nya.


Wahai saudaraku, sekalipun engkau bersujud kepada Allah, seribuh tahun lamanya di atas bara , namun jika hatimu tidak kau hadapkan kepada Allah, tetapi kau hadapkan kepada makhluk. maka amalanmu itu sama sekali tidak bermanfaat . Hal itu tiada berpengaruh bagi Allah sedikit pun, Ibadah yang kau lakukan bukan dipersembahkan untuk Allah, Engkau tidak pernah mendapatkan keuntungan dari cara ibadahmu itu selama engkau belum melenyapkan sikap ketergantunganmu kepada makhluk, tiada mungkin orang berzuhud jika hatinya masih ramai terpikat dengan duniawi.


Engkau telah menyadari bahwa Allah itu Maha tahu atas segala rahasia di dalam cakrawala ini, Tapi mengapa engkau tidak malu mengaku tawakal tetapi di dalam hatimu tidak menuju kepada Allah. Lidahmu mengaku berserah diri kepada Allah , tetapi engkau masih menggantungkan nasibmu kepada manusia.


jangalah engkau rusak sifat kebersamaan Allah denganmu, karena Allah akan murka , Engkau jangan memperdaya ulama agar dirimu tidak di acukan oleh Allah. Ulama itu orang yang menyuruh manusia berbuat baik, dia mencegah perbuatan munkar kalau engkau menghina ulama sama halnya manghina Allah dan RasulNya, Ulama yang amanah adalaha pewaris nabi.

Wahai Allah, berilah kami petunjuk agar bisa bertaubat kepadaMu, Anugerahkan kami dengan rahmatmu. sampaikanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan nenek moyang kami atas sebagian yang lain, Masukkanlah kami kedalam fatwaMu . Amin. Read More..

UJIAN BAGI ORANG BERIMAN MERUPAKAN RAHMAT ALLAH

Wahai saudaraku, perhatikan sabda Rasullah saw, ini
SesungguhNya Allah itu tidak menyiksa kekasihNya tetapi Dia hanya menguji kekasihNya,

Orang yang beriman itu memiliki ketangguhan jiwa, Meskipun ia mendapat ujian dari Allah, justru ujian itu dapat mengantarkan nya ke puncak kebaikan, Apa pun yang diterimah dari Allah tidak mengurangi kadar keimanannya. justru semakin diuji semakin kuat iman mereka.

Wahai saudaraku, orang beriman itu jika mendapat ujian diterimanya dengan sabar tanpa mengadu kepada sesama manusia dan tanpa sibuk mencari bantuan kepada selain Allah. Tetapi justru ia sibuk bersama Allah swt.

Wahai saudaraku yang disibukkan oleh urusan duniawi, dengarkanlah seruanku ini. janganlah engkau berbicara dengan lindahmu, tetapi tidak diikuti dengan hatimu. janganlah engkau berpaling kepada Allah, berpaling kepada NabiNya, berpaling kepada pengikutNya, berpaling kepada penerus Nabi dan Ulama.

Janganlah engkau lenyapkan pemberian Allah terhadapmu, kemudian engkau lebih berharap dan lebih mengutamakan peberian makhluk, padahal pemberian Allah itu lebih haq.

janganlah engkau menutup telingamu dari kalam Ilahi, perhatikan baik-baik kendungan kalam Ilahi yang engkau dengarkan, perhatikan pula ucapan-ucapan hamba -hamba Allah yang shalih, yang bisa mengantarkan dirimu kepada pintu pertaubatan yang dapat membuatmu ikhlas dalam bertaubat dan bertanggung jawab dalam mengemban amanat Tuhamu. Terimalah takdirNya terhadapmu, jagalah dirimu dari sesuatu yang menyebabkan kehinaan dan yang membawah kepada kemuliaan.

Wahai saudaraku, ikutilah nasihat ini dengan sebenar-benarnya, patuhilah Allah dan tinggalkanlah laranganNya Apabila engkau bersedia berkhitmad kepadaNya maka engkau pasti dilayaniNya, jika engkau berhenti, Dia pun berhenti, jangan engkau rusak akhiratmu dengan duniawi. jangan engkau rusak ketaatanmu kepadaNya, hanya dengan hawa nafsu, kemauan syetan dan kehendak makhluk, janganlah engkau mengadu kepada selain Allah, Engkau harus tahu bahwa Allah selalu memelihara orang-orang yang bertakwa dan menjadi penolong
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman;
Wahai anak Adam ( manusia ) malulah kamu kepadaku seperti malumu kepadamu tetanggamu yang shaleh,

Nabi saw bersabda;
Apabila seorang hamba telah menutup pintu-pintunya, telah menurutkan tirainya, tidak memandang makhluk dan tidak maksiat kepada Allah Azza Wajalla berfirman; wahai anak Adam kamu telah menjadikan Aku pandangannya yang mudah bagimu. Read More..

SALING MENASIHATI DALAM KEBAIKAN

Wahai saudaraku, tahukah engkau orang yang jernih dan suci jiwanya? Mereka adalah orang yang ingatannya semata -mata tertujuh kepada Tuhannya. Karena senantiasa mengingat Tuhannya, sehingga ia lupakan dunia.

Bila engkau tenggelam dalam urusan duniawi, bila engkau lupa terhadap akhirat, bila engkau tidak punya rasa malu kepada Tuhanmu, maka dengarlah nasihat saudaramu sesama iman. Terhadap saudara sesama iman janganlah bersilang pandang dan berselisih, sebab orang beriman jika menasihati saudarahnya seperti halnya menasihati dirinya sendiri. Nasihatnya tulus ikhlas demi kebaikan .

Orang beriman itu menjadi cermin bagi orang beriman lainnya.

Ketahuilah bahwa orang beriman itu suka sekali memberi nasihat yang benar dan baik kepada sesama orang beriman. Ia pandai membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Hati nya suci karena Allah menuntut dan membimbingnya,Oleh karenanya, setiap kata -kata yang dinasihatkan senantiasa mengandung hikmah teramat dalam.

Sesungguhnya, aku ( Abdul Qadir ) adalah penasihat bagimu, Aku tidak membutuhkan balasan kebaikan apa pun dari amalanku ini, karena aku menyadari bahwa akhiratku kudapatkan dari Allah, Aku sama sekali tidak mengejar duniapun, Dan aku juga bukan menghamba akhirat, Tetapi ketahuilah, aku senantiasa menghambakan diri hanya kepada Allah. Karena Dia adalah Dzat yang maha Kekal dan Abadi.

Wahai saudaraku, tanggalkanlah sifat ujubmu di hadapan Allah, sifat ujub ialah merasa benar dan hebat, jangan pula engkau ujub kepada makhlukmu. Engkau harus menyadari bahwa dirimu mempunyai sifat yang manusiawi. Agar sifat manusiawi tidak menguasi dirimu, maka hendaknya engkau merendahkan jiwamu. Ingatlah, sesungguhnya kejadianmu itu hanyalah berasal dari nuthfah, yaitu campuran yang asalnya dari sulbi ayahmu dan taraib ibumu: air hina dan menjijikan , pada akhirnya engkau pun mati dan menjadi bangkai yang busuk. Menjadi santapan cacing-cacing tanah, Mengapa engkau harus menyombongkan diri dan merasa diri lebih hebat? janganlah sekali-kali menjadi manusia yang rakus dan menghambakan diri kepada nafsu,
Nabi Saw, bersabda:  Lebih berat siksa Allah bagi hambaNya yang mencari sesuatu yang tidak dibagikan untuknya.

Wahai saudaraku, bukankah engkau makhluk Allah yang lemah? Engkau hanya melihat orang lain beruntung, maka benarlah ulama berkata,'''Barangsiapa yang tidak melihat orang beruntung maka dia tidak beruntung,''

Engkau melihat orang beruntung tetapi sayangnya, hanya melihatnya dengan mata kepala saja, bukan mata hati, padahal mata hati itu lebih tajam dari pada pandangan mata. Hanya dengan bashira, melihat dengan mata hati, engkau akan dapat menemukan hakikat kebenaran,
Allah swt , berfirman: Maka Sesungguhnya mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah mata yang di dalam dada, ( QS.Al Hajj 46 )

Sifat rakus merebut duniawi dari tangan orang lain, menjual agama dengan nilai yang sedikit, menukar yang kekal dengan yang fana, ketika imanmu menyusut, maka perbaikilah kehidupan mu hingga engkau benar-benar tidak membutuhkan orang lain.

Apabila iman di dada telah sempurna, maka mendekatlah engkau dan serahkan dirimu secara total kepada Allah Azza Wajalla, Bebaskan hatimu dari segala duniawi, bebeskan hatimu dari harta benda, dan terhadap apa saja yang kamu lihat, Serahkan apa saja yang ada pada genggamanmu untuk keperluan sanakdan suadara, jadilah engkau sebagai orang yang seakan-akan berhadapan dengan malaikan maut telah mencabut nyawamu, seakan-akan bumi mengaga hendak menelanmu, seperti gelombang dahsyat menyedotmu kedalam lautan dan menenggelamkannya , Barangsiapa yang telah sampai pada kemauan ini, pasti hukum sebab akibat tidak berpengaruh, karena keberadaan itu hanya menurut pandangan lahiriah saja: bukan menurut alam batin.

Wahai saudaraku, jika engkau mampu melepaskan diri dari himpitan duniawi, maka lakukanlah, jika tidak , maka bergegaslah mengadu kepada Allah, Bergantunglah di bahwa rahmatNya hingga himpitan duniawi itu longgar bagimu, Sehingga himpitan dunia itu bisa terlepas dan hatimu menjadi bebas.

Ingatlah wahai saudaraku, Ingatlah sesungguhnya Allah ituMaha kuasa atas segala sesuatu, Masukilah pintuhNya..Mohonlah KapadaNya agar Dia membersihkan hatimu dari sesuatu yang mengotorinya, Sesuatu itu penuhilah hatimu dengan iman , Ma' ri'fat, ilmu dan berkarya, Mohonlah kepadaNya agar engkau mendapatkan keteguhan hati dan ketenangan jiwa untuk bertaqarub, Agar Dia menyibukkan organ tubuhmu dengan ketaatan kepadaNya, Carilah semua itu dariNya , jangan engkau mencari selain dari pada Nya.

Ketahuilah bahwa gerakan lisan yang tidak disertai dengan gerak hati, tidak akan mampu mengantarmu sampai kepada Allah. Karena sesungguhnya perjalanan yang engkau tempuh adalah perjalanan hati Kedekatanmu denganNya juga kedekatan hati , Amalan hanyalah berfungsi untuk memelihara tubuhmu dari syariat, agar tawadhu ( rendah diri ) dalam beribadah.

Barangsiapa yang menjadikan lisanya ( lidahnya ) sebagai tolak ukur, maka sungguh ia tidak mempunyai ukuran, Barang siapa menampakkan amal kebaikannya kepada manusia , maka sesungguhNya ia tidak dianggap beramal , oleh seba itu  usahakanlah beramal dengan cara sembunyi-sembunyi, janganlah engkau lakukan dengan terang-terangan, kecuali amalan wajib, ini merupakan pondasi , maka tiada guna engkau melakukan ibadah jika pondasi keimananmu tidaklah kokoh.

Dasar amal itu adalah tauhid dan ikhlas, Barangsiapa tidak punya tauhid maka dia tidak punya ikhlas, Dan ia dianggap tidak lah beramal, oleh karena itu amalan hendaknya dilandasi dengan tauhid dan ikhlas, selanjutnya letakkanlah amalanmu itu dengan kekuatan keimanan ; bukan kekuatan musyrik dan munafik , orang yang mengesakan Allah adalah orang yang mengangkat kemampuan amalanya semaksimal mungkin, sedangkan munafik tidak demikian , ya Allah , jauhkanlah kami dan orang munafik meliputi segala perbuatan .
Ya tuhan kami , berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat, dan selamatkanlah kami dari siksa api neraka. 
Read More..

TAUBATKAH SEBELUM TERLAMBAT ( SASTRA SANG PENGEMBARA ) oleh Rindu Kasih Allah pada 27 Januari 2011 jam 17:44

Wahai saudaraku, Rasullah saw. bersabda:
barangsiapa dibukakan pintu kebaikan baginya, maka hendaklah dia menggunakan kesempatan itu, sebab hal itu tidak diketahui kapan pintu kebaikan itu di tutup baginya.

Wahai saudaraku, selagi pintu kesempatan dan pintu hidup masih dibuka, maka hendaknya engkau dapat memeliharanya dengan baik, siapa tahu dalam waktu dekat, pintu ditutup kembali dan rohmu dicabut dari kerongkongan.

jagalah akhlakmu yang baik selagi dirimu masih bisa melakukannya, masukilah pintu taubat selagi masih terbuka bagimu, jauhkanlah dirimu dari pintu-pintu yang dapat menyebabkan dosa dan kemaksiatan. sebab pintu-pintu maksiat itu senantiasa terbuka lebar bagimu.

wahai saudaraku, bangkinlah dari sesuatu yang meresahkan dirimu. sucikanlah dirimudari segala kotoran.perbaikilah diri dari sesuatu yang merusak, jernihkanlah dirimu dari kekeruha. kendalikanlah dirimu dari kesenangan duniawi. Kembalilah kepada tuhanmu, yang telah kau jadikan tempat kembali.

sifat malas hanya akan membuahkan sesal bagimu, karena itu, janganlah bermalas-malas dan menunda penghambaan kepada tuhanmu, Bersegeralah melakukan amal shalih, karena Allah akan memberi rahmatnya kepadamu, baik di dunia dan akherat.

Wahai saudaraku, kembalilah kepada Allah dengan sepenuh hati, jadikanlah doa mu sebagai pemikat, jangan berdoa kepadanya selagi hatimu tiada berkonsentrasi kepadaNya, Ketahuilah, bahwa pada saatnya nanti, jika Kiamat telah tiba semua manusia mengakui perbuatannya yang pernah dilakukan di dunia, jelek atau buruk, Engkau akan menyesal dan tiada berguna, saat itu terjadi perhintungan amal perbuatan, Tiada yang terselipi sedikit pun Dan engkau pun tak berkelit untuk berbohong.
Rasullah saw bersabda: Dunia ini adalah perladangan akhirat, maka barangsiapa menanam kebaikan , maka dia akan merasakan hasilnya dengan perasaan puas, dan barangsiapa yang menanamkan keburukan maka dia akam menghasilakn penyesalan.

Wahai saudarahku, sekarang engkau masih belum dapat membuktikan tentang kematian , jika saatnya nanti nyawa telah direngut oleh malaikan Izrail, barulah engkau menyadari betapa penyesalan tiada guna.

Wahai Allah , bangkitkanlah kami dari kelalaian, jagalah kami dari hati yang tumpul yang menyebabkan diriku jadi lalai kepadamu.

Wahai saudaraku, jangalah berkutat dengan sesuatu yang buruk bisa mendatangkan keburukan pada dirimu sediri, Hal itu dapat pula melenyapkan kebaikanmu. karenanya, berjalanlah di bawah naugan Al Qur, an dan Sunan Rasul, Engkau pasti menjadi manusia selamat dan beruntung,

Wahai saudarahku, janganlah engkau melupakan waktumu, jangan membiarkan sisa umurmu berlalu dengan sia-sia, jangan engaku tenggelamkan dirimu dalam kesibukan mencari makan , berangan-angan tinggi yang tidak pasti kau temukan jawabannya. Hal yang demikian itu hanyalah menjadi penghalang bagi dirimu, untuk sampai kepada Allah, juga menghinakan kedudukanmu di hadapanNya, Hendaknya engkau malu kepadanya, dengan sebenar-benarnya malu.

Wahai saudaraku, sesungguhnya duduk dengan tenang sambil berdzikir ( mengingat Allah ) di dalam hati merupakan akhalk orang makrifat ( arif ), merupakan perbuatan orang sidiq, yang kelak tempatnya di dalam sorga, Oleh karenaNya, jadilah sebagai hamba yang ridha atas takdirnya dengan cara mendekatkan diri kepadaNya secara total.

Wahai suadaraku, bermunajatlah kepadaNya, karena dengan munajat, dapatlah menyingkab tabir penghalang antara dirimu dengan tuhanmu Bertaqarublah kepadaNya dalam hati yang hakiki.
Tidak ada sesuatu pun yang menyurupai denganNya, dan Dialah
( Allah yang maha mendengar lagi maha melihat. QS, Assyura 11 )

Wahai saudaraku, surga telah dijanjikan oleh Allah swt, kepada setiap hamba beriman, yang mereka bisa melihat Dzat-Nya tanpa hijab, tanpa keraguan sedikit pun jika dirimu beramal semata-mata karena Allah, maka engkau akan dekat kepadaNya dan Dia selalu melihatmu sebagai balasan bagimu.

Wahai saudaraku, janganlah engkau mencari nikmat, tetapi carilah siapa yang memberi nikmat kepadamu, karena sesungguhnya nikmat tidak akan engkau temukan selama-lamanya, Namun jika engkau telah menemukan pemberi Nikmat , maka engkau akan mendapatkan kenikmatan yang hakiki ( selama-lamanya ) dunia dan akhirat. )

Wahai saudaraku, hendaknya engkau selalu mengingat akan kematian , bersabarlah dan bertawakallah jika engkau mendapat cobaan, Serahkan dirimu kepadaNya dalam setiap keadaan, jika tiga tingkatan ini engkau miliki dengan sempurna, maka Allah akan ''mendatangimu ''ketika ajalmu datang.

Engkau akan merasakan hasil dari jerih payah sikap zuhudmu dan jerih payahmu dalam bersabar menghadapi cobaan.

Engkau haruslah sabar jika sesuatu terlepas dari dirimu, Engkau senantiasa bergantung kepadaNya, Selamatkanlah jiwa mu dari dunia dan akherat, janganlah bergantung kepada dunia, Bergantunglah hanya kepada Allah, maka Allah akan memberi rahmatkepadamu dari segala penjuru, jika engkau mampu memelihara jiwamu, tentu engkau akan selamat dari bujukan syetan dan bujukan hawa nafsumu sediri, Insya Allah engkau termasuk golongan manusia sebagai firman Allah ini:
Sesungguhnya hamba-hambaku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka( QS, Al Hijr 42 )

Hati mereka selalu berhubungan dengan Allah dan selalu bergantung kepadaNya sehingga mereka terbebas dari tipu daya syetan, mereka mendapatkan pertolongan dari Allah, jika pertolongan itu telah sempurna engkau miliki, maka dunia dan akherat akan menjadi pelayanmu tanpa paksa.

Wahai saudaraku, Laluilah pintu Tuhanmu dan tetaplah engaku di sana, niscaya engkau akan mendapat petunjuk tentang jalan yang benar dan jalan yang bathil.

janganlah engkau mencari sesuatu untuk menambah atau mengurangi, sebab setiap kepastian itu telah dimiliki oleh setiap individu, Tak seorang pun di antaramu mempunyai apa yang akan terjadi dan apa kehendak Allah.

Tuhan telah selesai dari menciptakan, dan menetapkan rizki, menetapkan mati, dan menggerakkan qadam dengan demikian Allah tetap mengetahui dengan keberadaan ini.

Sungguh Allah telah menentukan segala sesuatu yang ditutup dengan perintah dan larangan agar hukum-hukum Allah itu berlaku bagi segenap manusia.

Dia ( Allah ) tidak ditanya tentang apa  yang diperbuatNya, dan merekalah yang akan ditanya, ( QS,Al Anbiya'23 )

jika engkau telah berbuat khilaf atau sengaja berbuat salah, maka segeralah kembali kepadaNya dengan cara bertaubat, mengapa?. Agar kekeliruan dan kebodohanmu itu tidak meninggalkan bekas dosa. Tentu saja untuk bertaubat haruslah engkau penuhi beberapa syarat, di antaranya ialah mengentikan perbuatan yang salah itu dan engkau harus benar-benar menyesalinya, Di samping itu engkau harus mempunyai tekad yang kuat untuk tidak mengulangi kebodohan itu lagi.

jika kesalahan dan kebodohan itu masih saja terulang, berarti taubatmu hanyalah taubat yang ' main-main ''Engkau tidak sungguh-sungguh , Hal itu justru akan menambah-nambah kemurkaan Allah kepada dirimu.

Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang mu'min agar supaya kamu semua beruntung,
( QS, An- Nur 31 ) Read More..

Senin, 24 Januari 2011

Meninggalkan Syubahat

Salah satu dari sekian banyak faktor penyebab tertutupnya mata hati adalah karena terlalu meremekan syubhat, syubhat adalah sesuatu yang hukumnya tidak jelas: berada diantara halal dan haram, karena itu orang-orang sufi lebih memilih untuk meninggalkan syubhat.

Meninggalkan syubhat' berati telah menjalankan sifat wara' ( hati-hati ), Adapun syubhat, di dalamnya menyangkut aktivitas kehidupan , semisal makan, minum, pakaian, pembicaraan yang berlebihan.

Dalam pandangan sufi, wara' meninggalkan syubhat merupakan wara' dalam tingkatan paling dasar, Adapun wara' pada tingkatan berikutnya ialah meninggalkan apa saja yang menjadi keinginan hati, yang berlebihan, baik berupa benda maupun perilaku. Tingkatan wara' yang lebih tinggi dari itu ialah meninggalkan segala macam yang tidak bermanfaat.

Hal itu sejalan dengan hadis Rasulullah yang berasal dari Abu Dzar:
Sebagian dari kesempurnaan islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berati. 
( HR, Anas dan Imam Malik )

Al Imam ra, juga berpendapat sama, yang dimaksud wara' adalah meninggalkan hal-hal syubhat, Ibrahim bin Adham menguatkan pendapat tersebut, katanya,''Wara' adalah meninggalkan yang syubhat dan yang tidak pasti ( tidak jelas ) yakni meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat,''

Abu Bakar Ash Shidiq ra berkata,''kami telah meninggalkan tujuh puluh persoalan yang berkaintan dengan yang halal karena khwatir terkait dengan persoalan haram,''Diterangkan bahwa Rasulullah saw, pernah menasihati Abu Hurairah ra,''jadilah orang yang wara , engkau akan menjadi orang yang paling beribadah di antara manusia,''

As-Sariy menerangkan bahwa pada jamannya, ada empat ahli wara' yaitu Hudzaifah al Mar' asyi, Yusuf bin Asbath, Ibrahim bin Adham dan Sulaiman al Khawash. Masing-masing memiliki pandangan yang sama tentang wara ' Ketika mereka menjumpai berbagai persoalan yang sulit, mereka mampu meminimalkan,''As Syibli berkata''wara ' merupakan upaya untuk menghindarkan diri dari berbagai hal yang tidak berkaitan dengan Allah swt,''

Sikap wara'' dibedakan menjadi tiga tahapan , pertama meninggalkan sesuatu yang hukumnya belum jelas, Kedua, meninggalkan hal-hal yang diperbolehkan namun dikhawatirkan akan jatuh pada hal-hal yang dilarang, Ketiga, menjauhkan diri dari sesuatu yang menyebabkan lupa kepada Allah.

Hal-hal yang  tidak bermanfaat dan segala yang bersifat pribadi maupun sesat, pada dasarnya merupakan nafsu yang bersifat duniawi, ketika seseorang meninggalkan segala yang bersifat duniawi tersebut maka ia telah sampai pada maqam zuhud,

Ishaq bin Khalaf berkata ''Wara ' dalam filosofi lebih hebat dari pada emas dan perak. Zuhud dalam ilmu kepemimpinan lebih hebat dari pada keduanya. Oleh karena itu, engkau dapat mengalahkan keduanya dalam mencari kepemimpinan,''

Bagi orang-orang sufi, sikap wara ' dapat mendatangkan kebahagian tersendiri, kebahagian itu sampai-sampai disebut ''nikmat'' Yahya bin Muadz berkata,''Barangsiapa yang belum menikmati lezatnya wara'' maka dia belum pernah menikmati pemberian Allah.

Yunus bin Ubaid berpendapat bahwa yang dimaksud wara' adalah menghindari syubhat dan segala bentuk arah pendangan ( pujian ) sementara Sufyan ats-Tsauri berkata '' Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih mudah dari pada 'wara , kecuali meninggalakn sesuatu yang keruh dalam diri.

Diterangkan bahwa Malik Bin Dinar adalah orang yang sebelumnya kaya raya. Hidupnya bergelimang harta, Namun kemudian ia menempuh jalan sufi. Harta kekayaanya diinfaqkan untuk perjuangan Islam. Malik Bin Dinar puas dengan hidup sederhana, Baginya kekayaan hanyalah hiasan duniawi yang hanya akan membutakan hati. Selama empat puluh tahun tinggal di Basrah, Konon, ia tidak pernah makan buah kurma, baik kering maupun yang masih basah. Ketika musim panen selesai, dia berkata,''Wahai penduduk Basrahm, inilah perutku yang belum pernah merasakan kekurangan dan kelebihan,''Maksudnya. bahwa ia ingin memberi contoh hidup sederhana dan wara'

Wara 'merupakan sikap yang harus dimiliki dan diterapkan dalam kehidupan sufi. Tanpa wara , seseorang dikhawatirkan tergelincir pada dosa, Kehati-hatian dalam sikap dan mengambil keputusan adalah sesuatu yang utama, Syubhat adalah perkara yang samar, sehingga oleh mereka hal itu benar-benar dihindari Diterangkan bahwa Harits al-Muhasibi pernah mengulurkan tangannya untuk mengambil makanan syubhat, tiba-tiba ujung jarinya berkeringat sehingga dia sadar bahwa makanan tersebut tidaklah halal.''

Pandangan orang sufi terhadap sesuatu yang halal dan murni ialah, sesuatu yang halal dan digunakan untuk mengabdi kepada Allah swt. Sahal bin Abdullah pernah ditanya demikian Dia menjawab,''Barang yang dipergunakan bukan untuk bermaksiat kepada Allah swt. atau bukan untuk melupakan Allah swt,''

Wara ' dianggap pula sebagai kebesaran agama . Hal ini pernah dinyatakan oleh putra Ali bin Abi Thalib ketika memberi nasihat kepada orang banyak di dekat Ka'bah. Waktu itu hadir pula Hasan al-Bashri, Mendengar keterangan itu, Hasan al-Bashri bertanya,''Apakah kebesaran agama itu?''putra Ali menjawab,''wara '' Ditanya lagi,'' penyakit agama itu apa?''Dijawabnya ''Tamak.'' Hasan Bashri sangat kagum terhadap kata-kata itu sehingga ia berkomentar,''Berarti timbangan sebiji wara yang murni lebih baik dari pada timbangan seribu puasa dan shalat,'' 

Abu Hurairah ra, berkata, ''orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah swt. akan dikumpulkan dengan orang -orang wara' dan zuhud kelak di hari kiamat.'' Sahal bin Abdullah berkata.''Orang yang tidak pernah bergaul dengan orang wara, Ibarat orang yang makan kepada gajah tetapi tidak pernah merasa kenyang,''

Abu Ustman al-Mariri pernah ditanya seseorang tentang wara, Ia tidak menerangkan pengertian wara' tetapi justru menceritakan seseorang yang bernama Abu Shahih Hamdun, Tanya orang itu,''Abu Shahih Hamdun kenapa?'' Abu Ustman kemudian menceritakan bahwa suatu ketika Abu Shahih Hamdun, seorang tukang penatu, berada di samping temannya yang sedang sekarat Lalu temannya itu meninggal dunia.Abu Shahih Hamdun tiba-tiba meniup nyala api sehingga lampu ruangan menjadi mati. Mngapa ia mematikan lampu? Abu Shahih Hamdun menjawab, ''sampai sekarang minyak yang dipergunakan lampu itu masih tersisa, sisa minyak itu hak ahli waris si mayit, sebaiknya pergunakan minyak yang lain saja!''Abu Utsman menyimpulkan bahwa sikap Abu Shahih Hamdun itulah yang disebut wara' Saking hati-hatinya, sampai-sampai sisa minyak lampu tidak dipergunakan, karena dianggap sabagai harta warisan buat anak istri si mayat.

Cermin wara'juga ditemukan dalam cerita bahwa seseorang menangis sedih karena merasa berdosa yang sulit untuk ditebus. padahal, menurut pandangan orang awam, dosanya itu sepele Dalam pengakuannya ia berkata,'' Sungguh, aku telah berbuat dosa selama empat puluh tahun lalu. Suatu hari, aku kedatangan saudarahku, Ia kuberi jamuan makan dengan ikan bakar, Selesai makan, dia inggin membersihkan bau ikan yang melekat di tangannya, Aku kemudian keluar rumah untuk mengambil pasir di pekarangan tetanggaku. pasir itu untuk menggosok tangan saudaraku agar bau amisnya berkurang, Akhir-akhir ini aku menyadari bahwa meskipun hanya segangam pasir, tetapi merupakan suatu dosa membebani hatiku, Bukankah pasir itu milik orang lain, Sedangkan hingga sekarang aku belum pernah bertemu pemilik nya untuk minta maaf.''

Inilah orang-orang wara dalam menempuh kehidupan nya. Mereka berusaha menjaga dosa, sekecil apa pun Seperti halnya tokok wanita sufi yang sangat terkenal Rabi'ah Adawiyah.Dia menjahit pakaiannya yang telah robek di bawah cahaya lampu milik raja, Ketika menjahit, hati nuraninya berbisik bahwa penerang yang digunakannya itu bukan berasal dari lampu miliknya, tetapi lampu milik orang lain. Menggunakan hak orang lain tanpa ijin adalah suatu dosa, Maka Rabi'at Adawiyah tersadar dan merobek jahitannya kembali. Read More..

Minggu, 23 Januari 2011

Riyadha Untuk Menguasi Nafsu

Dan hendaklah setiap diri ( seseorang ) memperhatikan apa yang dia ajukan hari esok, Yakni apa yang dia kerjakan untuk Kiamat. ( QS. Al Hasyr 18 )
 
Al- Hujjatul Syeh Iman Al Ghazali berpesan; ketahuilah wahai manusia, sesungguhnya nafsu yang selalu memerintahkan kejahatan ( nafsu amarah ) adalah lebih jahat dan lebih gencar memusuhimu dari pada iblis, Setan bisa menjadi kuat menguasaimu hanya dengan pertolongan hawa nafsu dan kesenangan-kesenanganya. untuk itu jangan sampai nafsu menipumu dengan angan-angan kosong dan tipu daya, Karena di antara ciri khas nafsu adalah merasa aman, lengah, santai, lampat, dan malas, jadi semua ajakannya adalah batil dan segala sesuatu yang timbul darinya adalah tipu daya belaka, jika engkau puas dengannya dan mengikuti perintahnya, engkau tentu celaka, jika engkau lengah menelitinya, engkau akan tenggelam, jika engkau lemah untuk melawannya dan mengikuti saja kesenanganya, tentu dia akan membimbingmu ke neraka, nafsu tempat simpanan kekayaan iblis dan tempat berlindung setiap kejahatan yang tidak akan mengetahui nafsu itu kecuali tuhan yang menciptakannya, maka hendaknya engkau takut ke pada Allah, Sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
jika seorang berpikir tentang umurnya yang telah berlalu dalam mencari akherat, maka pemikiran ini dapat membersihkan hati. Dapat mempertajam mata batin dan indra keenamnya, Rasulullah saw, bersabda, ''Berpikir satu jam lebih baik dari pada beribadah setahun,''
 
Bagi orang-orang berakal hendaknya segera bertaubat dari dosa-dosa yang telah lalu. kemudian bertafakur ( berpikir ) terhadap hal-hal yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah. mwmikirkan apa kiranya yang dapat menyelamatkan kelak di kampun akhirat.karena itu hendaknya memupus anga-angan kosong, Seharusnya pula ia segera bertaubat dan ingat kepada Allah, meninggalkan larangan-laranganNya, berusaha menjadi orang yang sabar dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsunya. Karena nafsu itu ibarat berhala, maka barangsiapa mengabdi kepada nafsunya, berarti dia telah mengabdi kepada berhala. Barangsiapa mengabdi kepada Allah dengan ikhlas, maka dialah orang yang mau mengalahkan hawa nafsunya.
sesungguhnya telah banyak dicontohkan oleh para sahabat dan ulama salafus sufi, bagaimana mereka mengekang hawa nafsunya. Seperti halnya Malik bin Dinar, yang dikenal kaya itu, suatu ketika nafsunya sangat ingin merasakan buah tin. Namun akhirnya Malik Bin Dinar mencegahnya.
 
Diceritakan bahwa suatu hari Malik Bin Dinar berjalan di pasar Basrah, Ia melihat pedagang yang menjual buah tin, Kebetulan saat itu ia tidak membawah uang. Karena sangat ingin merasakan buah tin, maka dicopotlah sandalnya untuk ditukar dengan buah tin,''Bolehkah aku menukar sandal ini dengan beberapa buah tin yang kau jual?''kata Malik Bin Dinar kepada pedagang buah tin. Namun pedagang menolak, ''Sandalmu tidaklah cukup untuk ditukar dengan sebuah tin,''Malik Bin Dinar pun berlalu meninggalkan pedagang tersebut.
Sepeninggal Malik Bin Dinar, seorang kawan pedagang berbisik,'' Apakah engkau tidak tahu, siapa orang yang menukar sandalnya dengan buah tin tadi?,''pedagang tin penasaran,''Siapakah dia?,''jawab temannya,''Sesungguhnya dia adalah Malik Bin Dinar, orang terkaya di Baghdad,''Maka pedagang tin tersebut mengisi buah tin senampan penuh lalu menyuruh pegawainya untuk menyusul Malik Bin Dinar. Kata pedagang kepada pelayannya,''Seandainya Malik Bin Dinar mau menerimah buah tin ini, tentu engkau akan merdeka sebagai budak seketika. maka susullah dia dan berikan buah tin ini!,''
Budak ( pelayan ) tersebut berlari menyusul Malik Bin Dinar,''Terimahlah buah tin ini dariku!''ujar sang budak , Namun Malik Bin Dinar menolak. Ia telah mampu menahan nafsunya untuk merasakan buah tin. Kata budak membujuk,''Terimahlah karena di dalamnya mengandung kemerdekaanku sebagai budak,''jawab Malik Bin Dinar,''Tidak Aku telah mengekang hawa nafsuku dari buah tin, Kalau di dalamnya terdapat kemerdekaanmu, maka di dalamnya pun mengandung siksa bagiku. Aku bersumpah tidak akan menjual agama dengan tin dan aku tidak akan memakan buah itu sampai Kiamat,''
 
Diceritakan pula, menjelang kematiannya, Malik Bin Dinar menderita sakit, Sesungguhnya saat itu dia sangat ingin merasakan semangkuk mau dan susu untuk dicampur dengan roti panas. Seorang pelayan kemudian membawahkannya, namun Malik Bin Dinar mengekang nafsunya untuk merasakan makana itu, Bahkan ia menyingkirkannya, seraya berkata,''Wahai nafsu, engkau telah sabar selama tiga puluh tahun dan umurmu sekarang tinggal sesaat saja,'' Dia membuang mangkuk dan menahan keinginanya hingga meninggal dunia.
Ali bin Abu Thalib berkata,''Aku dan nafsu ibarat seorang penggembala dengan kambingnya, Setiap dia mengumpulkan kambing-kambing dari suatu arah, maka berpencarlah mereka dari arah yang lain, Barangsiapa yang membunuh nafsunya, dia akan dibungkus dengan kafan rahmat dan di kubur dalam bumi kemuliaan. Dan barangsiapa yang membunuh hatinya, maka dia akan mati dalam kafan laknat dan dikubur dalam bumi siksa.''
 
Yahya bin Muadz berpesan, ''perangilan nafsu dengan ketaatan kepada Allah dan riyadha, Riyadha adalah meninggalkan tidur, sedikin bicara, bertahan dari gangguan manusia, dan sedikit makan, Dari sedikit tidur , keinginan-keinginan hati manjadi baik, dari sedikit bicara akan selamat dari bahaya , dari kesabaran menghadapi gangguan manusia akan mencapai kemuliaan tinggi dan dari sedikit makan akan lenyap kesenangan nafsu,''
 
Daptlah disimpulkan bahwa jika seseorang banyak makan banyak tidur, maka ia akan dikuasai hawa nafsunya, dan gelaplah mata hatinya serta tumpul otaknya dalam bertafakur, oleh sebab itu, semaksimal mungkin seseorang harus melemahkan hawa nafsunya agar mendapatkan cahaya Ilahi.
 
 
Read More..

Kata-kata mutiara islam

* Ada dua perkara yang jika Anda Amalkan, Anda akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat: Menerima sesuatu yang tidak Anda sukai, jika sesuatu itu disukai Allah. Dan membenci sesuatu yang Anda sukai, jika sesuatu itu dibenci oleh Allah.”
(Abu Hazim)
* Ada enam perkara, apabila dimiliki oleh seseorang maka telah sempurnalah keimanannya : (1) memerangi musuh Allah dengan pedang, (2) tetap menyempurnakan puasa walaupun di musim panas, (3) tetap menyempurnakan wudhu walaupun di musim dingin, (4) tetap bergegas menuju mesjid (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) walaupun di saat mendung, (5) meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan walaupun ia tahu bahwa ia berada di pihak yang benar dan (6) bersabar saat ditimpa musibah.”
(Yahya bin Muadz)
* Ada tiga golongan orang yang paling menyesal pada hari kiamat : (1) orang yang memiliki budak ketika di dunia, ternyata pada hari kiamat budak tersebut memiliki prestasi amal yang lebih baik darinya, (2) orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah dengannya sampai ia meninggal dunia, kemudian harta tersebut diwarisi oleh orang yang memanfaatkan harta tersebut untuk bersedekah di jalan Allah, dan (3) orang yang mempunyai ilmu tetapi ia tidak mau mengambil manfaat dari ilmunya, lalu ilmu tersebut diketahui oleh orang lain yang mampu mengambil manfaat darinya.”
(Sufyan bin ‘Uyainah)
* Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu.”
(HR Ibnu Majah)
* Aku belum pernah melihat orang yang paling lama bersedih daripada al-Hasan. Ia berkata, kita tertawa, sementara bisa jadi Allah yang telah melihat amal-amal yang telah kita perbuat berfirman, ‘Aku tidak mau menerima amal-amal kalian sedikitpun.’”
(Yunus bin ‘Ubaid)
* Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.”
(HR Abu Daud)
* Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”
(‘Amir bin ‘Abdi Qais)
* Aku tidak suka menjadi seorang pedagang budak. Akan tetapi, menjadi pedagang budak lebih aku sukai daripada aku menimbun bahan makanan sambil menunggu naiknya harga yang memberatkan sesama muslim.”
(Yazid bin Maisaroh)
* Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).”
(Fudhail bin ‘Iyadh)
* Apa pendapat Anda bila ada seseorang yang pakaiannya terkena air kencing, lalu ia hendak mensucikannya dengan air kencing pula? Mungkinkah air kencing itu dapat mensucikannya? Tentu saja tidak! Kotoran tidak dapat disucikan kecuali dengan sesuatu yang suci. Begitu pula halnya keburukan yang pernah kita lakukan, tidak akan dapat terhapus kecuali dengan memperbanyak melakukan kebaikan.”
(Sufyan ats-Tsauri)
* Apabila akhirat ada dalam hati, maka akan datanglah dunia menemaninya. Tapi apabila dunia ada di hati maka akhirat tidaklah akan menemaninya. Itu karena akhirat mulia dan dermawan, sedangkan dunia adalah hina”
(Abu Sulaiman Ad Daroni)
* Apabila Anda berharap agar Allah senantiasa menganugerahkan kepada Anda apa-apa yang Anda cintai dan sukai maka hendaklah Anda senantiasa menjaga dan melaksanakan apa-apa yang dicintai dan disukai oleh Allah.”
(Salah seorang ahli hikmah)
* Apabila kalian senang Allah ta’ala dan Rasul-Nya mencintai kalian, maka tunaikanlah amanah kalian, dan benarlah jika berbicara, dan bertetanggalah dengan baik kepada tetangga kalian.”
(HR Imam Suyuthi)
* Ayahku pernah mengatakan bahwa apabila ‘Ali bin al-Husain selesai berwudhu dan telah bersiap untuk shalat, tubuhnya akan gemetar dan menggigil. Pernah ada seorang lelaki yang bertanya kepadanya tentang hal itu, maka ‘Ali bin al-Husain menjawab, ‘Celakalah Engkau! Tidakkah kau tahu, kepada siapa aku akan menghadap? Dan kepada siapa aku akan bermunajat?’”
(al-’Utaibi)
Read More..

Menumbuhkan Cinta Sejati

Salafus sufi berpendapat bahwa cinta sejati hanyalah cinta terhadap sang Khaliq, Cinta kepada Makhluk bukanlah cinta sejati. Karena '' kekasih ' yang memberikan cintanya secara tulus tanpa mengharaptkan imbalan apa pun hanyalah Allah.
Maka jika seseorang mampu menempatkan cintanya secara hakiki dan sejati hanya kepada Allah, dengan mudah dibukakan mata ba-tinnya.

Cinta sejati itu tidak butuh bersinggungan secara fisik. Cinta kepada Allah pun demikian. Meskipun tidak bersinggungan secara fisik, namun mata hati terbuka tajam untuk menatap' wajah ' nya,

Ibarat seseorang yang gila Laila karena sangat cintanya, Ketika ditanya,''Siapa namamu?''Dia justru menyebut, ''Namaku Laila,''Dan suatu hari ditanyakan padanya,''Bukankah gadis Laila telah mati?''Dia menjawab,''Sesungguhnya Laila di dalam hatiku tidak pernah mati, Akulah Laila,''Suatu ketika dia lewat di depan rumah Laila. Lalu seseorang menyapa,''Wahai orang gila, janganlah engkau melihat ke langit. Tetapi lihatlah pagar Laila, mungkin engkau bisa melihat dia!'' namun orang yang sudah' gila' cinta menjawab,''Aku telah cukup puas menengadah ke langit dan sebuah bintang yang bayanganya jatuh di atas rumah Laila,''

Diceritakan dari Manshur al-Hallaj. Di mana, orang-orang telah menahannya selama delapan belas hari. pada hari ketujuhbelas datanglah Asy-Subali ra, menjenguk ke tahanan, Asy Syubali berkata,''Wahai Mansur, jelaskan kepadaku, apakah kecintaan itu?''Mansur al - Hallaj menjawab,''jangan kau bertanya kepadaku hari ini, Tetapi tunggulah besok pagi!''

pada pagi harinya, orang-orang mengeluarkan al-Hallaj dari penjara dan menghamparkan alas dari kulit untuk membunuhnya.
pada saat itu lewatlah asy-Syubali, Al-Hallaj memanggil-manggil seraya berkata,''Hai Syubali, tanda awal kecintaan adalah kebakaran dan akhirnya adalah terbunuh,''Telah tertancap dalam hati al-Hallaj bahwa segala sesuatu selain Allah adalah batal ( tidak ada dalam kenyataan ) dan dia mengetahui bahwa hanya Allah yang haq, dia menjadi lupa dengan namanya sendiri pada saat tertacap nama Allah Yang Haq. Sehingga ketika di tanya siapakah dirinya? Maka dijawab,''Aku adalah Tuhan Yang Haq,''
Inilah cinta sejati, karena seseorang sangat mencintai Yang Haq ( Allah ) sampai-sampai lupa terhadap dirinya sendiri, sebagaimana seorang pemuda yang tergila-gila dengan Laila, maka ia lupa terhadap dirinya, semuanya tertuju dan untuk dicintai.
Seseugguhnya cinta hakiki ( kebenaran cinta ) terhadap Allah itu berada dalam tiga hal, Yaitu, seseorang yang cinta kepada Yang Haq, maka ia akan memilih firmanNya, dia akan memilih berkumpul dengan' Kekasihnya ' itu daripada berkumpul dengan yang lain , dia memilih keridhaan ''Kekasihnya'itu daripada keridhaan lain.

Isyqu ( sangat rindu ) dapat merusak segala macam hijab ( pembatas, penutup ) , dan membuka semua rahasia, Artinya, membuat mata hati terbuka terhadap segala yang gaib. Sedangkan Wujdu adalah kelemahan roh untuk memikul penguasaan cinta yang memuncak ketika adanya rasa nikmat dalam berzikir, sehingga seandainya sebuah anggota badan dari sekian anggota-anggota dipotong dia tidak akan merasakan sakit dan tidak menyadarinya.

Dzun Num al-Mushri pernah memasuki Masjidil Haram, Dia melihat seorang pemuda telanjang, terbuang dan terletak di bawah sebuah tiang karena sakit, pemuda itu merintih pilu, 
Lalu Dzun Nun menghampiri dan memberi salam.''Wahai anak muda, siapakah engkau?''Dia menjawab,''Aku adalah pengembara yang sedang rindu,''Dzun Num paham apa yang dikatakan pemuda itu. Maka Dzun Nun pun berkata,''Sesungguhnya aku pun orang sepertimu,''Dia menangis. Dzun Nun pun ikut menangis, Dia bertanya,''Apakah engkau juga menangis?''Dzun Nun menjawab,''Aku juga sepertimu,''Dia menangis lagi dengan suara sangat keras seakan-akan histeris, dan pada saat itu juga nyawanya keluar dari badannya, Ia telah mati.

Dzun Nun melepaskan sebagian pakaiannya untuk menutupi jasad pemuda itu. Lalu keluar masjid untuk mencari kain kafan. ketika kembali, Dzun Nun tidak menemukan jasad pemuda tersebut Dzun Nun bergumam,''Subhanallah,''Hati Dzun Nun yang peka dan tajam mendengarkan bisikan,''Wahai Dzun Nun sesungguhnya pengembara itu adalah orang yang dicari-cari oleh setan tetapi dia tidak dapat melihatnya, Dia juga dicari-cari malaikan Malik tetapi juga tidak diketemukannya,Dia juga dicari-cari malaikan Ridhwan tetapi dia tidak diketemukannya,''DzunNun berkata dalam hati,''Di tempat yang disenanginya yaitu di sisi tuhan Yang berkuasa,''( Disebutkan dalam kitab Zahrur Riyadh)

Begitulah orang-orang yang mempunyai rasa cinta hakiki kepada tuhannya, Cinta mereka mampu menembus hijab antara dirinya dengan,'' Yang dicintai,''

Tentang orang yang memiliki cinta hakiki, al Masyayikh berpendapat, yaitu sedikit bergaul dengan orang lain,banyak menyendiri, istiqamah dalam bertafakur, dan keadaan lahiriah nya diam, Dia tidak melihat jika dipandang, tidak menyahut jika dipanggil, Tidak paham jika diajak bicara, tidak bersedih hati jika terkenan musibah, ketika dia ditimpa kelaparan, dia tidak mengerti, jika telanjang dia tidak menyadari telanjangnya, Dia selalu memandang Allah swt dalam kesendiriannya, merasa tenteram dengannya dan berbisik kepadanya, dan dia tidak akan ikut berebut dengan orang-orang ahli dunia di dalam hal duniamereka,''

Kecintaan kepada Allah seperti yang digambarkan di atas dapat menjadikan seseorang mampu membuka hijab keajaiban, Menjadikan seseorang mampu mempertajam mata batin dan indra keenam.



Read More..

Sabtu, 22 Januari 2011

Takwa Kepada Allah

Ketajaman mata hati dan indra keenam merupakan Karomah, Seseorang tidak bisa dengan mudah mencapai karomah jika Allah tidak menghendaki, karomah itu datangnya dari pemberian Allah. kemurahan Allah itu dapat dicapai apabila sang hamba bertakwa kepadanya.

Takwa akan dapat dilakukan dengan baik dan terarah apabila seseorang memiliki ilmunya. Adapun ilmunya adalah  memahami apa makna takwa dan sejauh mana amalan yang harus dikerjakan.

Takwa mempunyai makna patuh dan taat, Seseorang yang bertakwa, secara ikhlas ia mematuhi atau mentaati setiap aturan dari tuhannya.

Syekh Nashr Abadzi seorang ulama sufi terkenal mendefinisikan takwa, Takwa menurutnya adalah seorang hamba yang tidak takut kepada apapun kecuali hanya kepada Allah swt. Barangkali takut yang dimaksud oleh Nashr bukanlah seperti seseorang yang takut terhadap binatang buas. Takut terhadap binatang buas, memiliki kecenderungan untuk menjauhi atau menghindari, Namun takut dalam kaitannya takwa justru seseorang semakin berusaha semakin mendekat.

sementara itu, Sahal berpendapat bahwa takwa itu adalah meninggalkan perbuatan dosa, katanya,''Barang siapa yang menginginkan agar takwanya benar, maka dia harus meninggalkan semua perbuatan dos.''Nashr Abadzi menandaskan,''Barang siapa yang selalu bertakwa, maka dia merasa tidak keberatan meninggalkan duniawi sebagaimana firman Allah swt:
Kampung akherat lebih baik bagi orang -orang bertakwa, apakah kamu sekalian tidak berpikir? 
( QS, Al An' am 32 )
 
Al Washiti mengatakan,''Yang dimaksud takwa adalah orang yang selalu memelihara kepatuhannya,''Sebagaimana ulama sufi berpedapat,''Orang yang mampu mewujudkan ketaatannya, maka Allah akan memudahkan hatinya untuk berpaling dari kemewahan duniawi,''
 
Sementara itu, Abu Bakar Muhammad ar- Rudzabari berkata, ''Yang dimaksud takwa adalah meninggalkan sesuatu yang dapat menjauhkan diri dari Allah swt.
 
Dzun Num al- Mishri,''Yang dimaksud orang bertakwa adalah orang yang tidak mengotori jiwa lahir dengan hal-hal yang bertentangan dan tidak mengotori jiwa batin dengan interaksi sosial dalam kondisi demikian, orang itu akan mengadakan kontak dengan Allah dan dapat berinteraksi secara sosial,''
 
Menurut Ibnu Atha'illah, bahwa takwa itu dapat dikatagorikan menjadi dua bagian, yakni takwa lahir dan takwa batin, takwa lahir adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang, Sedangkan takwa batin ialah niat dan ikhlas,''
 
Adapun Hafsh berpendapat,''Takwa harus ditanamakan pada perbuatan yang halal murni, bukan pada yang lain,''Sementara Abu Husain al- Zunjani berkata,''Barangsiapa yang mempunyai modal takwa, maka berbagai ungkapan sifat buruk akan tertolak,''
 
Orang yang bertakwa adalah orang yang taat atau patuh, Dimana saja dan kapan saja akan mengabdi, jika Allah melarang sesuatu, maka dengan hati ikhlas ia meninggalkannya, dengan hati gembira, ia akan menjauhinya, justru hatinya akan bersedih apabila dia terlanjur melakukan larangan Allah. Orang yang bertakwa, tentu taat menjalankan perintahnya, Ketaatan dalam melaksanakan perintah merupakan suatu kesenangan dan kegembiraan, Ia selalu rindu untuk menunaikan perintah -perintahnya, perbuatan baik merupakan perintah Allah, maka orang yang bertakwa selalu rindu dan cenderung ingin senantiasa berbuat baik.
 
Ulama-ulama sufi jaman dahulu sampai berhati-hati terhadap larangan Allah, Sangat berhati-hati menjaga dirinya dari perbuatan buruk, Seperti halnya yang dialami oleh Ibnu Sirri.
Diceritakan, suatu ketika Ibnu Sirri membeli minyak samin beberapa kilogram, Namun seorang pemuda mengeluarkan tikus dari timbangan itu, Ibnu Sirri herat, Ia bertanya,''Dari manakah engkau mengeluarkan binatang itu?''pemuda tersebut hanya menjawab,''tidak tahu,''Saking hati-hatinya hasil timbangan minyak samin itu tidak beres- khawatir terkenan syubhat - maka Ibnu Sirri menumpahkan minyak samin ke tanah . Hal yang sama dialami pula oleh Abu Yazid, Ia pernah membeli minyak wangi di kota Hamdzan, Abu Yazid mendapat kelebihan dari minyak tang dibelinya, Ketika ia pulang ke kota Bustham, yaitu sebuah kota di Khurasan yang terletak pada gugusan lereng pegunungan datar, dia melihat semut di dalam minyak wangi itu , setelah itu ia kembali ke Hamdzan dan meletakan dua semut itu di tempat penjual,''
 
Demikian hati-hatinya menjaga diri agar tidak terkena dosa, walaupun dosa itu samar- para ulama sufi selalu berperilaku baik, Mereka tidak ingin merugikan orang lain, Bahkan tumbuhan atau binatang sekalipun. 
Diceritakan bahwa suatu ketika Yazid mencuci pakaiannya, Ketika itu ia bersama salah seorang temannya, Temannya berkata,''pakaian basah ini kita jemur saja dengan menarik tali di dinding dekat pohon anggur itu,''Mendengar niat temannya itu, Yazid berkata,''jangan kau meletakkan pasak di atas dinding orang lain,''Temannya bertanya lagi,''Apakah harus kita jemur di atas rumput?''jawab Yazid,''jangan, Rumput itu makanan binatang. Kita tidak boleh menutupnya,''Temannya putus asa, lalu bertanya ,''Lalu, dijemur dimana?''Yazid membalikkan badannya dan membongkok, Ia menunjukkan punggugnya dan menghadapkannya ke matahari.''jemur pakaian itu di punggungku!''
 
Pernah juga Yazid memasuki sebuah perkampungan sebagaimana tradisi di jamannya, setiap lelaki dewasa membawa tongkat, Di suatu tempat, Ia istirahat, Ia menancapkan tongkatnya di atas tanah dekat tongkat orang lain, Namun tongkat orang lain tersentuh dan jatuh ke tanah, pemiliknya memungut dan pergi , Yazid lalu mencari rumah pemilik tongkat dan meminta maaf.
 
Hal-hal yang orang awwam dianggap sepele, namun penting bagi orang -orang Khawwas 
( orang-orang yang telah menempuhjalan ma' rifat) 
              
                                                                                        ( sastra sang pengembara ) 22-1 2011/ 2107
 
 
   









Read More..